Warta21.com – Terungkap posisi Yusuf Mansur saat rumahnya digeruduk massa, Senin (20/6/2022), ternyata di luar negeri.
Yusuf Mansur tak menampakkan batang hidungnya saat massa yang terdiri dari pengurus dan jemaah Masjid Darussalam, Kota Wisata Bogor menggeruduk rumahnya.
Massa yang menuntut ganti rugi atas investasi batu bara 13 tahun silam yang dijanjikan Yusuf Mansur pun pulang dengan tangan kosong.
Seorang perwakilan massa yang juga merupakan Sekretaris Yayasan Pelita Lima Pilar, Herry M Joesoef, berujar jika ayah Wirda Mansur itu kabur.
Padahal, puluhan orang itu menuntut kesediaan Yusuf Mansur untuk berdialog dengan mereka.
“Ya dia (Yusuf Mansur) kabur kok,” tandas Herry, dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Namun, tudingan itu dibantah oleh kuasa hukum Yusuf Mansur, Arie Sunarya.
Arie mengungkapkan di mana posisi Yusuf Mansur saat rumahnya digeruduk massa.
“Sepanjang sepengetahuan saya, dari dua minggu yang lalu, beliau (Yusuf Mansur) berada di Kota Tarim, Negara Yaman,” papar Arie, pada awak media, Selasa (21/6/2022).
Menurut dia, Yusuf Mansur sedang belajar dan bersilaturahmi dengan ulama di Kota Tarim.
Dalam kesempatan itu, Arie tak menjelaskan Yusuf Mansur sedang belajar apa dan bersilaturahmi dengan siapa di sana.
“Agenda beliau adalah untuk belajar dan silaturahmi dengan ulama di sana,” tukasnya.
Sebelumnya, fakta baru pun terungkap terkait investasi batu bara Ustaz Yusuf Mansur.
Iming-iming Investasi Dilakukan di Masjid
Sekretaris Yayasan Pelita Lima Pilar, Herry M Joesoef, mewakili para korban menuturkan Ustaz Yusuf Mansur awalnya menawarkan investasi batu bara kepada pengurus dan jemaah masjid.
“Dia (Yusuf Mansur) datang ke Masjid Darussalam. Terus dia mempresentasikan bisnis di dalam masjid,” kata Herry dikutip dari Kompas.com.

Para jemaah dan pengurus masjid diiming-imingi mendapatkan keuntungan dari investasi itu per bulan.
Hingga pada akhirnya banyak jemaah dan pengurus masjid yang mengikuti program investasi ini.
250 Korban, Cuma 2 yang Untung di Awal
Tidak sedikit, dikabarkan sebanyak 250 orang yang terdiri dari jemaah dan pengurus masjid mengikuti program investasi tersebut.
Mereka tidak menduga, uang yang sudah digelontorkannya sejak 2009-2010 itu, hilang tanpa kabar.
Hingga saat ini, kata Herry, para korban tak kunjung mendapatkan keuntungan.
“Investasi mulai 2009 akhir sampai 2010 awal (durasi investasi). Nah, sampai sekarang ini, enggak ada yang dikembalikan,” lanjut Herry.