Warat21.com – Beijing buka suara soal komunike KTT G7, yang mengkritik Cina. Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan pernyataan bersama kelompok negara industri itu, sangat mencampuri urusan dalam negerinya dan mencoreng serta mendiskreditkan Negeri Tirai Bambu.
“Itu penuh dengan arogansi, prasangka terhadap Cina dan kami telah membuat demarkasi yang kuat untuk tuan rumah Jepang,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin menjawab pertanyaan media pada Selasa, 18 April 2023.
G7 menyampaikan komunike bersama pada Selasa, 18 April 2023, setelah pertemuan tiga hari di kota resor Karuizawa, Jepang. Anggota G7 yang terdiri dari Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, Italia, Jepang, Kanada, plus Uni Eropa itu, dalam pernyataan bersama meminta Cina bertindak dengan penuh tanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat internasional.
Para menteri mengatakan mereka mengulangi seruan agar Cina bertindak sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab. G7 juga menyetujui perdamaian dan keamanan di Selat Taiwan sangat penting serta menentang militerisasi Beijing di Laut Cina Selatan.
Cina menganggap Taiwan, yang memiliki pemerintahan secara demokratik, sebagai bagian dari wilayah tak terpisahkan dari Cina. Beijing menilai segala keterlibatan pihak asing di Taiwan merupakan bentuk intervensi dalam negeri.
Selain memberi perhatian pada potensi manuver Cina terhadap Taiwan, isu intervensi militer Rusia ke Ukraina juga menjadi fokus rapat G7.
“Retorika nuklir Rusia yang tidak bertanggung jawab dan ancamannya untuk menyebarkan senjata nuklir di Belarus tidak dapat diterima. Setiap penggunaan senjata kimia, biologi atau nuklir oleh Rusia akan menghadapi konsekuensi yang parah,” demikian bunyi pernyataan bersama G7.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan lalu mengatakan Rusia akan menempatkan senjata nuklir taktis jarak pendek di wilayah tetangganya. Moskow mengatakan langkah ini dipaksakan oleh perluasan aliansi militer NATO menuju perbatasan Rusia.
Ini adalah pertama kalinya Rusia mengatakan akan menempatkan senjata nuklir di wilayah negara lain sejak berakhirnya Perang Dingin tiga dekade lalu. Moskow dianggap meningkatkan taruhannya, setidaknya secara simbolis, dalam ketegangan yang semakin intensif dengan Barat atas wilayah tersebut di tengah perang Ukraina.
Sumber : tempo.co
Baca Juga : Jelang Lebaran, Kasus Covid-19 di Surabaya Mencapai Lebih dari 100