Surabaya, warta21.com – Belakangan cuaca di Kota Surabaya mulai diwarnai mendung, di tengah panas ekstrem yang masih terjadi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda menyebut, mendung yang belakangan terjadi disertai beberapa kali hujan ringan, bentuk peralihan cuaca ke musim hujan atau pancaroba.

Tapi menurut Teguh Tri Susanto Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Juanda, mendung itu tak murni peralihan musim. Tapi juga adanya fenomena lapisan inversi.

“Menurut data observasi karena sedang terjadi kekaburan jarak pandang akibat adanya lapisan inversi,” katanya dihubungi suarasurabaya.net, Rabu (15/11/2023).

Adapun lapisan inversi yang dimaksud, yaitu lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin. Padahal, kondisi normalnya adalah sebaliknya.

Kondisi ini menghambat udara untuk naik dan terdispersi atau menyebar sehingga polutan-polutan terjebak di permukaan.

“Fenomena ini dapat terjadi karena adanya distribusi suhu dan kelembaban yang tidak merata dalam atmosfer, serta pengaruh cuaca dan topografi tertentu. Lapisan inversi dapat menyebabkan perubahan kondisi cuaca dan dapat mempengaruhi polusi udara,” jelasnya lagi.

Menurutnya, itu salah satu dari beberapa efek yang bisa ditimbulkan akibat adanya fenomena lapisan inversi.

“Di mana udara dingin yang terjebak di bawah lapisan inversi dapat menyebabkan penumpukan polusi udara di atas permukaan bumi. Ini dapat menghasilkan kualitas udara yang buruk, karena polutan tidak dapat tersebar dan diencerkan dengan baik,” bebernya.

Selain itu, lapisan inversi bisa menyebabkan adanya kabut dan memengaruhi kondisi cuaca.

“Lapisan inversi dapat mempengaruhi pola cuaca lokal, menghambat pertukaran udara antara lapisan atmosfer yang berbeda,” tambahnya.

baca juga : KPK OTT di Bondowoso Jatim

Sehingga, sangat memungkinkan mengganggu penerbangan karena perubahan suhu dan kelembapan udara.

“Pengaruh penerbangan, lapisan inversi dapat mempengaruhi penerbangan karena perubahan mendadak dalam suhu dan kelembaban udara,” jelasnya.

“awal musim penghujan Surabaya di Desember dasarian 1 dan 2,” tandasnya. (lta/bil/ipg)

baca juga : Prabowo-Gibran Nomor Urut 2, Rosan Roeslani: Angka 2 Cerminkan Kemenangan dan Kesuksesan Indonesia

sumber : suarasurabaya.net

Artikulli paraprakSerangan Israel ke RS Al-Shifa Jadi Bumerang, Ini Buktinya
Artikulli tjetër20 HP dengan Desain 3 Kamera Boba ala iPhone, Harga Mulai Rp900 Ribuan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini