warta21.com – Seruan boikot produk yang dituding pro-Israel sudah beberapa hari ini muncul di media sosial seperti X dan Instagram.

baca juga : 20 HP dengan Desain 3 Kamera Boba ala iPhone, Harga Mulai Rp900 Ribuan

Dalam kronologinya, banyak yang menuduh perusahaan multinasional di Amerika Serikat dan Eropa Barat mendukung Israel dalam membom Jalur Gaza dan Palestina.Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa pelarangan dukungan langsung maupun tidak langsung terhadap agresi Israel terhadap Palestina, sebagaimana tertuang dalam Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Undang-Undang Pendukung Perjuangan Palestina.

baca juga : BMKG: Mendung Surabaya Tak Murni Peralihan Musim Hujan, Tapi Juga Penumpukan Polusi

Umat ​​Islam juga didesak untuk sebisa mungkin menghindari memperdagangkan atau menggunakan produk-produk Israel, produk-produk yang berhubungan dengan Israel, atau produk-produk yang mendukung kolonialisme.

Meski demikian, MUI menegaskan lembaganya tidak pernah mempublikasikan daftar produk apa saja yang masuk dalam daftar boikot Indonesia.Daftar perusahaan dan produknya yang tampaknya mendukung kekejaman Israel beredar di media sosial.Faktanya, boikot tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di banyak negara lainnya.


Ada tujuan yang jelas di balik seruan ini.


Itu berarti mengakhiri atau menormalisasi dukungan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam tindakan Israel terhadap rakyat Palestina.
Gerakan global untuk memboikot produk Israel disebut BDS (Boycott, Divestment and Sanctions).
DBS adalah bagian dari upaya global untuk menentang pelanggaran Israel terhadap hak-hak Palestina.

Tanggapan Coca-Cola

Salah satu merek yang terkena seruan boikot adalah Coca-Cola, perusahaan pembuat minuman bersoda asal Negeri Paman Sam. Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Lucia Karina, menyebut aksi boikot adalah pilihan masing-masing konsumen di Indonesia. “Makanya aku tidak mau berkomentar karena ini menyangkut hak asasi dari masing-masing juga,” kata Lucia dikutip dari Antara. Namun demikian, lanjut Lucia, meski Coca-Cola asalnya dari Amerika Serikat yang merupakan sekutu paling dekat Israel, nyaris semua bahan pembuatan hingga tenaga kerja yang terlibat di fasilitas produksi berasal dari Indonesia.
baca juga : Serangan Israel ke RS Al-Shifa Jadi Bumerang, Ini Buktinya

“Yang jelas gini, apapun yang terjadi, semua produk-produk itu diproduksi oleh orang-orang Indonesia dengan menggunakan produk lokal Indonesia untuk Indonesia. Itu aja,” jelas dia. Sebagai perusahaan multinasional, bisnis Coca-Cola juga harus beradaptasi dengan perubahan, salah satunya terkait dengan isu-isu geopolitik. “Yang jelas, namanya dunia selalu bergerak dengan segala itu. Yang penting mari kita doakan untuk perdamaian dan kedamaian,” katanya. Selain minuman bersoda dengan merek Coca-Cola, perusahaan ini juga memproduksi minuman bersoda lainnya di Indonesia, yakni Fanta dan Sprite.

Respon Danone Sementara itu,

Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan, Danone tak punya pabrik dan tidak beroperasi di Israel. Sebagai entitas swasta, kata dia, Danone tidak memiliki afiliasi dengan politik di mana pun. “Misi Danone adalah meningkatkan kesehatan melalui makanan dan minuman. Danone merupakan entitas bisnis yang tidak memiliki keterkaitan atau melibatkan diri dalam pandangan politik ataupun hal-hal di luar wilayah bisnis,” kata Arif dikutip dari Tribunnews. Awalnya, Arif mengatakan Danone merupakan perusahaan publik yang beroperasi di 120 negara dengan karyawan dari beragam latar belakang etnis dan budaya. “Sebaliknya, Danone berkomitmen untuk menjadikan bisnis sebagai kekuatan untuk mengalirkan kebaikan kepada masyarakat,” sambung Arif.

Danone tidak memiliki afiliasi politik dengan konflik yang terjadi di Timur Tengah. Justru, sebut Arif, perusahaannya sudah banyak berinvestasi di Indonesia dan membuka banyak lapangan kerja. “Danone tidak memiliki pabrik dan tidak beroperasi di Israel. Di Indonesia, Danone memiliki 25 pabrik dengan 13.000 karyawan dan melayani lebih dari 1 juta pedagang di seluruh negeri,” kata Arif. Selain Aqua, mengutip laman resminya, beberapa merek Danone yang beredar di Indonesia antara lain susu formula SGM, Nutricia, Nutrilon, dan Bebelac. “Danone terus berkomitmen untuk mengembangkan investasinya di Indonesia demi turut membantu ekonomi, sosial dan kesehatan bangsa Indonesia,” lanjutnya

Jawaban Starbucks

Menanggapi berbagai tudingan yang disampaikan, manajemen Starbucks menyatakan, perusahaan tidak mendukung berbagai tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan. Pernyataan ini disampaikan Starbucks lewat laman resminya. “Kami dengan tegas menyatakan tidak mendukung tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan, sepenuhnya mendukung usaha perdamaian di dunia,” tulis Starbucks di laman resminya. Manajemen juga menyatakan, Starbucks dan mantan presiden perusahaan, Howard Schultz, tidak pernah memberikan dukungan finansial kepada Israel. Hal ini sebagaimana bentuk dari Starbucks yang merupakan organisasi non-politik. Pernyataan ini juga disampaikan dalam laman resmi perusahaan yang diperbaharui pada Oktober 2023. “Baik Starbucks maupun mantan pemimpin, presiden, dan CEO perusahaan, Howard Schultz, tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel dengan cara apa pun,” tulis Starbucks.

“Melihat situasi global yang terjadi saat ini, Starbucks Indonesia turut berduka cita dan menyatakan simpati yang terdalam bagi mereka yang menjadi korban, terluka, terlantar, dan terkena dampak akibat aksi yang keji,” tulis Starbucks. Sebagai informasi, Starbucks telah memiliki lebih dari 37.000 gerai yang tersebar di 85 negara sampai dengan paruh pertama 2023. Namun, Starbucks tidak beroperasi di Israel. Starbucks sebenarnya sempat muncul di Tel Aviv pada 2001. Akan tetapi, berselang 2 tahun kemudian, tepatnya pada 2003, Starbucks harus angkat kaki imbas kerugian yang dialami di Israel.

Klarifikasi McD

Sementara itu McDonald’s Indonesia atau McD merespons adanya isu waralaba ini memberikan bantuan makanan ke Israel. Restoran cepat saji ini pun ikut menjadi sasaran boikot. PT Rekso Nasional Food sebagai pemegang lisensi McD Indonesia memastikan tidak terlibat dalam pemberian dukungan itu.

Associate Director of Communications McDonald’s Indonesia Meta Rostiawati menegaskan, PT Rekso Nasional Food adalah perusahaan swasta nasional, yang sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha asli Indonesia dengan jumlah karyawan lebih dari 16.000 tenaga kerja lokal. “McDonald’s Indonesia merupakan entitas yang beroperasi secara independen dan tidak terafiliasi dengan kegiatan operasional maupun keputusan McDonald’s di negara lain, termasuk McDonald’s Israel,” kata dia dalam keterangannya dikutip dari Trubunnews. Mcd Indonesia menyatakan, sangat prihatin melihat eskalasi konflik baru-baru ini di Timur Tengah. “Sebagai pemegang waralaba yang memiliki peran dalam mengembangkan jaringan McDonald’s di Indonesia, simpati kami tujukan kepada para korban, keluarga mereka, dan komunitas yang terdampak,” tutur dia. Pihaknya berkomitmen untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan, menyajikan makanan dengan kualitas terdepan, dan memberikan manfaat yang besar bagi komunitas sekitar dan masyarakat Indonesia. “Kami akan terus berupaya menjadi bagian yang positif dari komunitas di mana kami beroperasi. Dedikasi kami sepenuhnya difokuskan untuk memberikan pengalaman McDonald’s yang disukai dan dipercaya pelanggan,” urai Meta.

sumber : kompas.com

Artikulli paraprak20 HP dengan Desain 3 Kamera Boba ala iPhone, Harga Mulai Rp900 Ribuan
Artikulli tjetër6 Fakta 2 Pesawat Tempur Super Tucano TNI AU Jatuh di Pasuruan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini