Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis prediksi musim kemarau 2025 di Indonesia. Menurut BMKG, puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan akan terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Agustus 2025.
Ebook Cuan dari rumah, Jualan produk hasil milyaran
Suhu udara permukaan rata-rata bulanan di wilayah Indonesia pada Mei hingga Juli 2025 diprediksi akan mengalami anomali berkisar antara +0.3 sampai dengan +0.6 °C, lebih hangat dibandingkan dengan normalnya. Wilayah yang perlu diwaspadai mengalami anomali suhu tinggi antara lain Sumatera Bagian Selatan, Jawa, NTB, dan NTT.
BMKG juga memprediksi bahwa sebagian besar wilayah Indonesia pada tahun 2025 akan mengalami curah hujan tahunan pada kategori Normal dengan jumlah curah hujan tahunan berkisar antara 1000 – 5000 mm/tahun. Sebanyak 67% wilayah Indonesia akan berpotensi mendapatkan curah hujan tahunan lebih dari 2.500 mm/tahun.
Tertarik baca berita lainnya, kunjungi kami di googlenews
Berikut adalah beberapa Wilayah yang Perlu Diwaspadai:
- Sumatera: Bagian Selatan, Utara, Barat, dan Bengkulu
- Jawa: Bagian Barat, Tengah, dan Timur
- Kalimantan: Bagian Tengah, Selatan, dan Timur
- Sulawesi: Bagian Tengah, Selatan, dan Utara
- NTB dan NTT: Bagian Barat dan Timur
BMKG menyebutkan bahwa pola cuaca tahun ini tidak akan terlalu dipengaruhi oleh fenomena El Niño maupun La Niña. Dengan kondisi iklim yang cenderung netral, kemarau tahun ini diperkirakan akan berlangsung seperti pola iklim tahun 2024. Namun, beberapa daerah perlu mewaspadai potensi kekeringan, terutama wilayah yang mengalami musim kemarau di bawah normal.
Baca Juga : Hendra Lembong, Calon Nakhoda Baru BCA
Sejumlah sektor, mulai dari pertanian, lingkungan, hingga sumber daya air, diimbau untuk menyesuaikan strategi menghadapi musim kemarau ini.
BMKG mengimbau agar informasi dalam Prediksi Musim Kemarau 2025 ini dapat dijadikan dasar dalam mendukung program asta cita melalui optimalisasi kondisi iklim sesuai dengan sumber daya di wilayah Indonesia