Warta21.com, Surabaya- Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya) berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menstabilkan harga minyak goreng di pasaran. Dalam waktu dekat, kemendag akan menggelontorkan Minyakita ke pasar-pasar tradisional di Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, selama ini, pedagang pasar tradisional mengaku kesulitan mendatangkan Minyakita karena terkendala aplikasi. Sebab, untuk bisa menjual Minyakita, pedagang harus mendaftar dahulu melalui aplikasi Simirah (Sistem Informasi Minyak Goreng Curah).
”Minyakita sudah kita koordinasikan dengan Pak Mendag (Menteri Perdagangan) Zulkifli Hasan dan kita rapatkan dengan direkturnya. Ternyata dalam Minyakita itu setiap pengusaha harus mendaftar ke dalam aplikasi. Nah, pengusaha ini kan tidak punya kemampuan (mendaftar aplikasi),” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Rabu (8/2).
Eri Cahyadi Pastikan Pemkot Surabaya akan Berikan Pendampingan Bagi Pedagang
Eri memastikan Pemkot Surabaya akan memberikan pendampingan bagi pedagang yang akan menjual Minyakita. Karena secara aturan, setiap pedagang yang menjual produk Minyakita harus mendaftar dulu melalui aplikasi Simirah.
”Pak Mendag juga sudah menyampaikan bahwa pihaknya akan menggelontorkan Minyakita itu. Karena pada waktu sidak ke Surabaya terkait beras, kita sudah bisa menahan (menstabilkan) berasnya. Kita sampaikan juga terkait dengan minyak, langsung beliau rapat di pemkot dengan menugaskan direkturnya,” ujar Eri.
Di sisi lain, Eri juga menyatakan, jika Pemkot Surabaya akan terus intens melakukan monitoring harga bahan pokok (bapok), khususnya minyak goreng dan beras di lapangan. Termasuk pula melakukan pengawasan pedagang yang menjual produk Minyakita di atas HET.
”Kalau pemkot hanya melakukan cek (monitoring) lapangan, siapa yang menjual (Minyakita) di atasnya HET. Tapi yang melakukan penindakan adalah satgas pangan (provinsi) dan kita bukan termasuk satgas. Tugas kita (pemkot) adalah bagaimana ketika ada (harga bapok) yang tinggi, kita akan lakukan operasi pasar dan tindakan lain,” jelas Eri.
Sebelumnya, saat meninjau Pasar Tambak Rejo Surabaya pada Senin (6/2), Zulkifli Hasan mengungkapkan, jika harga bapok di pasar tradisional Surabaya stabil. Namun, dia mengakui jika keberadaan Minyakita mulai langka di pasaran.
”Minyakita sudah sedikit, harganya Rp 15.000, padahal HET itu Rp 14.000 paling mahal. Inilah yang kita selesaikan, mudah-mudahan dua minggu mendatang teratasi,” ucap Zulkifli.
Menurut dia, terdapat sejumlah hal yang menyebabkan Minyakita langka di pasaran. Di antaranya adalah karena harganya lebih murah, sehingga warga banyak yang beralih dari premium ke Minyakita. Juga, karena banyak warga yang memborong Minyakita melalui pembelian online.
”Mudah-mudahan dua minggu ini bisa kita atasi. Satu, jualan online nanti tidak boleh lagi, karena online nanti borong. Sekarang akan diutamakan ke pasar dan belinya harus pakai KTP, agar satu orang tidak borong, jual lagi,” sebut Zulkifli.
Mendag juga menyatakan bahwa untuk mengatasi kelangkaan Minyakita di pasar tradisional, pihaknya akan menaikkan jumlah produksi. Termasuk akan mengurangi pasokan Minyakita ke pasar modern dan lebih dimasifkan ke pasar rakyat.
”Dulu (produksinya) 300.000 ton satu bulan, sekarang dinaikkan menjadi 450.000 ton satu bulan. Mudah-mudahan Minyakita seminggu mendatang di pasar-pasar sudah beredar lagi,” tambah Zulkifli pria yang juga menjadi Ketua Umum PAN itu.
Baca Juga: 4 Tersangka Penyebar Berita Hoax Di Banyuwangi Diamankan Ditreskrimum Polda Jatim