Warta21.com – Pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan mulai “babak belur”. Rusia mulai kehilangan kendali di mana Ukraina kini merebut wilayah.
Dalam laporan live update CNN International, Selasa (6/6/2023), sejumlah fakta dipaparkan bagaimana pasukan Ukraina menghancurkan posisi Rusia di dekat Bakhmut dan dekat Klishchiivka, wilayah Donetsk serta wilayah lain. Bahkan video dirilis tertanggal 4 Juni.
“Pasukan Ukraina membuat kemajuan di front timur di sekitar kota Bakhmut,” tegas Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar, Senin waktu setempat.
“Pasukan darat melakukan tindakan ofensif dan telah maju ke beberapa arah di dekat pemukiman Orikhovo-Vasylivka, Paraskoviivka, Ivanivske dan Klishchiivka,” tambahnya lagi dalam sebuah posting di Telegram.
Perlu diketahui, Orikhovo-Vasylivka dan Paraskoviivka keduanya berada di utara Bakhmut. Sementara Ivanivske dan Klishchiivka di berada barat daya.
“Ini bukan hanya tentang Bakhmut. Serangan itu terjadi di beberapa arah. Kami senang setiap meter. Hari ini adalah hari yang sukses bagi pasukan kami,” katanya lagi.
Kekalahan pasukan Putin ini juga dibenarkan tentara bayaran Rusia, Grup Wagner. Bos perusahaan militer swasta yang mulai ditarik dari medan perang itu, Yevgeny Prigozhin monegasken langsung.
“Angkatan Bersenjata Ukraina telah mengambil kembali beberapa tanah di utara kota Bakhmut. Berkhovka telah hilang dan pasukan keluar dari sana,” katanya.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut tentara Rusia sudah mulai dipukul mundur. Ia mengklaim musuh akhirnya tahu Ukraina akan menang.
“Bagus sekali, para pejuang!,” katanya dalam sebuah video memberi selamat.
“Kami melihat betapa histerisnya reaksi Rusia terhadap setiap langkah yang kami ambil di sana, semua posisi yang kami ambil. Musuh tahu bahwa Ukraina akan menang,” ujar Zelensky lagi.
Di sisi lain, Jenderal Amerika Serikat (AS), Ketua Kepala Gabungan dari Staf Mark Milley, Ukraina memang sangat siap untuk serangan balasan ke Rusia. Namun, terlalu dini mengatakan hasil yang terjadi.
“Mereka berada dalam perang yang merupakan ancaman eksistensial bagi kelangsungan hidup Ukraina dan memiliki arti yang lebih besar bagi seluruh dunia,” jelasnya.
Rusia sendiri dilaporkan mengklaim mengagalkan serangan besar Kyiv, di mana rilis dikeluarkan soal membunuh 250 orang Ukraina dan menghancurkan kendaraan lapis baja. Namun, beberapa menyebut ini hanya klaim berlebihan.
Putin Dijepit “Perang Saudara” dan Milisi NATO
Sementara itu, perang juga mulai merayap ke Rusia. Bukan hanya serangan pesawat tak berawak yang dicurigai datang dari Ukraina tapi juga serangan penembakan yang terjadi di wilayah Rusia, Belgorod, di mana Moskow mengevakuasi warga sembilan desa.
Yang mengejutkan, serangan ini dilakukan kelompok pro Ukraina asal Rusia yang anti ke Presiden Vladimir Putin, Korps Sukarelawan Rusia dan Legiun untuk Kebebasan Rusia. Empat daerah yang diserang antara lain, Sobolevka dan Masloba Oristan.
Dilaporkan setidaknya tujuh orang tewas akibat sejumlah penembakan yang terjadi. Pasukan Rusia pro Putin juga ditahan.
“Sebanyak 18 roket ditembakkan ke Sobolevka, di mana pipa gas dan saluran listrik juga rusak dalam serangan itu,” tulis CNN International.
“(Sedang melakukan pembicaraan) untuk mengambil orang-orang kita,” tegas Gubernur wilayah Belgorod Vyacheslav Gladkov soal pasukan yang ditawan, dimuat AFP.
Di sisi lain, kini muncul lagi kelompok baru dari negara NATO yang juga menyerang Rusia. Kelompok militan itu berasal dari Polandia.
Mereka mengklaim keterlibatan dalam serangan di wilayah Belgorod. Dikutip Russia Today, kelompok ini menamakan dirinya Korps Sukarelawan Polandia dan bekerja sama dengan Korps Sukarelawan Rusia.
Dalam rilis Minggu waktu setempat, mereka melakukan serangan ke Distrik Grayvoron, 22 Mei lalu. Mereka juga membagikan video, di mana Korps Sukarelawan Polandia menggunakan tank T-72B Ukraina, kendaraan lapis baja HMMWV Amerika, dan helikopter Mi-8 dari Angkatan Bersenjata Ukraina.
Gubernur Belgorod Gladkov, juga menyebutkan keberadaan warga Polandia di antara serangan. Di saluran Telegramnya, ia menceritakan kisah seorang wanita, yang suaminya, seorang anggota pasukan bela diri setempat, terbunuh di depannya.
Meski begitu, Warsawa bersikeras tidak ada hubungannya dengan militan Polandia yang berjuang untuk Kyiv. Mereka meminta agar pergerakan kelompok itu tidak diasosiasikan dengan tindakan politik resmi Polandia.
Dalam update PBB Mei, perang Rusia di Ukraina mengakibatkan kematian sedikitnya 8.800 warga sipil sejak Februari 2022. Sebanyak lebih dari 14.900 orang terluka.
Total korban dari warga sipil akibat perang yang berkecamuk tercatat sekitar 23.800 orang. Namun data di lapangan, tegas PBB, kemungkinan lebih tinggi.
Sumber : cnbcindonesia.com
Baca Juga : Indahnya Taman Surya Malam Hari, Dilengkapi Burung hingga Kolam Ikan