Surabaya, Jawa Timur – Cuaca panas ekstrem melanda kota Surabaya dalam beberapa hari terakhir, dengan suhu mencapai lebih dari 35 derajat Celsius. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan warga dan pihak berwenang mengenai potensi dampak kesehatan akibat cuaca yang tidak bersahabat ini.

Tertarik baca berita lainya,kunjungi kami di googlenews

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa gelombang panas ini dipicu oleh peningkatan suhu udara dan penurunan kelembapan di wilayah tersebut. “Kami menghimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari, dan menjaga kecukupan cairan tubuh,” kata Kepala BMKG Surabaya dalam konferensi pers.

BACA JUGA : Tom Lembong Dijebak dalam Kasus Kontroversial

Beberapa warga mengeluhkan ketidaknyamanan akibat cuaca yang sangat panas. “Susah sekali beraktivitas di luar. Mending di rumah saja,” ungkap salah satu warga, Siti, saat ditemui di pusat perbelanjaan.

Pemerintah kota juga mengambil langkah-langkah untuk membantu masyarakat. Beberapa posko layanan kesehatan telah didirikan di tempat-tempat strategis untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang terkena dampak suhu ekstrem, seperti dehidrasi atau heat stroke.

BACA JUGA : Harga Emas Melonjak Tajam Hari Ini, Capai Rekor Tertinggi

Sementara itu, para pengamat cuaca menyebutkan bahwa kondisi ini diperkirakan akan berlanjut selama beberapa hari ke depan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi terbaru dari BMKG serta pemerintah setempat.

Dengan meningkatnya suhu, penting bagi semua orang untuk menjaga kesehatan dan keselamatan di tengah cuaca yang panas ini.

Suhu di Surabaya meningkat akibat beberapa faktor, antara lain:

  1. Perubahan Iklim: Perubahan iklim global menyebabkan peningkatan suhu di banyak wilayah, termasuk Indonesia. Pola cuaca yang tidak menentu sering kali menyebabkan suhu lebih tinggi dari biasanya.
  2. Fenomena Cuaca Musiman: Musim kemarau yang panjang dapat menyebabkan suhu meningkat. Kurangnya curah hujan membuat tanah dan udara menjadi lebih panas.
  3. Urbanisasi: Pertumbuhan pesat kota Surabaya menyebabkan peningkatan kawasan perkotaan, yang sering kali menciptakan efek “pulau panas”. Beton dan aspal menyerap dan memancarkan panas lebih banyak dibandingkan area hijau
  4. Kondisi Atmosfer: Tekanan udara tinggi dan kelembapan yang rendah dapat menyebabkan suhu terasa lebih panas. Ini sering kali terjadi saat adanya fenomena meteorologi tertentu.
  5. Aktivitas Manusia: Polusi dari kendaraan, industri, dan aktivitas lainnya dapat meningkatkan suhu lokal dan memperburuk efek panas.

Dengan kombinasi faktor-faktor ini, suhu di Surabaya dapat meningkat dan memengaruhi kenyamanan serta kesehatan masyarakat.

Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakTom Lembong Dijebak dalam Kasus Kontroversial
Artikulli tjetërIndonesia Siap Jadi Pemasok Utama Nikel untuk Baterai Global

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini