Warta21.com, Surabaya- Ketua Komisi D DPRD Surabaya dari fraksi PDIP Khusnul Khotimah disambati data keluarga miskin yang belum merata di wilayah Bulak Jaya, Kecamatan Semampir.
Mereka sambat, lantara banyak warga tak kurang mampu di wilayah setempat tidak tercover bantuan Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya). Rumah mereka pun luput dari penempelan stiker keluarga miskin.
Padahal, puluhan warga itu sebelumnya mendapat intervensi.
“Semestinya dapat bantuan ini tidak, kami di komisi D akan bahas permasalahan ini dengan Dinsos,” kata Khusnul saat reses di Balai RW 15, Bulak Jaya, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Rabu (25/1/2023).
Tak hanya itu, Khusnul juga menerima sambatan warga setempat yang merindukan program Posyandu Lansia kembali digulirkan, utamanya di Kelurahan Wonokusumo.
“Warga juga merindukan kegiatan Posyandu Lansia. Kami mendorong kegiatan di posyandu lansia, karena darisitu tercipta interaksi antarwarga,” kata politisi PDIP Surabaya ini.
Selanjutnya, aspirasi digaungkan oleh Kader Surabaya Hebat (KSH). Para kader berharap, ada penambahan anggaran untuk program pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita. Hal ini selaras dengan usulan Khusnul Khotimah, yang turut mendorong agar alokasi anggaran Rp5000 per balita dinaikkan.
“Pemkot mengalokasikan PMT Rp5000 per balita. Bentuknya snack. Nah, sudah selayaknya dinaikkan menjadi Rp6000 atau Rp7000, karena dasar (bahan baku) pembuatan makanan juga mengalami kenaikan,” terangnya.
Terakhir, Ning Kaka, sapaan karib Khusnul Khotimah, dihampiri secara khusus oleh seorang ibu penyandang tunanetra. Sekelumit kisah ibu tersebut diutarakan. Salah satunya mengenai tempat tinggal beliau yang membutuhkan intervensi Pemkot Surabaya.
Berharap Dapat Renovasi Melalui Program Dandan Omah
“Saya mendapati seorang ibu tunanetra. Beliau memohon bantuan agar kiranya rumah beliau dapat direnovasi melalui program Dandan Omah. Tetapi sayangnya, asetnya itu atas nama PT KAI, sehingga ini agak sulit untuk diusulkan,” katanya.
Meski demikian, Ning Kaka memastikan akan menindaklanjuti dan mendorong pengurus kampung untuk membersamai. Selain via program Dandan Omah, opsi lain dapat mengajukan bantuan Rutilahu melalui Baznas Surabaya.
“Masih sangat mungkin intervensi dapat diberikan melalui Baznas. Hanya saja perlu dilihat kembali ikatan hukumnya, apakah beliau sewa atau tidak,” jelasnya.
“Di samping itu, beliau juga berharap diberi bantuan agar bisa membuka klinik pijat khusus tunanetra. Sebab, beliau saat ini mengenyam pendidikan pemijatan tunanetra yang berada di Siwalankerto,” pungkas ning Kaka.
Baca Juga: Bus Trans Semanggi Suroboyo Isi Kekosongan Rute Purabaya-Kenjeran!