Desain konten feeds Instagram dari foto produk yang di buat Mahasiswa Universitas 17 Agustus Surabaya. (Foto: Moh. Rizki Revaldi).

Madiun, Warta21.com Kabupaten Madiun termasuk dalam pengembangan Kawasan Selingkar Wilis (KSW) di Provinsi Jawa Timur. Potensi komoditas perkebunan di Kabupaten Madiun, khususnya kakao, layak untuk dikembangkan guna mendongkrak perekonomian warga setempat.

Tercatat dalam data Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, produksi kakao di wilayah setempat pada tahun 2020 mencapai 642 ton. Jumlah tersebut meningkat di sepanjang tahun 2021 yang mencapai 652 ton. Sentra terluas pembudidayaan kakao di Kabupaten Madiun berada di Kecamatan Kare dan Dagangan.

Salah satunya adalah di Desa Bodag, Kecamatan Kare. Luas lahan pembudidayaan tanaman kakao di Desa Bodag mencapai luas sekitar 40 hektare dan untuk produksinya dalam satu tahun dapat menghasilkan sekitar 15 ton kakao.

Melihat potensi yang besar dari produksi kakao, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat berinisiatif untuk menciptakan wadah bagi para petani agar dapat langsung menjual hasil panen kakaonya dengan harga yang stabil dan sesuai harapan.

Dirintis di tahun 2019 dan mulai beroperasi pada tahun 2020, pihaknya bersama warga mendirikan “Rumah Coklat Bodag” yang dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Abadi Bodag. Selain tempat produksi kakao menjadi coklat, rumah coklat itu juga dikonsep untuk menjadi tempat wisata kuliner dan wisata edukasi khusus olahan coklat.

Dengan keberadaan Rumah Coklat Bodag itu, para petani dapat langsung menjual kakao kering yang telah difermentasi dan selanjutnya diolah di situ oleh warga setempat yang telah mendapatkan pelatihan untuk menjadi berbagai macam varian produk olahan coklat.

Melalui konsep wisata kuliner, coklat hasil olahan rumah coklat juga bisa di jual di kafe setempat yang menawarkan sensasi menikmati cokelat hangat maupun dingin di lereng Gunung Wilis. Keberadaan rumah coklat di Desa Bodag telah dapat mendongkrak ekonomi warga desa setempat.

Selain menampung hasil panen petani kakao Madiun, juga sukses menerapkan sistem Tanam Petik Olah Kemas Jual (TPOJK) sebagai upaya menambah nilai jual komoditas dan meningkatkan kesejahteraan petani dan warga. Dengan sistem TPOJK, panenan kakao bisa memiliki nilai tambah yang lebih tinggi setelah melalui proses olah dan kemas dengan bagus serta dijual menjadi coklat yang banyak diminati.

Inovasi yang dihadirkan oleh BUMDes setempat terbilang cukup berhasil namun belum sempurna. Dengan inovasi yang telah dilakukan ternyata masih belum cukup untuk mendongkrak minat beli dan minat kunjungan masyarakat terhadap Rumah Coklat Bodag.

Hal ini disebabkan oleh masyarakat kurang mengetahui Rumah Coklat Bodag sebagai tempat wisata santai dan edukasi yang bisa melepas penat. Rumah Coklat Bodag sebenarnya telah mempunyai akun media sosial (instagram) dengan username @rumah.coklat.bodag sebagai media promosi.

Namun, dengan jumlah followers 293 dan postingan feeds instagram yang kurang menarik dan terkesan tidak eyecatching membuat promosi online melalui Media Sosial Instagram tidak berjalan optimal.

Video Sebelumnya

Video Reels yang telah di buat oleh mahasiswa Universitas 17 Agustus Surabaya dan sudah terunggah di Instagram @rumah.coklat.bodag. (Foto: Tangkapan Layar Instagram @rumah.coklat.bodag).

Melihat dari riset permasalahan yang ada, Penulis berinisiatif untuk memperbaiki sistem pemasaran yang dirasa belum optimal. Dengan menyusun program kerja yang berorientasi pada peningkatan engagement akun instagram Rumah Coklat Bodag dengan membuat perubahan yang lebih mengikuti tren terbaru (Konten Reels IG Maupun TikTok) Social Media UMKM Rumah Coklat sehingga dapat meningkatkan engagement, serta menarik perhatian wisatawan dan kaum milenial untuk mengunjungi “Rumah Coklat Bodag” dan menghabiskan waktu luang atau liburannya di Rumah Coklat, Bodag, Madiun.

Sehubungan dengan program kerja yang telah di lakukan, para UMKM Rumah Coklat sangat menerima saran yang penulis buat dan sangat berterimakasih atas pembaharuan desain media sosial (Instagram) Rumah Coklat yang dilakukan penulis. “Wah videonya jadi lebih kekinian ya mas, mengikuti trend, dan enak dipandang dan membuat orang semakin tertarik datang ke Rumah Coklat Bodag” Ucap salah satu pengelola sosmed yang tergabung dalam UMKM Rumah Coklat.

Video Sesudahnya

Mahasiswa Universitas 17 Agustus Surabaya bersama Pengelola Rumah Coklat Bodag.

Dengan hadirnya program KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, banyak inovasi tercipta dan menghadirkan berbagai dampak positif di berbagai sektor.

“Saya sangat bersyukur dengan adanya anak-anak KKN Untag Surabaya ini banyak memberi manfaat, salah satunya membantu para UMKM dalam meningkatkan usahanya, saya mewakili seluruh masyarakat Desa Bodag mengucapkan banyak terimakasih kepada peserta KKN Reguler Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya” Ucap Pak Sugito (Pengelola Rumah Coklat Bodag).

Dengan ini Penulis sebagai mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengharapkan agar UMKM Rumah Coklat di Desa Bodag Kecamatan Kare Kabupaten Madiun, Jawa Timur selalu mengalami peningkatan dalam hasil jual dengan bantuan pembaharuan desain pemasaran sosial media yang telah di lakukan, sehingga penjualannya dapat menyebar luas ke berbagai daerah dengan bantuan sistem pemasaran di era digitalisasi.

Penulis: Moh. Rizki Revaldi (1231900074), Ekonomi Pembangunan, Universitas 17 Agustus Surabaya dan Dosen Pembimbing Lapangan, Indah Nurpriyanti

Editor: Ferdi Tri S

Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakPemilik Tesla Ngamuk, Ratusan Geruduk Showroom di China
Artikulli tjetërLaporkan Kinerja, Tim Kurator Amankan Aset PT BSJ

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini