Sumber: Tribunnews.com

Warta21.com – Ribuan aparat kepolisian menyerbu Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo pada Selasa (8/2/2022).

Hal ini dilaporkan oleh Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta sekaligus kuasa hukum warga Desa Wadas, Julian Duwi Prasetia.

Dikutip dari Kompas TV, Julian mengatakan terdapat ribuan aparat bersenjata lengkap menyerbu Wadas.

“Iya, benar. Warga masih Mujahadahan di masjid dan masih dikepung polisi,” ujarnya

Keterangan yang sama juga diinformasikan oleh akun Twitter @Wadas_Melawan.

“Ribuan polisi sudah sampai jalan depan masjid, di mana seluruh masyarakat berkumpul, bermujahadah bersama di masjid.”

“Diduga polisi tersebut juga mencopot dan merusak banner di sepanjang jalan,” tulis @Wadas_Melawan.

Dikutip dari Kompas.com, mengenai kedatangan aparat kepolisian ini dalam rangka proses pengukuran lahan untuk pembangunan proyek Bendungan Bener.

Masih dari Kompas.com, saat proses pengukuran lahan tersebut, polisi menangkap 23 orang yang diduga hendak bertindak merusuh dengan bukti sejumlah senjata tajam yang dibawa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iqbal Alqudussy.

“Pada saat pengukuran, ada 23 orang yang diamankan. Saat itu mereka membawa senjata tajam, memprovokasi, serta membuat friksi dengan pihak lain yaitu pihak yang pro pembangunan (waduk),” jelas Iqbal pada Selasa (8/2/2022).

Namun dugaan tersebut langsung dibantah oleh warga Desa Wadas

Mereka mengatakan senjata tajam yang dibawa bukan untuk bertindak merusuh, tetapi dipakai bertani di ladang dan membuat kerajinan bambu.

“Kami biasa bekerja di ladang memakai alat-alat itu, seperti arit, bendo, pisau dan sebagainya.”

“Saat ratusan polisi merangsek ke Wadas, ada warga yang sedang mengayam besek (kerajinan bambu) pakai pisau, lalu langsung dibawa polisi,” ujar seorang warga Desa Wadas, Siswanto.

Penangkapan juga dialami oleh dua warga Desa Wadas yang sedang berada di sebuah warung kopi.

Diketahui, personel yang datang ke Desa Wadas tidak hanyalah polisi, tetapi juga TNI bersenjata lengkap.

Aparat gabungan ini akan berjaga di lokasi selama proses pengukuran tanah mulai 8-10 Februari 2022.

Terkait hal ini, Siswanto menyampaikan bahwa warga Desa Wadas sangat kecewa karena aparat keamanan justru bertindak anarkis kepada warga.

“Tidak mungkin berani kami melawan aparat yang jumlahnya ratusan, kami hanya warga biasa. Yang hanya bisa kami lakukan saat itu cuma berdoa, mujahadah di Masjid,” kata Siswanto.

Dikecam Berbagai Pihak

Kecaman mengenai penangkapan kepada warga di Desa Wadas pun bermunculan.

Salah satunya adalah dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindakan Kekerasan (KontraS).

Dikutip dari Tribunnews, kecaman dilakukan terkait penyerbuan serta penangkapan yang dilakukan oleh aparat keamanan.

KontraS menilai ribuan aparat yang turun dan menyisir Desa Wadas merupakan langkah intimidatif dan eksesif Kepolisian dalam menyikapi penolakan warga terhadap keberadaan pertambangan.

Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti juga menganggap penangkapan terhadap sejumlah warga tanpa alasan yang jelas menunjukan watak aparat yang represif dan sewenang-wenang.

“Terlebih jika berkaitan dengan kepentingan pembangunan atau investasi,” kata Fatia.



Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakMemanasnya Situasi, Polisi Tangkap 20 Warga Desa Wadas
Artikulli tjetërBingung Cari Kado Valentine Untuk Pria?

4 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini