Soccer Football - Champions League - Round of 16 First Leg - Paris St Germain v Real Madrid - Parc des Princes, Paris, France - February 15, 2022 Paris St Germain's Lionel Messi REUTERS/Gonzalo Fuentes
Sumber: Tribunnews.com

Warta21.com Lionel Messi seperti kehilangan tajinya bermain bersama Paris Saint-Germain (PSG) di Ligue 1 musim ini.

Sejak kepindahannya dari Barcelona menuju PSG, Lionel Messi hanya mampu mencetak 2 gol dari 15 pertandingan di Ligue 1.

Jelas catatan tersebut cukup mengecewakan untuk sosok salah satu pemain terbaik di Dunia itu.

Lionel Messi memang sengaja didatangkan oleh PSG untuk merebut kembali takhta gelar juara Ligue 1 dari tangan Lille.

Sekaligus memberi gelar Liga Champions bagi Les Parisiens untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.

Namun, alih-alih menunjukkan magis yang sama seperi kala La Pulga bermain untuk Barcelona, penampilannya justru jauh dari apa yang diharapkan.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa degradasi performa bisa terjadi kepada sosok fenomal seperti Lionel Messi?

Ekspresi striker Paris Saint-Germain asal Argentina, Lionel Messi (kanan) usai gagal mencetak gol melalui tendangan penalti dalam laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions antara Paris Saint-Germain (PSG) melawan Real Madrid di Stadion Parc des Princes, Paris, Perancis, Rabu (16/2/2022) dini hari WIB. PSG berhasil memetik kemenangan dengan skor 1-0 (0-0). AFP/ALAIN JOCARD (AFP/ALAIN JOCARD)

Masalah cedera dan adaptasi taktik Pochettino

Lionel Messi dalam kondisi yang tidak bugar di kedatangannya menuju Paris Saint Germain, kondisi fisik dan cedera di kakinya membuat ia berkali-kali harus menepi.

Jika dikalkulasi, La Pulga dipaksa menepi dari 10 pertandingan bersama Les Parisiens karena mengalami cedera di kakinya.

Kondisi tersebut membuat adaptasi yang dilakukan Lionel Messi begitu terhambat, beli lagi ia harus menyesuaikan filosofi permain yang diusung oleh Pochettino.

PSG bukanlah tim yang mengandalkan tiki taka untuk menyerang seperti yang biasa Messi lakukan di Barcelona.

Les Parisiens lebih mengandalkan kualitas pemain dari pada mengutamakan kolektivitas pemain.

Dilansir FBref, rata-rata penguasaan bola Paring Saint Germain hanya sebanyak 58%, jika dibandingkan dengan Messi saat di Barcelona, mereka bisa mencapai 65% penguasaan bola per pertandingannya.

Hal tersebutlah yang membuat Messi seperti kehilangan ketajamannya di depan gawang, ia membutuhkan aliran bola cepat dan permainan dari kaki ke kaki untuk menerobos pertahanan lawan.

Sedangkan di PSG hal tersebut begitu jarang dilakukan.

Faktor Usia & kedalaman skuat PSG

Lionel Messi akan berusia 35 tahun di bulan Juni mendatang, artinya ia sudah dianggap pemain uzur yang tidak berada di usia emas lagi.

Pergerakan Messi mulai lambat, ia tak bisa selincah dulu yang dapat melewati 4 hingga 5 pemain dengan mudahnya.

Sejak musim lalu, La Pulga memang sudah dikritik lantaran lebih banyak berjalan dari pada berlari di lapangan, ia juga jarang sekali terlibat dalam proses bertahan Barcelona.

Untungnya, bersama Blaugrana ia disokong oleh barisan gelandang berkelas yang dapat meng-cover pergerakan Messi sekaligus melayaninya untuk bermain satu dua.

Bersama PSG, hanya ada Marco Verratti sebagai gelandanf yang memiliki visi bermain sehebat Busquets ataupun De Jong seperti di Barcelona.

Jadi tidak heran, Messi yang lebih banyak berjalan di Barcelona mampu menciptakan gelontoran gol, sedangkan bersama PSG ia tidak dapat melakukannya.

Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakMillen Cyrus Minta Dimakamkan Sebagai Lelaki, Walau Cantik
Artikulli tjetërLiga Italia : Udinese vs Lazio Tertahan Imbang 1-1

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini