Warta21.com- Seorang peretas membobol platform blockchain kripto milik Binance, BNB Chain, dan mencuri sekitar US$570 juta atau setara Rp8,7 triliun (asumsi kurs Rp15.275 per dolar AS) pada Kamis (6/10) lalu.
Dikutip dari CNN Business, Senin (10/10), perusahaan mengatakan jumlah tersebut setara dengan dua juta token kripto BNB. Akibatnya, perusahaan sempat menangguhkan sementara BNB Chain.
Kripto Senilai US$100 Juta Telah di Curi
CEO Binance Changpeng Zhao awalnya men-tweet bahwa kripto senilai US$100 juta telah dicuri. Meski begitu, ia mengklaim dana milik investor masih aman.
“Dana Anda aman. Kami minta maaf atas ketidaknyamanannya,” ujarnya seraya menambahkan bahwa dana yang tersisa telah dibekukan di BNB Chain.
Serangan terbaru ini membuat blockchain BNB offline selama sekitar sembilan jam. Zhao menyebut untuk menghentikan insiden menyebar, ekosistem chain menghubungi masing-masing validator, yang memverifikasi transaksi di blockchain.
BNB Chain pun kembali pulih dan berjalan sekitar pukul 02:30 pagi ET di hari yang sama.
Para Peretas Mencuri Token Kripto
Para peretas mencuri token kripto dengan menargetkan cross-chain bridge. Penghubung blockchain ini juga kerap menjadi sasaran peretasan dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut perusahaan analisis blockchain Elliptic, layanan cross-chain bridge biasanya menyimpan cadangan besar dari berbagai koin.
Elliptic mencatat sekitar US$1,83 miliar telah dicuri dari cross-chain bridge hingga Agustus 2022.
Beberapa pencurian terbesar tahun ini termasuk US$190 juta yang dicuri dari penyedia cryptocurrency bridge Nomad pada Agustus lalu.
Lalu, pembobolan perusahaan Harmony yang berbasis di California senilai $100 juta pada akhir Juni. Kemudian, peretasan chain bridge Ronin Axie Infinity senilai US$625 juta pada Maret lalu.
Baca Juga: CEO Freeport: Janji Bangun Smelter di Papua Tahun 2024
sumber: cnnindonesia.com, dan beberapa sumber.