Foto: Warga di Intan Jaya, Papua Tengah angkat senjata mengusir KKB. (Dok. Istimewa)

Warga di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah mengangkat senjata ikut melawan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Warga gerah kerap dijadikan tameng atas rentetan aksi teror KKB di wilayahnya.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Herman Taryaman mengungkapkan warga di Intan Jaya kompak pasang badan mengusir KKB. Mereka tidak mau lagi dimanfaatkan.

“Karena itu masyarakat pun angkat panah untuk mengusir KKB apabila datang ke kampung mereka,” tegas Herman dalam keterangannya, Selasa (26/4/2023).

Herman mengatakan masyarakat resah atas aksi KKB dalam dua hari berturut-turut sejak 24-25 April. Serangan KKB membuat nyawa warga menjadi terancam.

Pasalnya, saat kontak tembak terjadi, warga dipaksa dijadikan pelindung mereka. Situasi ini juga menyulitkan aparat keamanan untuk memukul mundur KKB.

“KKB kerap menjadikan warga sebagai tamengnya, hingga mengancam nyawa masyarakat,” ucapnya.

Atas kondisi itu, Herman menekankan aparat TNI dan Polri berkewajiban memberikan perlindungan kepada warga. Unsur Forkopimda Kabupaten Intan Jaya juga memberi atensi.

“TNI-Polri tentu akan berada di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman. Dan saat ini siaga 1 dilakukan, guna mengantisipasi adanya serangan susulan,” jelas Herman.

Rekrut Pelajar SMP-SMA Jadi Anggota KKB
KKB tidak hanya memanfaatkan warga menjadi tameng saat terjadi kontak tembak dengan aparat. KKB ternyata merekrut warga dari kalangan pelajar SMP dan SMA untuk bergabung lalu dipersenjatai ikut menyerang TNI.

“Ternyata kini terkuak cara-cara gerombolan KKB. Tak hanya menggunakan warga, baik perempuan atau mama-mama maupun anak-anak, bahkan mengajak memobilisir para remaja pelajar SMP/SMA untuk menyerang prajurit TNI yang sedang bertugas di Papua,” ungkap Herman.

KKB di wilayah Papua merekrut anggota dari kalangan pelajar.
KKB di wilayah Papua merekrut anggota dari kalangan pelajar.

Herman mengatakan cara-cara yang digunakan KKB melanggar hak asasi manusia (HAM). Pihaknya menegaskan kejahatan KKB tidak bisa ditolerir.

“Jadi tidak salah apabila warga di Nduga maupun di Intan Jaya maupun di daerah lainnya mulai melakukan perlawanan kepada gerombolan KKB, karena keluarga ataupun anak anak mereka menjadi tumbal dari KKB,” tegasnya.

Pihaknya pun mengimbau agar warga berhati-hati akan provokasi KKB. Herman mengimbau warga agar segera melapor ke aparat keamanan jika hal tersebut terjadi.

“Kita semua hati-hati dengan ajakan kepada para remaja pelajar oleh KKB. Jika ada maka bisa dilaporkan dan tentunya jangan terpengaruh,” jelas Herman.

2 Hari KKB Serang Aparat TNI-Polri
Diketahui KKB menyerang wilayah Intan Jaya, Papua Tengah 2 hari berturut-turut. Kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa meski KKB dengan aparat TNI dan Polri sempat terlibat kontak tembak.

Awalnya, KKB menyerang aparat TNI di Kampung Sambili, Intan Jaya pada Minggu (23/4). KKB disebut dilengkapi senjata api laras panjang.

“Gerombolan KKB dengan menggunakan 2 senjata api laras panjang berupaya menyerang TNI Yonif 305/TKR saat berada di Kampung Sambili menuju Kampung Kusage Kabupaten Intan Jaya,” kata Herman.

Setelahnya, KKB kembali menyerang Pos Brimob Polri di Kampung Bilogai, Senin (24/4). Serangan ini membuat warga di wilayah itu berkumpul membawa busur dan panah mengusir KKB.

“Atas gangguan dari KKB terhadap TNI dan Polri selama dua hari berurut-turut itu tak ada korban jiwa. Kini kita lakukan status siaga 1 guna mencegah adanya serangan susulan,” pungkasnya.

Sumber : detik.com

Baca Juga : WASPADA! BMKG Prediksi Suhu Panas Berlangsung Hingga Oktober, Ini Cara Menghindari Bahaya Sinar UV

Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakWASPADA! BMKG Prediksi Suhu Panas Berlangsung Hingga Oktober, Ini Cara Menghindari Bahaya Sinar UV
Artikulli tjetërPelajaran dari Kasus Panther Vs Pajero Sport Lawan Arah, Perlu Ditiru?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini