Warta21.com – ernahkah kamu merasa sakit pada punggung bagian belakang atau beberapa sendi? Bisa jadi kamu terkena osteoporosis.

Secara harfiah, osteoporosis dapat berarti tulang keropos karena kepadatan dan kualitas tulang berkurang. Apabila terus dibiarkan, risiko patah tulang akan meningkat, lho!

Kerusakan tulang ini terjadi secara ‘diam-diam’ karena seringkali tidak menunjukkan gejala sampai fraktur pertama terjadi. Untuk alasan ini, osteoporosis kerap disebut sebagai “silent epidemic”.

Penyebab osteoporosis

Tahukah kamu bahwa 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria berusia di atas 50 tahun, memiliki risiko patah tulang karena osteoporosis? Hal ini karena seiring bertambahnya usia, hilangnya massa tulang akan lebih cepat daripada proses pembentukannya.

Tulang mengalami proses pembaruan secara konstan sehingga tulang yang lama akan hancur dan diganti dengan tulang yang baru. Saat kamu masih muda, tubuh dapat membuat tulang baru lebih daripada proses pemecahan tulang tua. Selain itu, massa tulang akan meningkat ketika masih muda.

Namun, mulai usia 20-an, proses ini akan melambat sehingga sebagian besar orang akan mencapai puncak massa tulang ketika berusia 30 tahun. Semakin tinggi massa tulang puncak, akan semakin banyak pula tulang yang ‘disimpan’ sehingga kemungkinan terkena osteoporosis juga semakin kecil.

Dilansir dari Halodoc, berikut sejumlah faktor risiko osteoporosis yang dapat dimodifikasi atau dicegah, yakni:

1. Hormon Seks

Hal ini dapat terjadi karena rendahnya kadar estrogen sehingga berkaitan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Bahkan, menopause juga dapat menyebabkan osteoporosis pada perempuan.

Sementara itu, kadar testosteron yang rendah pada laki-laki juga dapat menyebabkan munculnya penyakit ini. Namun, hal ini dapat dicegah dengan perubahan pola makan serta terapi hormonal.

2. Anoreksia Nervosa

Pada kondisi ini, tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Hal ini menyebabkan kurangnya komponen yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan kepadatan tulang.

3. Kekurangan kalsium

Kurangnya kamu mengonsumsi kalsium dan vitamin D membuat tulang rentan rapuh.

4. Penggunaan jenis obat-obatan tertentu

Hindari penggunaan obat-obatan yang membuat tulangmu rentan rapuh.

5. Kurangnya aktivitas fisik atau malas berolahraga

Masa pandemi membuatmu malas beraktivitas, sehingga tulang pun butuh asupan seperti berolahraga.

6. Merokok dan konsumsi alkohol

Sudah dipastikan kedua kebiasaan ini membuat banyak kerugian bagi tubuhmu. Tak terkecuali dengan tulangmu.

Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, antara lain

1. Jenis kelamin. Hal ini karena perempuan lebih rentan mengalami pengeroposan tulang atau osteoporosis daripada pria.

2. Usia. Sebagai penyakit degeneratif, osteoporosis kerap dialami oleh para lansia sekitar usia 40 tahun ke atas.

3. Perempuan beretnis Kaukasia dan Asia akan memiliki risiko lebih tinggi ketimbang perempuan Hispanik dan kulit hitam.

4. Terdapat riwayat keluarga yang terkena osteoporosis

Gejala Osteoporosis

Gejala osteoporosis pada lansia kerap tidak terlihat. Meski demikian, menurut laman Kemkes kamu dapat mendeteksinya dengan merasakan sejumlah gejala berikut

– Postur yang bungkuk, sering terlihat pada orang lanjut usia.

– Sering mengalami cedera, keretakan tulang, hingga tulang yang lebih rentan patah.

– Tinggi badan yang menurun dari waktu ke waktu.

– Sakit punggung berkepanjangan karena tulang belakang yang patah atau kolaps.

 

Sumber : Medcom.id

Baca Juga : Berikut Ini Ciri-ciri dan Gejala yang Harus Kamu ketahui Tentang Penyakit TBC!

Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakSurabaya berpotensi hujan di siang hari
Artikulli tjetër2 Pemuda Mabuk Tabrak Warung Penyetan di Sukomanunggal Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini