Jakarta, 22 April 2025 — Dunia dikejutkan oleh kabar duka dari Vatikan: Paus Fransiskus, pemimpin spiritual umat Katolik sedunia, wafat pada usia 88 tahun. Namun di tengah suasana berkabung global, muncul gestur kemanusiaan yang hangat dari tempat yang tak terduga—klub sepak bola Italia, Inter Milan.

baca juga : Mengenal Koi Sleepy Disease (KSD)

Inter Milan, klub yang saat ini diperkuat kiper berdarah Indonesia, Emil Audero, melakukan aksi sosial sebagai bentuk penghormatan atas wafatnya Paus Fransiskus. Mereka menyumbangkan ribuan paket makanan kepada para tunawisma di wilayah Milan dan Roma. Aksi ini bukan sekadar bentuk belasungkawa, tetapi juga cerminan nilai-nilai yang selama ini dijunjung oleh mendiang Paus—kesederhanaan, cinta kasih, dan kepedulian terhadap kaum marginal.

Aksi Sosial Bernuansa Spiritualitas

Berbeda dari ucapan belasungkawa normatif yang disampaikan berbagai tokoh dunia, Inter Milan memilih jalan sunyi namun bermakna. Dalam pernyataan resminya, klub menyebut bahwa aksi sosial ini adalah “doa dalam bentuk tindakan”, dan berharap bisa menyalurkan semangat kasih yang selama ini menjadi warisan moral Paus Fransiskus.

“Beliau (Paus Fransiskus) selalu berbicara tentang Gereja yang ‘berbau domba’—yang turun ke jalan, menemani yang terpinggirkan. Kami percaya, sepak bola juga bisa menjadi medium untuk menyampaikan pesan itu,” tulis Inter Milan dalam unggahan resmi di akun media sosialnya.

Emil Audero: Inspirasi Lokal dengan Jangkauan Global

Emil Audero, yang sempat menjadi buah bibir karena latar belakangnya sebagai pemain keturunan Indonesia, disebut ikut mengusulkan ide aksi sosial ini. Meskipun tidak secara langsung terlibat dalam distribusi, Emil mengajak rekan-rekannya untuk mendonasikan sebagian pendapatan pertandingan terakhir mereka untuk pembelian logistik dan makanan siap saji.

“Saya pikir ini saat yang tepat untuk memikirkan kembali apa arti ‘menang’ dalam sepak bola. Kadang, menang itu bukan soal skor di papan, tapi dampak yang kita tinggalkan di luar lapangan,” ujar Emil dalam wawancara singkat usai laga Serie A melawan Genoa.

Harmoni Agama, Sepak Bola, dan Kemanusiaan

Uniknya, sebagian besar distribusi dilakukan secara diam-diam, tanpa peliputan media besar. Sejumlah relawan mengenakan seragam biru-hitam Inter saat membagikan makanan di sekitar Termini Roma, stasiun pusat yang juga dikenal sebagai “pusat perjumpaan” bagi para tunawisma kota itu.

Kegiatan ini mengingatkan pada pendekatan khas Paus Fransiskus yang lebih suka “aksi nyata” daripada seremoni. Seorang pengamat sosial Italia bahkan menyebutnya sebagai “liturgi urban”—liturgi yang berlangsung bukan di gereja, tapi di jalanan.

baca juga : Gempa Bumi 5.4 Magnitudo Mengguncang Kota Sabang, Provinsi Aceh

Respon Umat dan Warganet

Di media sosial, tagar #GrazieFrancesco dan #InterPerLaGente menjadi trending. Banyak netizen yang memuji pendekatan Inter Milan sebagai lebih menyentuh dibanding sekadar unggahan hitam-putih. Bahkan, beberapa klub rival di Serie A pun dikabarkan mulai merancang aksi solidaritas serupa, terinspirasi oleh inisiatif ini.

Warisan Paus yang Diteruskan di Lapangan

Meski wafatnya Paus Fransiskus menjadi kehilangan besar, ia meninggalkan jejak moral yang kini menular hingga ke dunia olahraga. Apa yang dilakukan oleh Inter Milan dan Emil Audero bukan sekadar penghormatan simbolik, melainkan bentuk pewarisan nilai: bahwa iman, kepedulian, dan keberanian untuk hadir bagi yang menderita bisa bersatu, bahkan dalam dunia sepak bola yang keras dan kompetitif.

Artikulli paraprakMengenal Koi Sleepy Disease (KSD)
Artikulli tjetër9 Produk Pangan Olahan Mengandung Babi Versi BPJPH, Waspadai Saat Belanja

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini