Warta21.com- Sholat dhuha merupakan sholat sunah yang memiliki kedudukan istimewa di mata Allah, Selain itu banyak keutamaan dan manfaat yang luar biasa.
Salah satunya sebagai bentuk permohonan ampunan dosa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selain itu, Sholat Dhuha memiliki keutamaan lain, yaitu jika kita melaksanakannya minimal dua rakaat maka pahala yang kita dapatkan sama dengan 360 sedekah. Hal ini berkaitan dengan keutamaan Sholat Dhuha yang mampu melancarkan rezeki.
Adapun doa yang dianjurkan dibaca setelah Sholat Dhuha yaitu:
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
(Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadakash shalihin).
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Alloh, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang saleh,”.
KH Yahya Zainul Ma’aif alias Buya Yahya menjelaskan, doa tersebut bukan berasal dari hadits Nabi. Melainkan doa tulus dari seorang hamba kepada Allah. Berdoa kata Buya Yahya, bisa dengan bahasa apa saja, sekalipun tidak ada dalam hadits Rasulullah.
Dalam berbagai kitab hadits memang tidak ditemukan asal muasal doa tersebut. Pada Kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq tidak menyebutkan doa tersebut, namun hanya menyebutkan keutamaan Sholat Dhuha. Sedangkan dalam Kitab Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj Wa Hawasyi Asy Syarwani wa al ‘Ibadi karya Ahmad bin Muhammad bin ‘Aly bin Hujr al Haitsami khususnya dalam Hawasyi Asy Syarwani memuat doa itu dalam bab yang menguraikan Sholat Dhuha.
“Siapa yang mengatakan (doa Sholat Dhuha bersumber dari) hadits? Itu doa dan doa boleh dengan bahasa apa saja yang penting maknanya benar, yang mengatakan hadits dhoif dia telah salah, karena memang itu bukan hadits” ujar Buya Yahya.
Meski begitu bacaan doa yang masyhur di kalangan ulama ini dianjurkan untuk dibaca setelah selesai melaksanakan Sholat Dhuha. Bahkan bukan hanya setelah Sholat Dhuha namun kapanpun doa tersebut boleh dibaca.
”Sebaik baiknya doa adalah doa yang pernah dibaca oleh Rasulullah, tapi tidak semua orang bisa hafal semua doa Rasulullah. Karena dari itu semua orang bisa membuat doa oleh dirinya sendiri asal maknanya benar,” pungkasnya.
Baca Juga: PBNU: 1 Ramadhan Jatuh Pada Minggu 3 April 2022
sumber: muslim.okezone.com