Banjir dan longsor terjang Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
Hujan deras yang mengguyur Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, selama lima hari terakhir menyebabkan banjir bandang di Kelurahan Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga, pada Minggu dini hari, 29 Juni 2025. Luapan Sungai Wanggu yang tidak mampu menampung debit air menjadi penyebab utama banjir yang merendam ratusan rumah di wilayah tersebut.
Banjir besar melanda wilayah Kali Wanggu, Kelurahan Lepo-Lepo, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebabkan ratusan warga terdampak. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, Cornelius Padang, melaporkan bahwa sebanyak 402 jiwa atau 103 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi akibat banjir yang mencapai ketinggian hingga 180 sentimeter.
Ratusan warga terdampak dan terancam bencana lanjutan. Situasi ini memprioritaskan evakuasi warga dan penanganan darurat untuk mengurangi risiko bencana.
Tertarik baca berita lainnya, kunjungi kami di googlenews
Penyebab Banjir:
– Curah Hujan Tinggi: Banjir disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari terakhir yang mengguyur hampir di seluruh wilayah Kota Kendari.
Dampak Banjir:
– Jumlah Warga Terdampak: 402 jiwa atau 172 KK
– Ketinggian Air: Hingga 180 sentimeter
– Wilayah Terdampak: 4 RT di Kelurahan Lepo-Lepo, yaitu RT 14, 12, 10, dan 01 serta total 13 kelurahan di enam kecamatan terdampak bencana ini. – Longsor dan pohon tumbang terjadi di beberapa titik. – Ratusan kepala keluarga terpaksa mengungsi ke tepi jalan dengan membawa barang-barang seadanya yang berhasil diselamatkan. – Banjir menyebabkan kerugian materiil yang signifikan, meskipun jumlah pasti belum dapat dipastikan.
Evakuasi Warga
Warga Kelurahan Lepo-Lepo terpaksa mengevakuasi diri menggunakan perahu karet setelah banjir datang secara tiba-tiba sekitar pukul 04.00 WITA. Ketinggian air mencapai lebih dari satu meter, memaksa sebagian warga untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Evakuasi ini dilakukan untuk memindahkan warga ke tempat yang lebih aman dan mengurangi risiko kecelakaan.
Upaya Penanganan:
– Posko Pengungsian: 3 posko pengungsian didirikan untuk menampung warga yang terdampak
– Tenda Pengungsian: Tenda dari Kementerian Sosial (Kemensos), BPBD Provinsi, dan Kota Kendari didirikan untuk membantu warga dan menyediakan bantuan darurat bagi warga terdampak. Bantuan darurat seperti makanan, air, dan obat-obatan diberikan kepada warga yang terdampak. – Cornelius Padang, Kepala BPBD Kendari, menyatakan bahwa secara umum situasi dapat ditangani, namun upaya penanganan masih terus dilakukan. – Tim BPBD Kota Kendari, Tagana Sultra, dan SAR gabungan telah diterjunkan untuk melakukan evakuasi. – Dapur umum telah disediakan untuk memenuhi kebutuhan pangan warga yang mengungsi. – Mitigasi Bencana, Upaya mitigasi struktural dan non-struktural dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, seperti pembangunan infrastruktur yang tahan banjir dan penyuluhan kepada masyarakat.
Peringatan:
– Warga diimbau untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana lanjutan.
– Pemerintah setempat dan BPBD terus memantau situasi dan melakukan upaya penanganan darurat.
https://lynk.id/warta21_/Q1b9xxp
Gubernur Sulawesi Tenggara meninjau langsung lokasi banjir untuk memantau upaya penanganan dan memberikan dukungan kepada warga yang terdampak.
Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka, mengunjungi ratusan korban banjir di wilayah Kali Wanggu, Kelurahan Lepo-Lepo, Kota Kendari, pada Minggu, 29 Juni 2025. Kunjungan ini dilakukan untuk meninjau langsung kondisi warga yang terdampak banjir dan memberikan bantuan serta dukungan moral.
Andi Sumangerukka juga menyatakan bahwa penyebab banjir di Kelurahan Lepo-Lepo, Kota Kendari, adalah luapan Sungai Wanggu. Ia menyebutkan bahwa sungai tersebut terakhir kali meluap pada tahun 2019, sehingga tidak terjadi setiap tahun.
Tanggapan Gubernur:
– Mengidentifikasi luapan Sungai Wanggu sebagai penyebab utama banjir
– Berjanji untuk membangun tanggul sebagai penahan air sungai untuk mencegah banjir serupa di masa depan
– Menginstruksikan pembangunan tanggul antara pembatas Kali Wanggu dengan pemukiman warga.
https://lynk.id/warta21_/G8l5KwK
Bantuan dan Dukungan:
– Pemerintah Provinsi meminta Pemerintah Kota Kendari menginstruksikan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir
– Bantuan darurat seperti makanan, air, dan obat-obatan diberikan kepada warga yang mengungsi.
Solusi yang Disarankan:
– Pembangunan tanggul sebagai pembatas antara Kali Wanggu dan pemukiman warga untuk menahan air dari sungai yang meluap.
– Koordinasi dengan Pemkot Kendari untuk melakukan pembangunan infrastruktur yang dapat mengurangi risiko banjir.
Upaya upaya penanganan darurat yang terus dilakukan, diharapkan situasi di Kelurahan Lepo-Lepo dapat segera kembali normal dan warga dapat menjalani kehidupan sehari-hari tanpa ganguan, Dengan kemudian melakukan perencanaan pembangunan tanggul, diharapkan dapat mengurangi risiko banjir di masa depan dan meningkatkan kualitas hidup warga di sekitar Kali Wanggu.