Warta21.com – Polsek Karang Pilang akhirnya berhasil menangkap 10 di antara 25 anggota gangster yang berulah di Jalan Kebraon Sabtu (20/5). Gerombolan pengacau yang berasal dari tiga kelompok itu mengeroyok dua supeltas (sukarelawan pengatur lalu lintas).
Mereka juga mengambil motor dan ponsel korban. Aksi anarkistis tersebut dilakukan lantaran mereka kesal batal tawuran.
Kapolsek Karang Pilang Kompol A. Risky Fardian Caropeboka menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada pukul 04.00. Antoni, 21, dan MR, 16, yang menjadi korban mendadak diserang gerombolan pemuda.
”Jumlahnya puluhan. Naik motor,” katanya Kamis (25/5).
Sebagian pelaku membawa senjata tajam (sajam) saat kejadian. Mereka menyabetkannya ke arah korban yang berdiri di pinggir jalan. ”Pelaku berteriak serang,” ungkapnya.
Antoni dan MR sempat terkena sabetan sajam. Meski tubuhnya penuh luka, keduanya terus berlari menyelamatkan diri hingga masuk ke gang.
Mereka terpaksa meninggalkan motor yang diparkir di sekitar lokasi. ”Motor korban diambil salah seorang pelaku,” jelas Risky.
Motor itu bisa dibawa pelaku karena kuncinya masih menempel. ”Berselang empat jam, korban melapor ke polsek,” ujar Risky.
Sehari kemudian, polisi berhasil mengidentifikasi sebagian pelaku. Sepuluh orang ditangkap bergantian di sejumlah tempat. Empat orang di antaranya adalah Muhammad Alfiadi, Alfian Nur Saputra, Muhammad Dhiko Widyanto, dan Rangga Arifita Wijaya.
”Yang enam di bawah umur. Inisialnya NL, IP, FA, RP, MA, dan AF,” paparnya.
Seluruh pelaku itu bukan warga Karang Pilang. Dari penyidikan terkuak, mereka adalah anggota geng. Sepuluh pemuda itu berasal dari tiga kelompok berbeda. Yakni, AWR (Anti Wong Ruwet), West Tafia, dan Setim. ”Kelompok mereka sempat nongkrong di Pagesangan,” ungkap Risky.
Menurut Risky, salah satu kelompok pengacau itu mendapat pesan di Instagram (IG) dari anggota Geng Bhezek. Intinya, mereka mengajak tawuran di sekitar jembatan Karang Pilang. ”Tiga kelompok itu lantas mendatangi lokasi tawuran yang disebutkan,” katanya.
Namun, saat mereka tiba di lokasi, tempat itu sepi. Tiga geng tersebut kecewa. Mereka lalu melakukan konvoi ke Jalan Mastrip. Di Kebraon Gang V, mereka melihat korban di pinggir jalan.
Dua supeltas itu dikira orang yang menantang tawuran lewat pesan IG. Sebab, sekilas mereka masih terlihat muda. ”Jadi, bisa dibilang sebenarnya salah sasaran,” ujar Risky.
Polisi sudah mengantongi beberapa identitas pelaku lain. Pengejaran terus dilakukan. ”Versi keluarga, mereka tidak pulang sejak kejadian,” jelas mantan Kapolsek Sawahan tersebut.
Risky merasa prihatin dengan kejadian itu. Sebab, sebagian besar pelaku adalah anak di bawah umur. ”Beberapa masih bersekolah. Orang tua tidak tahu anaknya ikut geng-gengan,” ujarnya.
Rangga, salah seorang tersangka, berkilah hanya ikut-ikutan teman. Dia menyesal harus berurusan dengan polisi. ”Kapok, Pak,” ucapnya.
Tiga tersangka dewasa yang lain juga menyesal. Mereka berdalih hanya ikut-ikutan temannya yang belum tertangkap. ”Yang bawa motor belum ketemu,” kata Dhiko, tersangka lain.
BERMULA SALING TANTANG MELALUI INSTAGRAM
– Kelompok tersangka yang terdiri atas sekitar 25 anggota nongkrong di wilayah Pagesangan. Mereka berasal dari tiga geng berbeda. Yakni, AWR (Anti Wong Ruwet), West Tafia, dan Setim.
– Salah satu geng mendapat tantangan tawuran melalui akun Instagram di sekitar jembatan Karang Pilang. Mereka spontan mendatangi lokasi. Beberapa anggota geng membawa sajam.
– Saat mereka mendatangi lokasi, lokasi tawuran sepi. Kelompok tersangka lanjut melakukan konvoi melewati Jalan Mastrip.
– Di Kebraon Gang V, mereka melihat dua supeltas yang masih muda. Keduanya langsung dikeroyok karena dianggap orang yang mengirim pesan tantangan sebelumnya.
– Pelaku juga mengambil motor milik dua supeltas.
Sumber : jawapos.com
Baca Juga : Gegara Tolak Bercinta, Suami Koyak Kemaluan Istri