TERUS BERKARYA: The Blind IKD, band tunanetra yang kini namanya sudah dikenal luas dan mengisi banyak acara. (Galih Adi Prasetyo/Jawa Pos)

Warta21.com – THE Blind IKD adalah Putri Ariani versi band. Seluruh anggotanya merupakan penyandang tunanetra. Namun, penglihatan yang serba terbatas itu tidak menghalangi Syahrul Kurnia Ramadan, Abisali Aqil Ahyan Sah Rahman, M. Yugo Dwi Satrio, dan Ade Dwi Cahyo Putra untuk berkarya.

Beberapa hari yang lalu, The Blind IKD manggung di Sentra Wisata Kuliner (SWK) Convention Hall, Arief Rahman Hakim. Mereka membawakan lagu-lagu hit dan indie. Sesekali, mereka juga melayani lagu request dari pengunjung SWK.

”Seiring doa anak istrimu. Kau susuri lorong-lorong Surabaya. Dengan bambu dan tekad sekeras baja. Kau labrak Surabaya.” Itu sepenggal lirik lagu 10 November ciptaan Anto Baret yang selalu dinyanyikan grup band The Blind IKD di atas panggung.

Lagu-lagu yang dibawakan terbilang sempurna. Tidak ada chord yang bleset. Nadanya juga jernih. The Blind IKD menunjukkan bahwa kekurangan tidak bisa membatasi semangat orang untuk berkreasi. ”Kalau sudah naik panggung, memang yang ingin kami tunjukkan adalah karyanya. Bukan kekurangan kami,” ujar vokalis The Blind IKD M. Syahrul Kurnia Ramadan yang sudah bergabung bersama The Blind IKD sejak 2020.

The Blind IKD terbentuk pada awal-awal pandemi Covid-19. Awalnya bukan sebuah band, melainkan sebagai gerakan sosial untuk memberikan ruang kreativitas bagi anak-anak disabilitas. ”Awalnya hanya upload satu video anak disabilitas nyanyi, namanya Tegar Maulana. Lama-kelamaan banyak yang ingin anaknya juga seperti itu. Dimunculkan bakatnya,” ujar penggagas IKD Andy ’’elektrik’’ Setiawan.

Semula, Andy hanya ingin meramaikan SWK Convention Hall yang sedang lesu. Apabila tidak ada sesuatu yang bisa menarik pengunjung, semua lapak pedagang bakal kukut. ”Itu langkah nekat yang kami ambil. Karena saat itu pertunjukan musik masih dilarang. Namun setelah video itu banyak ditonton, akhirnya terkumpul banyak hingga kami gelar kegiatan bersama,” ujar Andy.

Dari main musik bareng itu, Andy menemukan bakat anak-anak yang menonjol, baik dari permainan musik maupun olah vokal. Jika bergerak sendiri-sendiri, mereka akan sulit berkembang. Andy memutuskan membuat grup band untuk mereka.

Pembentukan band itu tidak sebentar. Setelah melewati beberapa latihan dan pencarian bakat, The Blind IKD berdiri. Vokalis diisi Rama, Abisali Aqil Ahyan Sah Rahman didapuk sebagai penggebuk drum, basis diisi M. Yugo Dwi Satrio, dan gitar elektrik dipegang Ade Dwi Cahyo Putra.

Sekarang IKD memiliki tiga band. Yakni, The Blind IKD yang beranggota empat orang tunanetra, Cilukba Band yang juga beranggota tunanetra namun dengan usia yang lebih muda. Terakhir, Pasukan Tetetoewet.

Pada 2023, mereka berhasil menjuarai event musik indie se-Surabaya. The Blind IKD mengalahkan band-band lain yang ’’normal”.

Sumber : jawapos.com

Baca Juga : Kata DPRD Surabaya Sebut Mayoritas Pemakai Narkoba Warga Miskin

Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakKata DPRD Surabaya Sebut Mayoritas Pemakai Narkoba Warga Miskin
Artikulli tjetërWali Kota Surabaya Eri Cahyadi Titip Ini pada Calon Jemaah Haji asal Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini