Ilustrasi Batuk

Cara mengobati batuk pada penderita TBC bisa dilakukan dengan mengonsumsi antibiotik berdasarkan jenis TB yang diderita, apakah TB aktif, laten, atau TB yang resisten terhadap obat. Obat yang biasanya diresepkan untuk TBC adalah isoniazid dan rifampisin.

Warta21.com – TBC adalah penyakit infeksi bakteri yang bisa menyebabkan penderitanya batuk terus-menerus dengan durasi bisa lebih dari 3 minggu. Kondisi ini tentu sangat membuat tidak nyaman, bahkan dapat mengganggu kesehatan tubuh secara keseluruhan. Cara mengurangi batuk pada penderita TBC bisa dilakukan dengan konsumsi antibiotik atau obat antituberkulosis (OAT).

Namun, konsumsi obat antibiotik bisa bergantung pada jenis TB yang diderita. Sehingga kamu perlu mengetahui apa saja jenis TBC dan bagaimana cara mencegah agar penyakit tersebut tidak menular pada orang lain.

Cara mengurangi batuk pada penderita TBC

Pada dasarnya, cara mengurangi batuk pada penderita TBC adalah dengan memastikan penyakit tuberkulosis yang diderita dapat diobati dengan baik. TBC sendiri dapat diobati dengan antibiotik.

Jenis antibiotik yang diberikan bergantung pada banyak faktor, mulai dari usia, jenis TBC , hingga riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan.

Kamu perlu minum obat TBC kurang lebih selama 6 sampai 9 bulan. Dokter akan memberi tahu kapan harus minum obat dan untuk berapa lama. Pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter. Melewatkan dosis atau berhenti minum obat akan membuat penyakit TBC menjadi lebih sulit diobati.

Berikut pengobatan TBC yang bisa dilakukan agar batuknya bisa segera mereda:

1. TBC paru aktif (Pulmonary TB)

Batuk juga menjadi salah satu gejala TBC Paru aktif. Untuk mengobatinya, dokter akan meresepkan antibiotik yang perlu kamu konsumsi selama 6 bulan tanpa putus. Jenis obat TBC yang mungkin diresepkan adalah:

  • 2 antibiotik isoniazid dan rifampisin selama 6 bulan
  • 2 antibiotik tambahan pirazinamid dan etambutol untuk 2 bulan pertama dari masa pengobatan 6 bulan

2. TB yang resisten terhadap obat

Cara mengurangi batuk pada penderita TBC yang resisten terhadap obat akan membutuhkan waktu yang lebih lama, karena jenis TB ini kebal terhadap 2 atau lebih jenis antibiotik.

Agar batuk penderita TBC jenis ini bisa mereda, pengobatan yang dilakukan juga berbeda dari TB aktif biasa. Pengobatan antibiotik mungkin akan membutuhkan waktu antara 9 sampai 24 bulan. Hasil pengobatannyapun juga kurang baik dibandingkan jenis TB paru dan laten, sehingga batuk mungkin akan lebih sulit disembuhkan.

Kapan batuk pada penderita TBc bisa berhenti?

Dilansir dari NHS UK, umumnya, penderita TBC akan merasakan gejala batuknya selama beberapa minggu sebelum akhirnya membaik.

Setelah minum antibiotik selama 2 minggu, kebanyakan orang tidak lagi menularkan penyakit TB dan merasa kondisinya lebih baik. Namun meski gejala batuk membaik, kamu tetap harus minum obat sampai habis sesuai dengan anjuran yang diresepkan dokter.

Minum obat selama 6 bulan adalah cara terbaik untuk memastikan bakteri mati sehingga kamu bisa sembuh total dari TBC. Jika kamu berhenti minum antibiotik sebelum batas waktu yang ditentukan, infeksi TB mungkin menjadi kebal terhadap antibiotik.

Hal ini dapat membuat TBC menjadi lebih sulit untuk diobati dan akan membutuhkan pengobatan yang lebih lama dengan terapi yang berbeda.

Cara agar tidak menularkan TBC saat batuk

TBC adalah salah satu jenis penyakit yang dapat menular melalui droplet yang terinfeksi di udara. Namun, pengobatan yang tepat dapat mencegah penularan tersebut. Umumnya membutuhkan waktu pengobatan selama 6 bulan untuk membunuh bakteri TBC agar tidak dapat menginfeksi orang lain.

Selama masa pengobatan berlangsung, berikut cara mencegah penularan TBC yang bisa kamu lakukan:

  • Minum obat tepat waktu dan sesuai anjuran dokter
  • Saat batuk, bersin, atau tertawa, tutup mulut dengan tisu
  • Masukkan tisu bekas ke dalam kantong tertutup dan buang di tempat yang benar
  • Tidak melakukan kontak dekat orang lain sampai dokter mengizinkan
  • Tidur di kamar yang terpisah dengan orang lain

Jika menderita penyakit TBC aktif, kamu mungkin perlu dipantau secara medis seumur hidup. Ini bisa termasuk pemeriksaan rutin dan rontgen dada. Hal ini dilakukan untuk memastikan kamu tetap terbebas dari penyakit TBC dan bakterinya tidak kembali aktif.

Sumber : sehatq.com

Baca Juga : Kasus TBC Surabaya Terbanyak di Jatim, Dewan Minta Pemkot Serius Tangani

Artikulli paraprakPresiden FIFA Gianni Infantino Enggan Ikut Campur Masalah Israel dan Palestina, Timnas Israel U-20 Tetap Tampil di Piala Dunia U-20 2023?
Artikulli tjetërRibuan Orang Tinggalkan Surabaya Naik Kereta Api Selama Rangkaian Paskah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini