Serangan Israel ke Jalur Gaza telah memasuki hari ketiga puluh satu, dan tidak ada tanda-tanda bahwa mereka akan segera berhenti dengan gencatan senjata.
Selama pengeboman massif di Gaza yang berlangsung sepanjang malam, 18 organisasi kemanusiaan, termasuk PBB, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera”.

Sebagaimana dikutip oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Senin (6/11/2023), berikut adalah update tambahan tentang perang di Timur Tengah.

Jumlah Kematian di Gaza Tembus 10.000

Menurut kementerian kesehatan yang dipimpin Hamas.

Lebih dari 4.000 anak terbunuh di Gaza, kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada wartawan, menggambarkan wilayah yang dibombardir sebagai “kuburan bagi anak-anak”.

Serangan terbaru Israel semalam menewaskan 292 orang, termasuk satu-satunya rumah sakit jiwa di Gaza dan dua rumah sakit anak.

baca juga : Ardhito Pramono Mengumumkan Pisah dari Istri: Aku Selalu Cinta Kamu

Kuburan di Palestina Hampir Penuh

Menurut Laporan Al Jazeera, pemakaman di Gaza semakin sulit karena kondisi dan serangan yang terjadi, dan kuburan hampir penuh.

Setelah serangan tersebut, proses pemakaman dipersingkat dan sebagian besar jenazah tidak dapat diidentifikasi. Laporan tersebut menyatakan bahwa banyak orang yang meninggal dunia dikuburkan tanpa ada anggota keluarga yang meratapi atau menguburkan mereka.

Rumah sakit di Gaza Kolaps

Dilaporkan bahwa rumah sakit terbesar di Gaza, Rumah Sakit al-Shifa, akan segera ditutup jika tidak ada bahan bakar yang dapat masuk ke Jalur Gaza.

Hal ini membuat nasib sekitar 40.000 pengungsi yang mencari perlindungan di rumah sakit, ribuan warga Palestina yang terluka, dan bayi di inkubator, menjadi tak pasto.

Kabinet Netanyahu memutuskan untuk tidak mengizinkan bahan bakar masuk ke Gaza. Selain itu, mereka tidak memberikan prasyarat apa pun tentang cara bahan bakar dapat masuk ke Gaza. Akibatnya, rumah sakit tidak memiliki pilihan selain terus beroperasi.

UE Tingkatkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Uni Eropa akan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza sebesar 25 juta euro, atau sekitar Rp416 miliar. Ursula von der Leyen, presiden Komisi Eropa, mengumumkan ini.

Von der Leyen menyatakan dalam pidatonya di Brussels bahwa Uni Eropa akan menghabiskan total 100 juta euro untuk bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza dengan melakukan hal ini.

Setelah serangan Hamas terhadap Israel bulan lalu, Uni Eropa mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan kembali seluruh bantuan pembangunan sebesar 691 juta euro (Rp11,5 triliun) untuk Palestina sebelum membatalkan keputusan tersebut, karena banyak kritik dan tanggapan negatif terhadap keputusan tersebut.

baca juga : Di Korea, Megawati Meningkatkan Popularitas ASEAN

Permintaan Turki

Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menlu Turki Hakan Fidan menyebut negaranya meminta ‘gencatan senjata tanpa syarat’ di Gaza.

Sampai saat ini, belum ada pernyataan bersama namun media telah mendapat informasi bahwa mereka membahas beberapa isu, khususnya perang di Gaza dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel.

Pihak AS berusaha meyakinkan para pejabat Turki untuk memberikan tekanan lebih besar terhadap Hamas dan memaksa Hamas membebaskan para tawanan. Namun posisi Turki sangat jelas mengenai masalah ini. Mereka mengatakan pembebasan tahanan harus bersifat timbal balik, dimana Hamas melepaskan tawanan dan Israel membebaskan tahanan Palestina.

Turki juga meminta gencatan senjata tanpa syarat dan mengatakan harus ada mekanisme internasional untuk mematuhi gencatan senjata tersebut, dan Ankara akan menjadi penjaminnya.

 

PM Irak Buka Suara

Berbicara setelah presiden Iran, PM Irak mendesak negara-negara untuk menekan Israel agar berhenti menyerang warga sipil guna menghindari konflik yang lebih luas.

“Mereka yang tidak menginginkan perluasan perang ini harus memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan pembantaian terorganisir ini,” kata Mohammed Shia al-Sudani.

Ia menambahkan bahwa perang yang sedang berlangsung bukan hanya akibat dari serangan tanggal 7 Oktober, tetapi juga akibat pengusiran paksa warga Palestina selama bertahun-tahun dan “penistaan” Masjid Al-Aqsa.

Al-Sudani menuduh komunitas global tidak berbuat banyak dalam melaksanakan resolusi internasional dan gagal memenuhi kewajibannya.

 

Iron Dome Israel Eror

Iron Dome Israel dilaporkan eror dan malfungsi sesat setelah ditembakkan oleh sistem pertahanan udara pada Minggu (5/11/2023) malam waktu setempat. Alhasil salah satu sistem pertahanan tercanggih di dunia itu malah menghantam rumah dan rumah sakit di Tel Aviv, Israel.

Peristiwa yang menyatakan pesawat pencegat meledak di wilayah Israel ini terekam dalam sebuah video yang dirilis oleh jaringan berita pro-Palestina, Quds News Network pada Senin (6/11/2023).

“Pencegat Iron Dome Israel dilaporkan tidak berfungsi. Rudal-rudal dari sistem tersebut terlihat berputar balik dan menghantam rumah-rumah dan sebuah rumah sakit di Tel Aviv,” demikian postingan @QudsNen melalui media sosial X.

Israel sendiri belum mengomentari laporan tersebut.

baca juga : Ketergantungan Parah, Real Madrid Setengah Sekarat Tanpa Gol Bellingham

Hizbullah-Israel Makin Panas

Para pejabat Israel mengatakan mereka bertindak berdasarkan intelijen ketika menargetkan mobil yang mereka yakini membawa “teroris” pada Minggu. Namun mereka membunuh tiga anak dan seorang nenek yang merupakan warga sipil Lebanon.

Setelahnya Hizbullah melakukan serangan dengan menembakkan rentetan roket yang menargetkan sebuah kota di Israel. Namun kedua belah pihak memahami dampak perluasan konflik hingga ke Lebanon selatan.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan jika ada warga sipil yang terbunuh, maka responsnya adalah serangan di Israel.

Prancis Bakal Kirim Puluhan Kendaraan Lapis Baja ke Lebanon

Prancis akan mengirimkan lusinan kendaraan lapis baja kepada tentara Lebanon agar mereka dapat melaksanakan misi patroli dengan baik di negara tersebut. Kabar ini disampaikan Menteri Pertahanan Lebanon Sebastien Lecornu.

Ketegangan meningkat di perbatasan Israel-Lebanon akibat pertempuran yang sedang berlangsung antara kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah dan tentara Israel.

Berbicara kepada surat kabar Lebanon L’Orient Le Jour, Lecornu menambahkan bahwa sangat penting untuk memperkuat tentara nasional Lebanon sehingga dapat berkoordinasi dengan baik dengan pasukan penjaga perdamaian PBB.

sumber  : cnbcindonesia.com

 

Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakArdhito Pramono Mengumumkan Pisah dari Istri: Aku Selalu Cinta Kamu
Artikulli tjetërWhatsApp Segera merilis Fitur Verifikasi Email

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini