INGAPURA, RABU — Jonatan Christie tampil dengan performa terbaik sejak Maret hingga bisa memenangi 16 pertandingan secara beruntun. Kekalahan pada babak pertama turnamen bulu tangkis Singapura Terbuka menjadi pengingat bahwa tak boleh terlena dengan adanya tantangan besar di depan.
Tertarik baca berita lainya,kunjungi kami di googlenews
Tunggal putra Indonesia unggulan ketiga itu disingkirkan Chou Tien Chen dengan skor 17-21, 6-21 pada pertandingan di Singapore Indoor Stadium, Rabu (29/5/2024). Laga tersebut menjadi salah satu big match babak pertama karena mempertemukan dua pemain top dunia meski Chou tidak berstatus unggulan.
Chou adalah mantan pemain peringkat kedua dunia yang memiliki sembilan gelar juara BWF World Tour. Dia adalah peraih medali perak Asian Games Jakarta Palembang 2018, semifinalis Kejuaraan Dunia 2022, dan turut mengantarkan Taiwan ke semifinal kejuaraan beregu Piala Thomas 2024.
Statistik pertemuan Jonatan dengan Chou pun menggambarkan ketatnya persangan di antara mereka. Meski Jonatan unggul 9-6, hampir setiap pertandingan berjalan ketat. Delapan di antaranya berlangsung rubber games.
Baca juga: Pemerintah Akan Evaluasi Terkait Iuran Tapera Ditolak Pengusaha-Pekerja
Maka, sesungguhnya tak terlalu mengejutkan ketika Jonatan kalah dari Chou di Singapura. Namun, yang menjadi catatan adalah fakta bahwa Jonatan tampil di bawah kemampuan terbaiknya.
Dia tak bisa bermain dengan nyaman. Raut wajah dan bahasa tubuh Jonatan bahkan memperlihatkan tanda kebingungan pada gim kedua. Dari 21 perebutan poin terakhir sejak skor 3-3, Jonatan hanya mendapat tiga angka.
Faktor utama kekalahan tersebut adalah ketidakmampuan Jonatan beradaptasi dengan cepat pada atmosfer di lapangan dan permainan Chou. Ini membuatnya lebih banyak memberi poin bagi Chou dibandingkan untuk dirinya sendiri. Sebagian besar kesalahan terjadi pada pukulan net.
Setelah interval gim kedua, perebutan poin lebih sering terjadi dalam kurang dari lima pukulan. Setelah skor 3-3, Jonatan langsung tertinggal 3-12 dan tak bisa berbuat apa-apa hingga akhir pertandingan. Dia hanya berusaha mengembalikan pukulan tanpa pola hingga mempermudah Chou untuk menyerang.
Tak pelak, Jonatan pun kecewa terhadap dirinya. ”Saya kurang cepat beradaptasi dan menemukan pola yang pas. Perubahan strategi dari pertemuan terakhir juga tidak berjalan dengan baik,” ujarnya.
Ini menjadi pelajaran yang bagus buat saya karena mungkin saja kondisi saat Olimpiade nanti bisa sama seperti ini. Itu artinya, saya harus lebih siap lagi.
Kekalahan tersebut menjadi kebalikan dari hasil pada pertemuan terakhir yang terjadi pada babak pertama All England, Maret. Saat itu, Chou dibuat tidak nyaman oleh permainan solid dan menyerang dari Jonatan hingga kalah 4-21, 15-21.
Baca juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 2 SD Tema 8 Halaman 3 4 6 7 Pembelajaran 1 Subtema 1
All England tersebut menjadi awal dari 16 kemenangan beruntun Jonatan setelah dia mengalami masa sulit pada awal 2024. Jonatan menjadi juara All England, Kejuaraan Asia, dan mengantarkan Indonesia ke final Piala Thomas dengan enam kemenangan setelah tiga kali tersingkir pada babak pertama dalam empat turnamen.
Kekalahan pada babak awal Singapura Terbuka memang sulit untuk diterima. Meski demikian, ada sudut pandang lain yang bisa ditanamkan dalam benak Jonatan. Kekalahan tersebut bisa menjadi wake up call agar dia tak terlena dengan kemenangan beruntun sebelumnya untuk menghadapi Olimpiade Paris 2024.
Jonatan bisa kalah pada babak awal kejuaraan jika tak siap dengan tantangan yang ada di hadapannya. Apalagi, setiap turnamen, bahkan setiap pertandingan, selalu memiliki atmosfer berbeda.
”Ini menjadi pelajaran yang bagus buat saya karena mungkin saja kondisi saat Olimpiade nanti bisa sama seperti ini. Itu artinya, saya harus lebih siap lagi,” kata Jonatan.
Peraih medali emas Asian Games Jakarta Palembang 2018 itu dan Anthony Sinisuka Ginting menjadi dua tunggal putra Indonesia yang lolos ke Paris 2024, ajang multicabang terbesar di dunia yang akan berlangsung 26 Juli-11 Agustus. Di Olimpiade Tokyo 2020, langkah Jonatan dihentikan Shi Yu Qi pada babak 16 besar, sementara Anthony mendapat medali perunggu.
Baca juga: Disiplin Latihan dan Berdoa, Mengantarkan Jonatan Christie Raih Juara All England
Setelah tersingkir di Singapura, Jonatan akan mengalihkan fokus ke turnamen Indonesia Terbuka di Jakarta, 4-9 Juni. Sepekan setelah Indonesia Terbuka, terdapat turnamen BWF World Tour lainnya, yaitu Australia Terbuka, tetapi Jonatan belum memastikan diri untuk bersaing pada turnamen berlevel Super 500 tersebut.
Seperti Jonatan, Anthony sebenarnya mendapat lawan yang tak kalah berat pada babak pertama di Singapura, yaitu Lee Zii Jia. Namun, juara All England 2021 itu batal bertanding karena cedera hamstring.
Cedera tersebut dialami Lee saat tampil dalam turnamen Thailand Terbuka dan Malaysia Masters pada dua pekan terakhir. Dia masih bisa memaksakan diri bertanding hingga lolos ke final Malaysia Masters pada pekan lalu, tetapi kalah dari Viktor Axelsen. Sepekan sebelum Malaysia Masters, Lee bermain di Thailand Terbuka dan menjadi juara.
”Sebenarnya sangat sulit untuk memutuskan mundur dari Singapura Terbuka, tetapi, setelah melihat hasil pemeriksaan, Lee disarankan untuk tidak bertanding. Program untuk Lee akan disesuaikan dengan pemulihannya,” pernyataan tim Lee melalui media sosial. Dengan kondisi itu, pemain peringkat kesembilan dunia tersebut diragukan tampil di Indonesia Terbuka.
sumber dikutip dari kompas.id