Jakarta – Bumi sebagai tempat kita berpijak, terus menyimpan misteri hingga kedalaman yang paling dalam. Hal ini karena Bumi tersusun atas beberapa lapisan yang berbeda-beda.
Berbagai eksplorasi penelitian berusaha mengungkap materi penyusun dari tiap-tiap lapisan tersebut. Beberapa dekade yang lalu, ahli geologi menemukan lapisan tipis yang mengelilingi inti luar Bumi.
baca juga : Profil Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba yang Kena OTT KPK
Lapisan tersebut dikenal sebagai lapisan prima E atau E-Prime. Lapisan E-Prime memiliki ketebalan 100 kilometer, yang relatif tipis dibandingkan interior Bumi lainnya, dan berada di sekitar 2.900 kilometer di bawah permukaan Bumi.
Air yang Merembes ke Inti Bumi
Para ilmuwan sebelumnya berteori bahwa lapisan E-Prime ini berasal dari magma kuno yang kaya akan zat besi.
Namun, teori lain menyatakan bahwa lapisan tersebut merupakan bocoran inti dalam Bumi yang keluar akibat tabrakan Bumi dengan protoplanet yang melahirkan bulan.
Meskipun demikian, tidak satu pun dari gagasan-gagasan tersebut bisa yang diterima secara luas. Akhirnya, penelitian yang dipelopori oleh ahli dari Arizona State University berusaha mengungkap asal-usul lapisan tersebut.
Melalui penelitian yang terbit di jurnal Nature Geoscience, pada 13 November 2023, para peneliti menemukan bahwa kemungkinan besar lapisan tersebut terbentuk oleh air yang merembes dari permukaan.
Air yang berada di lapisan atas bocor melalui lempeng tektonik yang tenggelam. Aliran tersebut kemudian masuk ke dalam mantel yang berisi magma aktif dan bereaksi dengan permukaan logam inti luar Bumi.
“Kami berpendapat bahwa, jika air dialirkan ke batas inti-mantel melalui subduksi, reaksi ini dapat memungkinkan pertukaran hidrogen dan silikon antara mantel dan inti.” tulis peneliti.
Jika reaksi tersebut benar adanya, maka dapat diketahui bahwa lapisan E-Prime juga menghasilkan sejumlah besar kristal silika.
Reaksi Kimia antara Hidrogen dan Silika Miliaran Tahun yang Lalu
Dalam studi tersebut, para peneliti melakukan serangkaian percobaan laboratorium untuk mensimulasikan proses reaksi air dengan inti luar Bumi di bawah tekanan yang besar.
Dikutip dari Live Science, mereka menemukan bahwa hidrogen dari air menggantikan silika di dalam logam cair sehingga memaksa siliki tersebut keluar dari logam dalam bentuk kristal.
Lapisan tersebut merupakan lapisan inti luar yang memiliki kepadatan yang lebih rendah, menstabilkan stratifikasi kimia di bagian atas inti Bumi, dan kecepatan yang lebih rendah. Hal tersebut kemudian menyebabkan komposisi penyusun lapisan yang mengandung banyak hidrogen dan mengandung sedikit silika.
Para peneliti yakin bahwa proses tersebut memerlukan waktu lebih dari 1 miliar tahun untuk mencapai ketebalan lapisan E seperti saat ini.
Temuan ini menunjukkan juga bahwa lapisan tersebut mungkin lebih tua dari inti dalam, yang memadat sekitar 1 miliar tahun yang lalu.
Air Bocor yang Membentuk ‘Pabrik’ Kristal
Selain itu, hasil temuan ini juga menjadi tanda bagi perkembangan pengetahuan kita yang belum begitu lengkap dalam membahas interaksi inti luar Bumi dan lapisan mantel Bumi.
baca juga : Surabaya Nonton Film – Wonka
Pada bulan September 2022, tim peneliti yang sama menemukan bahwa kebocoran air mungkin bereaksi dengan cadangan karbon dalam jumlah besar di inti luar.
Reaksi ini ditengarai mampu menciptakan ‘pabrik’ berlian raksasa karena lapisan yang yang kaya akan kristal terbentuk di dekat batas inti dan mantel Bumi.
“Penemuan ini, bersamaan dengan pengamatan kami sebelumnya terhadap berlian yang terbentuk dari air yang bereaksi dengan karbon dalam cairan besi di bawah tekanan ekstrem,” kata Dan Shim, ahli geosains di Arizona State University, dikutip dari laman resmi Arizona State University.
Tertarik baca berita lainya,kunjungi kami di googlenews
“(Penemuan ini) menunjukkan bahwa interaksi inti (dengan) mantel yang jauh lebih dinamis, dan menunjukkan adanya pertukaran material yang substansial,” tutup Shim.
sumber : detik.com