Warta21.com – Fenomena El Nino membuat musim kemarau jadi lebih kering. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda menyampaikan bahwa El Nino membuat suhu pada malam hari terasa sangat dingin. Sebaliknya, saat siang terasa terik.
Sebulan terakhir, cuaca Surabaya makin terik. Suhu saat siang hari bisa mencapai 34–35 derajat Celsius. ”Kalau untuk siang hari rentang perbedaan dari biasanya tidak terlalu jauh,” kata prakirawan BMKG Juanda Ari Pulung kemarin.
Fenomena El Nino pada musim kemarau juga berdampak pada suhu pada malam hari. Dari perhitungan BMKG, suhunya bervariasi. Di daerah pegunungan, suhunya 5–10 derajat Celsius.
Sedangkan wilayah Surabaya berkisar 21–23 derajat Celsius. Kondisi itu tentu lebih dingin dibanding sebelumnya. Perubahan kondisi tersebut disebabkan keadaan atmosfer yang tidak tertutup awan.
Itu membuat sinar matahari bisa terasa lebih menyengat. Begitu juga saat dini hari, hawa dingin akan lebih terasa. Kondisi suhu yang kontras itu bakal terjadi dari Agustus hingga September.
Menurut Ari, fenomena El Nino tidak dirasakan di seluruh Indonesia. Peluang hujan sangat kecil. ”Sangat dinamis. Bisa saja turun hujan, tapi potensinya kecil,” terangnya.
BMKG Juanda sudah memberikan imbauan terkait El Nino. Itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak buruk El Nino. Seperti kekeringan hingga kebakaran lahan.
Itu perlu diwaspadai pada musim kemarau. BMKG terus mengedukasi masyarakat tentang dampak EL Nino. Warga diminta menjaga kondisi tubuh karena perubahan suhu tersebut.
Sumber : jawapos
Baca Juga : Cekcok dengan Polisi saat Eksekusi Rumah, Armuji: Cuma Salah Paham