Ilustrasi wisuda. (Istimewa)

Warta21.com – Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Juli Poernomo angkat bicara terkait pelaksanaan wisuda di banyak sekolah di Surabaya. Juli mengaku geram ketika kali pertama mendapatkan aduan dari masyarakat terkait biaya wisuda yang tak main-main.

”Di atas Rp 3 juta ada. Saya lihat, wisuda ini kan latah. Pengin seperti kuliah atau jenjang pendidikan di universitas,” kata Juli Poernomo saat dihubungi JawaPos.com.

Juli menolak keras jika wisuda dilakukan di jenjang TK/PAUD (pendidikan anak usia dini). Menurut dia, di jenjang TK/PAUD masih ingin bermain-main. Sementara, dia menyatakan bahwa wisuda adalah prosesi yang sakral.

”Ada rasa bangga di dalam proses wisuda. Bangga apa? Bangga bisa menyelesaikan studinya selama kurun waktu yang ditetapkan,” jelas Juli Poernomo.

Sebetulnya, lanjut Juli, pihaknya tidak mempermasalahkan pelaksanaan wisuda di sekolah-sekolah. Dia justru mempersilakan dan memberikan lampu hijau.

”Namun, dengan catatan, jangan hilangkan unsur kesakralan dari wisuda,” tutur Juli Poernomo.

Selain itu, dia mengusulkan, pelaksanaan wisuda tak harus dilakukan di hotel mewah, hal mewah, tapi cukup di sekolah. Apalagi, pihaknya mendapatkan aduan mengenai wisuda di hotel berbintang dan menginap.

Dia meminta komite sekolah berperan dan ikut duduk bareng dalam menemukan jalan keluar untuk wisuda. Dia mengimbau, agar sekolah tak memaksa dan memandang rendah wali murid dengan latar belakang sosial apapun.

Nggak usah lah pakai toga, pakai jas atau yang ribet-ribet. Sekolah kan bisa itu gelar wisuda di sekolahan masing-masing. Lalu, kasih ruang ke anak-anak didiknya untuk unjuk bakatnya, kasih lihat ekstrakurikuler yang berhasil,” papar Juli Poernomo.

Juli menyampaikan kali pertama mendapatkan aduan wisuda sejak 7 tahun lalu ketika keponakannya masih duduk di bangku SMA. ”Saya amati harga paketnya semakin melambung. Jangan lah begitu, dan jangan juga memberikan selembar kertas untuk orang tua murid mengisi sanggupnya berapa, itu sama saja pemaksaan,” ucap Juli Poernomo.

Anggota Komisi B DPRD Surabaya Zuhrotul Mar’ah mengatakan, wisuda boleh saja dilakukan. Tanpa memaksa dan biaya yang mencekik. Dia mengusulkan agar sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan momen wisuda.

”Misal, ada pembelajaran entrepreneurship dari siswa ke siswa. Dan, nggak harus di gedung mahal. Misal di Pasar Turi Baru Surabaya itu bisa terjangkau dan sekaligus meramaikan pusat belanja Surabaya atau bisa juga mengajak anak mengenalkan dunia usaha,” papar Zuhrotul Mar’ah, politikus PAN Surabaya itu.

Sumber : jawapos.com

Baca Juga : Usai Lepas Cadar, Inara Rusli Dihujat Gegara Pamer Foto Tanpa Hijab

Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakUsai Lepas Cadar, Inara Rusli Dihujat Gegara Pamer Foto Tanpa Hijab
Artikulli tjetërCuaca Kota Surabaya dan Sekitarnya, Cerah Berawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini