Warta21.com – PDAM akhirnya memberikan penjelasan terkait dengan terangkatnya aspal di Jalan Diponegoro akibat proyek rehabilitasi jaringan. Menurut Dirut PDAM Surya Sembada Arief Wisnu Cahyono, kejadian itu dipicu kontur tanah di lokasi proyek yang rentan bergeser bila menerima tekanan.
Arief memastikan, tanah yang mencuat tersebut sudah ditangani petugas di lapangan. Selepas menambal aspal, petugas kembali melanjutkan penggantian jaringan di Jalan Diponegoro. ”Karena usia pipa sudah tua. Dipasang pada 1954,” ungkapnya.
Jaringan PDAM di kawasan Pasar Kembang dan Jalan Diponegoro memang kerap bocor. Sebab, usianya sudah tua. Ketika bocor, pipa-pipa lawas itu hanya ditambal sulam. Namun, langkah tersebut ternyata tidak menyelesaikan masalah. Menurut Arief, penambalan jaringan bukan solusi yang permanen, terutama di kawasan Pasar Kembang.
Sebab, lokasi itu kerap dilewati kendaraan bertonase tinggi. ”Kalau sampai kerusakan parah, dampaknya luas. Diameter pipa di sana mencapai 600 milimeter. Termasuk jaringan primer,” terangnya.
Arief menepis anggapan bahwa kerusakan jalan tersebut disebabkan metode pengeboran saat pemasangan jaringan. PDAM memakai metode horizontal directional drilling (HDD). Menurut dia, cara itu paling efektif. Salah satu alasannya, waktu pengerjaannya lebih singkat. ”Kalau dengan galian terbuka, waktunya lama. Selain itu, menimbulkan kemacetan,” jelasnya.
Arief menyatakan, naiknya aspal jalan itu tidak masuk kategori masalah besar dan tidak mengganggu batas waktu penggarapan proyek. ”Targetnya tetap, Oktober rampung,” tegasnya.
Pakar Teknik Sipil Universitas Kristen (UK) Petra Handoko Sugiharto menegaskan, PDAM tidak bisa sepenuhnya menyalahkan kontur tanah dalam kejadian naiknya aspal di Jalan Diponegoro. Menurut dia, pengeboran berlangsung di kedalaman 5–6 meter.
Artinya, sedimen tidak terlalu padat. Handoko menduga, insiden itu disebabkan pekerja yang terburu-buru mengebor. Akibatnya, lapisan di dalam tanah terdorong ke atas. ”Nyembul ke luar sebetulnya tidak boleh, sangat membahayakan masyarakat dan pemakai jalan,” jelasnya.
Sementara itu, KBO Satlantas Polrestabes Surabaya AKP Satriyono menyampaikan, pihaknya tetap berjaga di sekitar area pengerjaan. Tujuannya adalah menjaga keamanan masyarakat, terutama saat malam.
Bila terjadi kepadatan lalu lintas, petugas bakal melakukan rekayasa lalu lintas. Dia pun telah mengimbau PDAM untuk meningkatkan komunikasi dengan petugas agar tidak terjadi insiden serupa. ”Kami upayakan segera terurai jika ada kemacetan,” ujarnya.
Sumber : jawapos.com
Baca Juga : Super Blue Moon 30 Atau 31 Agustus, Ini Jadwal Terlihat di RI