TUNGGU PENUMPANG: Wirawiri Suroboyo parkir di Kebun Raya Mangrove (KRM) beberapa waktu lalu. Dari hasil kajian, feeder diminati warga. (DIPTA WAHYU/JAWA POS)

Warta21.com – Pemkot Surabaya menghapus rencana pembangunan mass rapid transit (MRT). Sebab, dari hasil kajian para ahli transportasi, pembangunan MRT dinilai tidak akan menuntaskan masalah kemacetan di Surabaya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, berdasar kajian para ahli, pembangunan MRT bukan solusi tepat dalam menuntaskan kemacetan. Justru akan menambah persoalan baru.

”Ketika kami membangun MRT, kalau hanya di dalam kota saja, selesai. Pertama, tidak akan pernah balik modal. Kedua, sing munggah yo gak onok,” paparnya kemarin (19/10).

Menurut Eri, kepadatan di Surabaya dipicu mobilisasi masyarakat dari wilayah aglomerasi. Mulai dari Sidoarjo, Gresik, hingga Lamongan. Itu terlihat saat jam masuk dan pulang kerja. Oleh sebab itu, pembangunan MRT akan dikerjakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Polanya sama seperti kawasan Jabotabek. ”Karena di Surabaya ini jumlah kendaraan dan warga masih tertampung dengan jumlah ruas jalannya,” kata Eri.

Pada RAPBD 2024, pemkot berfokus pada penambahan feeder Wirawiri Suroboyo dan Suroboyo Bus. Dua moda transportasi itu, kata Eri, efektif menekan kemacetan dan bisa menjangkau hingga kawasan permukiman.

”Suroboyo Bus dan Wirawiri Suroboyo tetap (ditambah, Red). Tapi, bukan MRT ya,” jelasnya.

Sementara itu, komisi C dan Fraksi PSI menyoroti minimnya anggaran transportasi publik di RAPBD 2024. Anggota Komisi C DPRD Surabaya William Wirakusuma mengatakan, perhatian pemkot terhadap permasalahan kemacetan dan sarana transportasi umum dinilai belum maksimal.

Itu terlihat dari postur APBD untuk transportasi publik. Tahun depan, misalnya, dalam RAPBD 2024, transportasi publik hanya mendapatkan anggaran Rp 80 miliar.

Ketua Fraksi PSI Tjujuk Supariono meminta pemkot untuk terus menggalakkan transportasi publik. Dengan begitu, diharapkan pengguna kendaraan pribadi akan berkurang.

Sehingga secara langsung akan berdampak pada pengurangan angka kemacetan dan polusi kendaraan. ”Kendaraan umum kan juga lebih terjangkau dan murah,” ujarnya.

Sumber : jawapos.com

Baca Juga : MK Akan Putuskan Capres Usia 70 Tahun, Gimana Nasib Prabowo?

Artikulli paraprakMK Akan Putuskan Capres Usia 70 Tahun, Gimana Nasib Prabowo?
Artikulli tjetërDua Maling Motor Tertangkap dan Dihajar Massa di Jalan MERR Kalijudan Surabaya, Satu Pelaku Patah Tulang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini