Warta21.com – Para ilmuwan dari Universitas Bristol di Inggris memprediksi bahwa di masa depan bumi akan ketambahan benua baru. Dalam penelitiannya, peneliti menyebut bahwa ‘benua super’ tersebut dapat memusnahkan semua makhluk hidup di bumi.
Benua super yang dimaksud merujuk bergabung benua-benua di dunia membentuk satu benua baru bernama Pangea Ultima, dalam waktu sekitar 250 juta tahun. Secara sederhana, ini merupakan konfigurasi semua benua di dunia, Asia, Afrika, Eropa, Amerika, dan Australia.
Para ahli mengatakan Pangea Ultima akan menjadi sangat panas dan kering. Diyakini benua itu hampir tidak dapat dihuni oleh manusia dan mamalia yang belum berevolusi guna dapat bertahan dalam paparan panas berlebih.
“Benua super yang baru muncul akan secara efektif menciptakan tiga dampak buruk yang terdiri dari efek kontinental, panas matahari, dan lebih banyak CO2 di atmosfer,” kata rekan peneliti senior di Universitas Bristol dan penulis utama makalah tersebut, Alexander Farnsworth, dalam rilisnya dikutip CNN International.
“Suhu yang meluas antara 40 hingga 50 derajat Celcius dan bahkan suhu ekstrem harian yang lebih besar lagi, ditambah dengan tingkat kelembapan yang tinggi pada akhirnya akan menentukan nasib kita,” tambahnya.
“Manusia, bersama dengan banyak spesies lainnya, akan mati karena ketidakmampuan mereka mengeluarkan panas melalui keringat, sehingga mendinginkan tubuh mereka,” kata Farnsworth lagi.
Para peneliti juga mensimulasikan tren suhu, angin, hujan, dan kelembaban di benua super tersebut. Mereka menggunakan model pergerakan lempeng tektonik, kimia laut, dan biologi untuk menghitung tingkat karbon dioksida.
Mereka menemukan bahwa pembentukan Pangea Ultima akan menyebabkan letusan gunung berapi yang lebih teratur. Ini juga melepaskan lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer.
“Matahari juga akan menjadi lebih terang, memancarkan lebih banyak energi dan semakin menghangatkan bumi,” tambah para ahli dalam laporan yang diunggah di jurnal Nature Geoscience.
Meskipun hal ini belum pasti, para ilmuwan prediksi masa depan umat manusia tampak “sangat suram”. Di mana hanya sekitar 8% hingga 16% daratan di benua super yang dapat dihuni.
“Karbon dioksida bisa mencapai dua kali lipat tingkat karbon dioksida saat ini meskipun perhitungan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa manusia sekarang berhenti menggunakan bahan bakar fosil,” jelas seorang profesor sistem bumi evolusi di Universitas Leeds dan rekan penulis laporan, Benjamin Mills.
“Jika tidak, kita akan melihat angka tersebut jauh lebih cepat,” tambahnya.
Karenanya ilmuwan mendesak mengatasi krisis iklim saat ini untuk mengatasi “kiamat” tersebut. Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah mengakibatkan jutaan kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.
“Sangat penting untuk tidak melupakan krisis iklim yang kita hadapi saat ini, yang merupakan akibat dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh manusia,” kata salah satu penulis studi yang lain, Eunice Lo, yang juga peneliti perubahan iklim dan kesehatan di Universitas Bristol.
“Meskipun kita memperkirakan planet ini tidak dapat dihuni dalam 250 juta tahun mendatang, saat ini kita telah mengalami panas ekstrem yang merugikan kesehatan manusia. Inilah mengapa sangat penting untuk mencapai emisi net-zero sesegera mungkin,” tambah Lo.
Sumber : cnbcindonesia.com
Baca Juga : BBM Pertalite Diganti Pertamax Green 92, Menteri Buka Suara