Warta21.com – Jalan A. Yani Surabaya, tepatnya di sekitar bundaran Taman Pelangi, sering macet saat jam masuk sekolah dan sepulang kantor. Untuk mengurai kepadatan lalu lintas, pemkot menyiapkan solusi. Yaitu, membangun flyover (FO) atau underpass.
Saat ini dua solusi itu masih dikaji Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya. DSDABM akan memilih solusi yang paling tepat untuk mengatasi kemacetan di seputaran bundaran Taman Pelangi.
Kabid Jalan dan Jembatan DSDABM Surabaya Adi Gunita menyampaikan, pihaknya tengah menyusun feasibility study (FS) atau studi kelayakan. FS itu ditargetkan rampung akhir tahun.
Menurut Adi, tujuan studi kelayakan adalah memastikan solusi yang hendak dipilih antara membangun FO atau underpass. Baik dari segi pembiayaan, kecepatan pengerjaan, maupun dampak terhadap lingkungan sekitar.
”Dampak terkecil dan paling efisien itu yang jadi rujukan kami. Saat ini masih bersifat usulan,” ujarnya.
Pembangunan FO atau underpass sangat dibutuhkan untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas. Rencananya, underpass atau FO dibangun mulai sisi utara menuju selatan dan sebaliknya.
Namun, DSDABM Surabaya belum dapat memastikan jarak proyek tersebut dan waktu dimulainya pengerjaan. Saat ini DSDABM masih memetakan.
”Kami juga berkoordinasi dengan banyak pihak karena status tanahnya bukan milik pemkot. Ada BBWS juga,” terang Adi.
Kemacetan di kawasan Taman Pelangi kerap menjadi pembahasan di forum lalu lintas. KBO Satlantas Polrestabes Surabaya AKP Satriyono mengungkapkan, kepadatan kendaraan itu dipicu sejumlah penyebab.
Misalnya, tingginya volume kendaraan dan elevasi ruas jalan yang mengarah ke Jemur Andayani lebih tinggi. Akibatnya, laju kendaraan lebih pelan saat hendak menyeberang.
”Kendaraan pasti akan pelan-pelan karena agak naik, paling padat pada pagi dan sore hari,” ungkap Satriyono.
Bukan hanya itu, sudut tikungan simpang empat yang mengarah ke Jemur Andayani juga terlalu ekstrem, yakni 45 derajat. Sebab, ada pos penjagaan rel kereta.
Terlebih, intensitas kereta yang melintas cukup tinggi. Dalam kurun waktu 10 menit, terhitung bisa tiga hingga empat kereta yang melintas.
”Faktor paling mencolok ya pos itu. Kami sudah mengusulkan untuk dimundurkan beberapa puluh meter,” jelas Satriyono.
Pihaknya telah beberapa kali berkomunikasi dengan pemkot perihal pembangunan under_pass atau FO. Dua solusi itu memiliki fungsi yang serupa. Namun, pihaknya menyerahkan semua keputusan kepada pemkot.
”Single-track saja sudah macet seperti itu. Bagaimana kalau jadi double-track. Perlu penanganan segera dari lintas instansi,” tegas Satriyono.
Sumber : jawapos.com
Baca Juga : Laporan Orang Tenggelam di Sungai Gunung Sari Surabaya, Diduga Bunuh Diri