Warta21.com – Dinamika perang Rusia-Ukraina masih terus berlanjut. Kali ini, sebuah bendungan raksasa di wilayah Kherson yang bernama Nova Kakhovka, meledak dan jebol, pada Selasa lalu.
Ukraina menuduh Rusia meledakkan bendungan dan membanjiri kota-kota di hilir, termasuk Kherson. Di sisi lain, Moskow menuding Kyiv sebagai dalang dengan mengulangi kembali bahwa Ukraina telah menyerang bendungan di masa lalu.
Saling tuding ini nyatanya juga dilaporkan kedua pihak kepada negara ketiga. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menjadi pihak yang dihubungi kedua pihak terkait jebolnya bendungan ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu mengatakan pada Erdogan bahwa serangan itu adalah ‘tindakan biadab’. Ini merupakan reaksi publik pertamanya terhadap situasi tersebut.
“Pelanggaran itu adalah tindakan biadab yang menyebabkan bencana lingkungan dan kemanusiaan berskala besar,”, kata Kremlin yang melaporkan panggilan telepon keduanya, dikutip AFP, Kamis (8/6/2023)
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjelaskan kepada Erdogan konsekuensi kemanusiaan dan lingkungan dari penghancuran Bendungan Nova Kakhovka. Ia juga mengirimkan daftar kebutuhan mendesak Ukraina untuk penanggulangan bencana kepada orang nomor satu Turki itu.
Untuk menghadapi saling tuding ini, Erdogan mengusulkan agar dibentuknya sebuah komisi yang menginvestigasi jebolnya bendungan tersebut. Ia juga menawarkan agar Turki dapat dilibatkan dalam penyelidikan itu.
“Sebuah komisi dapat dibentuk dengan partisipasi para ahli dari pihak-pihak yang bertikai, PBB dan komunitas internasional, termasuk Turki, untuk penyelidikan terperinci atas ledakan itu,” paparnya.
Bendungan Nova Kakhovka itu terletak di Sungai Dnieper dan menahan banyak sekali air. Itu dibangun pada tahun 1956 sebagai bagian dari pembangkit listrik tenaga air Kakhovka.
Bendungan Kakhovka memasok air ke Semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014. Waduk ini menyediakan air pendingin ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang juga berada di bawah kendali Rusia.
Selain itu, airnya digunakan untuk memasok pembangkit listrik tenaga air. Ini pun dipakai untuk sistem irigasi dan tambak ikan air tawar.
Akibat ledakan, Rusia telah mengumumkan keadaan darurat di distrik Kakhovka, dengan 600 rumah terendam banjir. Di sisi Ukraina, layanan darurat negara mengatakan sekitar 1.000 orang telah dievakuasi oleh tim penyelamat.
Sumber : cnbcindonesia.com
Baca Juga : Bripka Andry Minta Perlindungan LPSK, Usai Viralkan Praktik Setoran di Brimob Polda Riau