Warta21.com- Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengungkapkan duka cita mendalam atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 130 orang dan melukai 180 orang lainnya.
Tragedi itu terjadi usai pertandingan lanjutan Liga 1 antar Arema versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu (1/10/2022) malam waktu setempat. Arema kalah 2-3 dari Persebaya.
Tembakan Gas Air Mata
Kekalahan tersebut membuat suporter tuan rumah mengamuk dan turun ke lapangan. Kemudian, polisi menembakkan gas air mata dengan dalih mengadang suporter yang masuk ke lapangan.
Tembakan gas air mata itu menimbulkan kepanikan suporter, yang kemudian membuat mereka sesak nafas, berdesakan hingga terjadi penumpukan massa, yang membuat banyak orang terinjak. Kondisi ini yang membuat banyak korban tewas.
Walikota Eri Cahyadi Ucapkan Perasaan Duka
Eri menuturkan, jika situasi ini bisa diubah, dia memilih Persebaya saja yang kalah asal tidak ada korban jiwa.
Duka itu dilucapkan Eri melalui akun Instagram-nya, @ericahyadi_.
“Andai Kita Berdoa Persebaya Kalah. Bagaimana cara menukar jiwa?,” kata Eri, Minggu (2/10).
Eri menyebut, laga Arema FC vs Persebaya semalam meninggalkan duka dan kesedihan yang mendalam. Dan akan terus diingat di benak setiap keluarga yang ditinggalkan.
“Pertanyaan sedih yang pasti diulang-ulang dalam tangis seorang ibu yang melihat anaknya berpulang: kenapa bukan nyawaku saja yang hilang, mengapa harus anakku, mengapa harus bocah sekecil itu?,” katanya.
Ia juga menyinggung kata pepatah bahwa tak ada yang lebih berharga selain nyawa. Namun nyatanya peristiwa memilukan itu terjadi.
“Adakah yang bisa menukar dan mengembalikan jiwa yang hilang? Bukankah kita sepakat, dan sering membaca tulisan di kaus suporter: ‘tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia’, ‘tidak ada poin dalam sepak bola yang lebih penting ketimbang nyawa’,” ujarnya.
Andai Persebaya Kalah
Bahkan Eri berandai-andai, meski dia adalah seorang suporter Persebaya atau Bonek, lebih baik klub kesayangannya itu kalah, agar tak ada aksi ketidakpuasan suporter Arema atas kemenangan Persebaya.
“Sebagai Bonek, kalau boleh berandai-andai meminta dan berdoa, mungkin lebih baik Persebaya kalah daripada harus ada yang kehilangan nyawa. Pasti tak ada ibu yang meraung dalam tangis menatap si kecil yang terbujur kaku-saya melihat kesedihan itu dalam sebuah video yang viral,” ucapnya.
“[Jika Persebaya kalah] pasti semua baik-baik saja: mungkin hanya akan ada umpatan kata di social media, bukan hilangnya myawa!,” tambahnya.
Eri mengulang lagi, bila bisa berdoa agar Persebaya kalah, akan ada ratusan nyawa terselamatkan dan pulang kembali ke keluarganya.
“Andai kita berdoa Persebaya kalah semalam, tragedi terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia mungkin juga dunia tak akan terjadi. Ratusan nyawa selamat. Ratusan orang akan kembali bertemu keluarganya: anak, istri, suami, ayah, ibu,” ucapnya.
Tapi, lanjut Eri, manusia memang tak akan bisa tahu tentang apa yang akan terjadi di depan. Ia berharap kejadian ini tak akan terulang lagi. “Dari Surabaya, kita kirimkan doa terbaik untuk seluruh korban. Alfatihah,” tuturnya.
Eri juga menyampaikan apresiasi untuk kelompok Suporter Persebaya, Bonek, yang memutuskan untuk tak merayakan kemenangan di atas penderitaan. “Kemanusiaan memang jauh lebih penting ketimbang hasil skor pertandingan,” kata Eri.
Baca Juga: PSSI Intens Lobi FIFA, Hindari Banned Imbas Tragedi Kanjuruhan!
sumber: cnnindonesia.com, dan beberapa sumber.