Kantor Arema FC usai di demo Aremania. (Foto: Viva).

Warta21.com- Manajemen Arema FC mempertimbangkan untuk bubar seiring situasi yang semakin tak kondusif hingga di demo Aremania.

Aksi demontrasi Aremania itu terjadi di depan Kandang Singa di Jalan Mayjen Panjaitan, Kota Malang, pada Minggu (29/1) siang. Aksi ini berakhir ricuh dan membuat kantor Arema rusak.

Arema FC dalam situasi sulit setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu, yang menelan ratusan korban jiwa.

Klub asal Malang itu mendapat hukuman, dan setelahnya turut mendapat hukuman sosial karena dianggap sebagai klub yang tak serius mengawal pengusutan kasus Kanjuruhan.

Situasi ini makin sulit untuk Singo Edan, belum lagi mereka seperti ditolak di mana-mana dan dianggap sebagai klub tanpa empati karena masih melanjutkan diri ikut kompetisi.

Arema Membubarkan Diri Dari Kompetisi

Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI) Tatang Dwi Arfianto angkat bicara menyikapi kondisi terkini di Malang. Dalam hal ini, Tatang menegaskan upaya yang sudah dilakukan klub terkait Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 135 orang meninggal dunia.

Komisaris PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia, Tatang Dwi Arfianto, menyadari situasi ini jelas tak bagus. Ia menuturkan, bisa saja Arema membubarkan diri dari kompetisi, jika situasinya makin berat.

“Upaya yang ditempuh dan dihadapi klub Arema FC pasca musibah Kanjuruhan sudah dilakukan, mulai membuka crisis center untuk membantu oenanganan korban, menghadapi proses dan gugatan hukum baik pudana dan perdata serta menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi, memberikan layanan trauma healing, serta menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan. Kami sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan, kami akan terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal,” paparnya.

“Tentu kami merespons atas insiden ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya seperti apa. Jika sebelumnya kita memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepakbola utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima sampai usaha kecil lainnya. Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusivitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak,” jelas Tatang.

Saat ini, Arema dilarang berkandang di Malang sesuai dengan hukuman dari Komite Disiplin PSSI. Namun, Arema juga sulit untuk berkandang di mana-mana karena mereka mendapat penolakan.

Baca Juga: Hasil BRI Liga 1 Derby Suramadu: Madura United 0-2 Persebaya Surabaya

Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakTidak Pernah Dinafkahi, Istri Gugat Cerai Suami
Artikulli tjetërStop Terima Pesanan, JD.ID Resmi Tutup Total di Bulan Maret?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini