Foto: reuters

Warta21.com – Pemilik merk videogame Xbox, Microsoft telah menyelesaikan akuisisi perusahaan video game Activision Blizzard senilai US$69 miliar (Rp1.084,22 triliun) pada pekan lalu. Ini menjadi kesepakatan bisnis terbesar yang dilakukan Microsoft sepanjang 48 tahun perusahaan itu berdiri.

Mengutip CNBC, transaksi ini rampung usai Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris memberikan persetujuannya pada hari Jumat (13/10/2023) pagi waktu setempat. Adapun rencana akuisisi ini awalnya diumumkan pada Januari 2022 lalu.

Kesepakatan tersebut telah memberi Microsoft portofolio waralaba video game yang besar dan kuat, termasuk Call of Duty, Crash Bandicoot, Diablo, Overwatch, StarCraft, Tony Hawk Pro Skater, dan Warcraft.

Activision Blizzard menghasilkan pendapatan US$7,5 miliar (Rp117,85 triliun) pada tahun fiskal terbarunya. Sementara Microsoft membukukan pendapatan US$212 miliar (Rp3.331,25 triliun).

CEO Activision Blizzard Bobby Kotick akan tetap menjabat sebagai CEO hingga akhir tahun ini. Sementara CEO Microsoft Satya Nadella, yang menjabat sejak tahun 2014, bertujuan untuk mendiversifikasi bisnis perusahaan di luar bidang inti seperti sistem operasi dan software produktivitas.

Sebelumnya, Activision telah menjadi mitra Microsoft sekaligus pesaing. Activision merupakan salah satu dari sedikit perusahaan besar yang merilis game populer yang biaya produksinya bisa mencapai ratusan juta dolar.

Penolakan regulator telah menundak akuisisi ini. Ketika mengumumkan kesepakatan tersebut pada Januari 2022, Microsoft mengatakan pihaknya memperkirakan akan menyelesaikan transaksi tersebut pada akhir Juni 2023. Pada bulan Juli, kedua perusahaan sepakat untuk memperpanjang batas waktu hingga 18 Oktober 2023.

Komisi Perdagangan Federal di AS, Komisi Eropa, dan Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris semuanya mengajukan keberatan terhadap transaksi tersebut.

Microsoft membuat konsesi yang menenangkan regulator Eropa. Perusahaan setuju untuk memberikan lisensi gratis kepada konsumen di Wilayah Ekonomi Eropa untuk melakukan streaming game Activision Blizzard mereka, bersama dengan lisensi gratis kepada penyedia streaming sehingga gamer Eropa dapat memainkan game tersebut melalui cloud.

Microsoft menandatangani perjanjian dengan rival konsol Nintendo dan Sony, menjanjikan mereka akses ke game Call of Duty selama 10 tahun. Dan Microsoft membuat perjanjian serupa dengan penyedia cloud-game, termasuk Boosteroid, Nvidia, Nware dan Ubitus.

Federal Trade Commission (FTC) AS pada bulan Juli meminta pengadilan distrik federal San Francisco untuk memberikan perintah awal untuk menghentikan kesepakatan Microsoft dan Activision, sebelum menerima persetujuan penuh. Namun setelah lima hari sidang, hakim memihak kedua perusahaan tersebut. Badan tersebut kemudian membawa kasus ini ke Pengadilan Banding AS untuk Sirkuit ke-9, yang menolak mosi untuk menghentikan sementara perampungan kesepakatan akuisisi tersebut.

Untuk menembus para pejabat Inggris lebih rumit. Pada bulan Agustus, Microsoft mengatakan bahwa, dengan asumsi kesepakatan selesai, penerbit game Ubisoft akan menerima hak streaming cloud untuk game Activision selama 15 tahun

Seiring kesepakatan itu rampung, FTC mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya masih memiliki kekhawatiran.

“Kami tetap fokus pada proses banding federal meskipun Microsoft dan Activision telah menyelesaikan kesepakatan mereka sebelum sidang banding yang dijadwalkan pada bulan Desember,” kata juru bicara FTC Victoria Graham.

“Perjanjian baru Microsoft dan Activision dengan Ubisoft menghadirkan aspek baru dalam merger yang akan berdampak pada konsumen Amerika, yang akan dinilai oleh FTC sebagai bagian dari proses administratif yang sedang berlangsung. FTC terus meyakini kesepakatan ini merupakan ancaman terhadap persaingan usaha.”

Sumber : cnbcindonesia.com

Baca Juga : Google Blokir Aplikasi, Pengguna Pixel 8 Tak Bisa Lihat Skor

Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakFachruddin Aryanto Sabet Ban Kapten Timnas Indonesia, Pastikan Lolos Kualifikasi Piala Dunia 2026
Artikulli tjetërPertamina Pastikan Pertalite Tetap Tersedia di Kota Balikpapan, Begini Penjelasannya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini