Kedudukan suami yang menjadi pemimpin istri tentu memberi peran sebagai penentu kebijakan untuk menjaga keharmonisan rumah tangganya.

Rasulullah SAW bersabda:

“Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud kepada yang lain tentu aku perintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi).

Tertarik baca berita lainnya, kunjungi kami di googlenews

Dalam sebuah rumah tangga, peran istri sangat penting dalam menjaga keharmonisan dan kestabilan hubungan dengan suami dan keluarga. Namun, ada beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa seorang istri telah melakukan durhaka kepada suaminya. Berikut adalah 11 tanda istri durhaka yang perlu diketahui:

1. Tidak Taat pada Suami

Tanda istri durhaka ini menjadi perhatian utama. Sebab, sudah menjadi kewajiban istri untuk taat kepada suami. Tidak Mau Mengikuti Nasihat Suami Istri yang tidak mau mengikuti nasihat suami dan lebih suka melakukan apa yang dia inginkan tanpa mempertimbangkan pendapat suami.

Dalam Islam, ketaatan istri kepada suami sangat penting dalam menjaga keharmonisan dan kestabilan rumah tangga. Seorang istri yang taat pada suami menunjukkan kesetiaan dan komitmennya terhadap rumah tangga dan suaminya.

Nusyuz, atau sikap membangkang, adalah perilaku istri yang tidak taat pada suami dan melanggar perintahnya. Hal ini dapat menyebabkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga dan membuat suami merasa tidak dihargai.

Seorang istri yang baik dan shalihah adalah istri yang senantiasa taat pada suami dalam keadaan dan kondisi apapun.

Islam menyebut perbuatan seorang istri yang tidak taat kepada suaminya sebagai nusyuz yang artinya sikap membangkang.

Artinya, istri yang melakukan nusyuz adalah istri yang melawan dan melanggar perintah suami, serta tidak ridho atas kedudukan yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.

Rasulullah SAW bersabda:

“Pernah ditanyakan kepada Rasulullah SAW, ‘Siapakah perempuan yang paling baik?’.”

Beliau menjawab: “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR An-Nasai dan Ahmad).

Ebook Cuan dari rumah, Jualan produk hasil milyaran

2. Mengingkari Kebaikan Suami

Dalam Islam, mengingkari kebaikan suami adalah salah satu tanda istri durhaka yang perlu diwaspadai. Seorang istri yang baik harus dapat menghargai dan mensyukuri kebaikan suami, bukan malah mengingkarinya.

Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah perempuan, dan salah satu penyebabnya adalah mengingkari pemberian suami. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya mensyukuri kebaikan suami dan tidak mengingkarinya.

Beberapa contoh perilaku mengingkari kebaikan suami:

– *Menerima gaji kecil dengan wajah ketus*: Istri yang menerima gaji kecil dengan wajah ketus dan tidak bersyukur atas kebaikan suami.
– *Memberitahukan kebaikan suami kepada orang lain dengan nada negatif*: Istri yang memberitahukan kebaikan suami kepada orang lain dengan nada negatif, sehingga merendahkan suami di mata orang lain.
– *Membanding-bandingkan rezeki suami dengan orang lain*: Istri yang membanding-bandingkan rezeki suami dengan orang lain, sehingga membuat suami merasa tidak dihargai.

3. Tidak Suka pada Keluarga Suami

Dalam sebuah pernikahan, tidak hanya suami dan istri yang menjadi bagian dari hubungan, tetapi juga keluarga dari kedua belah pihak. Oleh karena itu, penting bagi seorang istri untuk dapat menempatkan dirinya dengan baik dalam keluarga suami dan membangun hubungan yang harmonis dengan mereka.

Tidak suka pada keluarga suami dapat menjadi tanda istri durhaka jika hal tersebut menyebabkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga dan membuat suami merasa terjepit di antara istri dan keluarganya.

Beberapa contoh perilaku tidak suka pada keluarga suami:

– *Menghasut suami untuk melawan orang tuanya*: Istri yang menghasut suami untuk melawan orang tuanya atau memutuskan hubungan dengan keluarga suami.
– *Tidak mau mengunjungi keluarga suami*: Istri yang tidak mau mengunjungi keluarga suami atau tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan keluarga suami.
– *Membuat suami merasa bersalah karena membela keluarganya*: Istri yang membuat suami merasa bersalah karena membela keluarganya atau memenuhi kewajiban kepada orang tuanya.

Baca Juga : Tanda Kekurangan Vitamin D3: Waspadai Gejala yang Sering Diabaikan

4. Mengungkit-ungkit Kebaikan yang Dilakukan

Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang, termasuk seorang istri pernah melakukan kebaikan, meskipun hanya sebiji kurma.

Akan tetapi akan menjadi sebuah bentuk kedurhakaan apabila seorang istri mengungkit-ungkit kebaikan yang telah dilakukan terhadap suami atau keluarganya.

Selain termasuk dalam tanda istri durhaka, hal tersebut juga akan menyakiti perasaan suami.

Kebaikan yang sering diungkit tersebut seolah menghapus banyaknya kebaikan yang telah diberikan oleh suami kepada dirinya, padahal hal tersebut merupakan kewajiban suami.

5. Cemburu yang Berlebihan

Tanda Istri Durhaka (Orami Photo Stock)
Foto: Tanda Istri Durhaka (Orami Photo Stock)
Tanda istri durhaka terhadap suami selanjutnya terletak pada rasa kecemburuan, namun hal ini banyak tidak disadari oleh istri.

Salah satu sifat alami manusia, terutama kaum hawa adalah cemburu. Cemburu boleh saja, asal berdasar dan wajar.

Rasa cemburu seorang istri terhadap suaminya menurut syariat Islam apabila suami melakukan kemaksiatan seperti berzina, menzalimi istri, mengurangi hak-hak istri, dan lain sebagainya.

Itu akan berubah menjadi kedurhakaan apabila tidak berdasar berupa fakta atau bukti dan cemburu buta.

Rasulullah SAW bersabda:

“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya.

Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257).

6. Tidak Mau Menghormati Suami

Istri yang tidak mau menghormati suami dan tidak sopan dalam berperilaku terhadap suami.

Tidak bisa menjaga perasaan suami dapat menjadi tanda istri durhaka jika hal tersebut dilakukan secara terus-menerus dan membuat suami merasa tidak dihargai. Seorang istri yang baik harus dapat memahami perasaan suami dan berusaha untuk menyenangkan hatinya.

Menjaga perasaan suami tidak hanya tentang melakukan hal-hal yang besar, tetapi juga tentang hal-hal kecil yang dapat membuat suami merasa dihargai dan dicintai. Contohnya, menunjukkan wajah yang ramah, tidak bermuka masam, dan sejuk ketika suami memandangnya dapat membuat suami merasa lebih nyaman dan dicintai.

Namun, jika seorang istri tidak dapat menjaga perasaan suami dan malah melakukan hal-hal yang dapat membuatnya terluka, maka hal tersebut dapat menjadi tanda istri durhaka. Contohnya, membicarakan kejelekan suami di depan orang lain atau mengeluhkan kondisi suami dengan cara yang tidak sopan dapat membuat suami merasa tidak dihargai dan terluka.

Beberapa contoh perilaku yang dapat melukai perasaan suami:

– Membicarakan kejelekan suami di depan orang lain : Istri yang membicarakan kejelekan suami di depan orang lain dapat membuat suami merasa tidak dihargai dan terluka.
– Menghina suami di depan orang lain Istri yang menghina suami di depan orang lain dan tidak sopan dalam berbicara tentang suami.
– Istri yang mengabaikan kebutuhan suami, baik itu kebutuhan fisik maupun emosional.                                  – Tidak Mau Mengurus Rumah Tangga, Istri yang tidak mau mengurus rumah tangga dan membiarkan suami melakukan semua pekerjaan rumah.

7. Tidak Mau Menjaga Aurat

Istri yang tidak mau menjaga aurat dan tidak sopan dalam berpakaian. Seorang istri harus bisa menjaga penampilannya di depan suami, tidak hanya ketika sedang bepergian ke luar rumah.

Jika seorang istri terlihat kotor, lusuh, dan kumal ketika berada di hadapan suami, maka tidak heran jika lama kelamaan suami akan menjadi tidak betah di rumah.

Akan tetapi juga merupakan hal yang tidak baik apabila seorang istri terlalu sibuk berdandan sehingga lupa akan kewajibannya sebagai istri di rumah.

Namun seringnya perempuan juga berlebihan dalam berdandan dan berpakaian terlalu seronok ketika diluar rumah dan memamerkan auratnya

Semua hal harus berjalan seimbang, sehingga suami bisa betah di rumah, dan merasa bangga saat berjalan bersama di luar rumah.

8. Menyelisih Suami

Perdebatan yang berkepanjangan bisa menimbulkan ketegangan dan konflik.

Mengutip NU Online, seorang istri sebaiknya tidak mendebat suami dalam hal-hal yang tidak penting.

Namun, diskusi serius dengan suami untuk mencari solusi terbaik dari suatu masalah sebaiknya tetap dilakukan.

Hal ini penting untuk bermusyawarah dan mencapai kesepakatan bersama, namun terkadang masih ada istri yang berbicara kasar kepada suami dan tidak sopan dalam berkomunikasi. Berbohong kepada Suami, Istri yang gemar berbohong kepada suami dan tidak jujur dalam berkomunikasi. Serta hal yang merusak komunikasi yaitu Istri yang tidak mau mendengarkan suami dan lebih suka melakukan apa yang dia inginkan tanpa mempertimbangkan pendapat suami.

9. Tidak Menjaga Kehormatan Suami

Seorang istri harus dapat menjaga kehormatan suami dan berperilaku baik, baik ketika suami ada di rumah maupun tidak. Menjaga kehormatan suami berarti menjaga nama baik dan reputasi suami, serta tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak hubungan suami-istri.

Dalam situasi ketika suami tidak ada di rumah, seorang istri sebaiknya tidak memanfaatkan kesempatan untuk bersenang-senang menuruti hawa nafsu dengan cara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan moral. Pergaulan yang sangat longgar dapat menimbulkan fitnah dan merusak reputasi suami dan keluarga.

Beberapa tips untuk menjaga kehormatan suami:

– Menjaga perilaku, Istri dapat menjaga perilaku dan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak reputasi suami dan keluarga.
– Menghindari pergaulan yang tidak baik, seharusnya Istri dapat menghindari pergaulan yang tidak baik dan tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan moral.
– Menjaga komunikasibKewajiban istri dapat menjaga komunikasi dengan suami dan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak hubungan suami-istri.
– Mengutamakan keluarga, Istri dapat mengutamakan keluarga dan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak keharmonisan keluarga.

Dengan menjaga kehormatan suami dan berperilaku baik, seorang istri dapat menciptakan rumah tangga yang harmonis dan bahagia, serta menjaga nama baik dan reputasi suami dan keluarga.

10. Tidak Menjaga Harta Suami

Seorang istri adalah pihak yang paling dipercaya oleh suami untuk menjaga hartanya.

Kepercayaan ini tidak boleh dikhianati dengan pengeluaran yang tidak perlu.

Terlebih lagi, jika harta tersebut digunakan untuk kemaksiatan, hal ini pasti akan menimbulkan masalah yang serius di kemudian hari.

Rasulullah SAW bersabda:

وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

“Dan seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR Al Bukhari )

Jadi, Rasulullah SAW menegaskan bahwa wilayah kepemimpinan wanita adalah keluarga dan rumah tangga suaminya, sementara laki-laki memimpin di luar rumah.

Seorang wanita bertanggung jawab atas rumah dan anak-anaknya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya di dua aspek ini.

11. Tidak Menunjukan Rasa Sayang

Seorang istri hendaknya selalu menunjukkan rasa cintanya kepada suami, terutama ketika berada di dekatnya.

Ini penting karena salah satu tujuan dari pernikahan adalah membentuk keluarga yang penuh kasih sayang.

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 21:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Artinya: “Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya.

Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Jauhi tanda istri durhaka tersebut jika mulai ditemukan pada diri dan segera berintrospeksi serta merubah diri.

12. Meminta Cerai pada Suami Tanpa Alasan Syar’i

Cerai dalam Islam, Hukum istri meminta cerai pada suami sebenarnya boleh, asal dengan syarat dan alasan yang jelas.

Dalam sebuah hadis dari Ibnu ‘Abbas, bahwasanya istri Tsâbit bib Qais mendatangi Nabi SAW dan berkata: “Wahai, Rasulullah. Aku tidak mencela Tsâbit bin Qais pada akhlak dan agamanya, namun aku takut berbuat kufur dalam Islam.”

Maka Nabi SAW bersabda: “Apakah engkau mau mengembalikan kepadanya kebunnya?’ Ia menjawab, ‘Iyaa, Rasulullah SAW’.

Lalu beliau bersabda: “Ambillah kebunnya, dan ceraikanlah dia.” (HR al-Bukhari).

Namun, hukum istri meminta cerai pada suami adalah haram jika tanpa alasan syar’i. Sebab, dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa saja perempuan yang meminta (menuntut) cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan maka diharamkan bau surga atas perempuan tersebut.” (HR. Abu Dawud, Al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Dalam Islam, hukum istri meminta cerai pada suami bisa menjadi haram jika tidak ada alasan yang dibenarkan secara syariat.

Misalnya, jika seorang istri meminta cerai hanya karena masalah sepele, seperti bosan atau ingin mencari kebebasan tanpa adanya sebab yang jelas, maka perbuatan ini tidak diperbolehkan dan masuk dalam Dosa.

Artikulli paraprakSurabaya Nonton Film Karate Kid: Legends merupakan sekuel yang dinantikan oleh penggemar film Karate Kid.
Artikulli tjetër732 Tahun, Siapkah Surabaya Menjadi Kota Maju

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini