Serangan Iran ke Pangkalan Militer AS
Serangan rudal Iran ke pangkalan udara Al Udeid di Qatar diduga sebagai balasan atas serangan udara AS ke Iran akhir pekan kemarin. Sebanyak 14 rudal dilaporkan menyerang pangkalan militer tersebut.
Reaksi Trump Terhadap Serangan Iran di Qatar
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bereaksi terhadap serangan rudal Iran ke pangkalan udara AS di Qatar pada Senin malam waktu setempat. Menurut Trump, serangan tersebut “sangat lemah” dan tidak menimbulkan kerusakan signifikan maupun korban jiwa warga Amerika.
Baca Juga: AS Melakukan Serangan Terhadap Tiga Situs Nuklir Utama Iran
Komentar Trump
Trump menyatakan, “Iran secara resmi menanggapi penghancuran fasilitas nuklir mereka dengan respons yang sangat lemah, yang kami harapkan, dan telah kami lawan dengan sangat efektif.” Ia juga menambahkan bahwa tidak ada warga Amerika yang terluka dan hampir tidak ada kerusakan yang terjadi.
Trump tidak hanya mencibir serangan Iran sebagai “lemah”, tetapi juga menyatakan bahwa Iran seharusnya dapat melanjutkan ke perdamaian dan harmoni di kawasan. Ia bahkan meminta Israel untuk berdamai dengan Iran. “Mungkin Iran sekarang dapat melanjutkan ke perdamaian dan harmoni di kawasan, dan saya akan dengan antusias mendorong Israel untuk melakukan hal yang sama,” kata Trump.
Tertarik baca berita lainnya, kunjungi kami di googlenews
Dilain Pihak
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, baru-baru ini menegaskan bahwa negaranya tidak akan tinggal diam terhadap agresi apa pun. Khamenei menyatakan, “Kami tidak menyerang siapa pun, dan kami tidak akan pernah menerima penyerangan oleh siapa pun,” dalam pernyataan resminya yang dikutip dari Reuters. Pernyataan ini muncul setelah Iran melakukan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar, yang diduga sebagai balasan atas serangan sebelumnya.
Khamenei menekankan bahwa Iran tidak akan pernah memulai agresi, namun akan membela diri jika diserang. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan Iran dalam menghadapi ancaman dan mempertahankan kedaulatan negaranya.
https://lynk.id/warta21_/G8l5KwK
Dalam beberapa hari terakhir, tensi antara Iran dan AS meningkat, terutama setelah serangan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar. Iran siap mengambil langkah lebih lanjut jika Amerika Serikat kembali bertindak. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa negaranya tidak akan ragu merespons jika AS melakukan tindakan lanjutan. Pernyataan ini muncul setelah Iran melakukan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar sebagai balasan atas serangan sebelumnya.
Reaksi Internasional
Kecaman dari Negara-Negara Arab:
– Qatar: Mengecam tindakan Iran dan menegaskan hak penuh untuk merespons secara langsung berdasarkan hukum internasional.
– Bahrain, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, dan Irak juga mengecam tindakan Iran.
– Sikap Iran: Iran percaya bahwa negara-negara Arab tidak akan memfasilitasi serangan AS terhadap negaranya. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, menyatakan bahwa Iran memiliki hubungan baik dengan negara-negara Arab dan yakin bahwa mereka tidak akan membiarkan wilayahnya digunakan untuk menyerang sesama negara Muslim.
https://lynk.id/warta21_/Q1b9xxp
Sementara Itu!
Iran sebelumnya mengancam akan mengganggu pengiriman minyak dari kawasan Teluk, khususnya melalui Selat Hormuz, yang merupakan jalur penting bagi perdagangan minyak global. Namun, pasar tampaknya tidak merespons ancaman ini secara signifikan, dengan harga minyak justru turun 7 persen. Penurunan harga ini mencerminkan keraguan pelaku pasar terhadap kemungkinan gangguan suplai global yang signifikan.
Dampak Penutupan Selat Hormuz
– Gangguan Distribusi: Penutupan Selat Hormuz akan mengganggu distribusi minyak, tetapi tidak serta-merta menghentikan produksi minyak secara keseluruhan.
– Kenaikan Harga Minyak: Jika Selat Hormuz ditutup, harga minyak dunia kemungkinan akan melonjak tinggi karena sekitar seperempat perdagangan minyak dunia melalui laut melewati jalur ini.
– Dampak Ekonomi Global: Penutupan Selat Hormuz dapat memicu krisis energi global, yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi global dan meningkatkan inflasi.