Warta21.com – Kisah nyata anak setubuhi ibu kandung hingga belasan tahun, hubungan inses di Bukittinggi, Sumatera Barat, terjadi sejak anaknya masih Siswa SMA.
Inses adalah hubungan seksual antara dua lawan jenis yakni pria dan wanita yang memiliki hubungan sedarah atau keluarga sangat dekat.
Hubungan terlarang ibu dan anak di Provinsi Sumbar tersebut diungkap Wali Kota Bukittinggi Erman Safar.
Anak yang melakukan hubungan inses bertahun-tahun dengan ibunya tersebut kini masih dikarantina pemerintah daerah setempat.
Sang anak yang setubuhi ibu kandung sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) itu kini sudah berusia 28 tahun.
Sedangkan, ibunya dalam kasus persetubuhan inses tersebut kini berusia 51 tahun.
Hanya saja, Erman yang mengungkap kisah nyata hubungan terlarang yang mencengangkan itu tak merinci identitas ibu dan anak tersebut.
“Ada anak yang sekarang sudah berusia 28 tahun, lagi kita karantina,” kata Erman Safar.
“Anak itu sejak SMA sudah berhubungan badan dengan ibunya,” jelasnya menambahkan.
Erman blak-blakan mengungkap fakta hubungan inses ibu dan anak itu di Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi pada Rabu (21/6/2023).
Dia mengungkapkan kisah nyata yang mengejutkan tersebut saat Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Anak.
“(Pemko Bukittinggi) sedang mengkarantina (pemuda itu), sudah masuk lima bulan berjalan,” ujarnya.
Fakta mengejutkan lain yang diungkap Erman mengenai latar belakang ibu dan anak dalam hubungan terlarang tersebut.
Ibu yang melakukan persetubuhan dengan anaknya tersebut ternyata masih memiliki suami yang tinggal serumah.
Demikian pula anaknya masih memiliki ayah dan juga hidup serumah dengannya.
Ayah begitupun sang ibu dan anak yang terlibat hubungan inses bahkan hidup dalam lingkungan keluarga agamis.
Kasus Inses di Indonesia
Sebelumnya, kasus hubungan inses atau sedarah lainnya juga pernah menghebohkan publik di Tanah Air.
Kehebohan tersebut seiring bertemunya kembali pasangan pernikahan sedarah di Karimun, Kepulauan Riau (Kepri) setelah terusir dari kampungnya.
Pasangan hubungan inses antara kakak dan adik kandung berinisial Ar dan Si bertemu di kontrakan.
Ar, sang kakak, pulang ke kontrakan untuk menemui Si, adik kandung yang menjadi istrinya.
Namun pertemuan tersebut diketahui warga setempat.
Kedatangan Ar lantas membuat heboh masyarakat.
Khawatir terjadi tindakan massa, pemilik kontrakan segera melapor kepada Ketua RT.
Ar dan Si akhirnya diamankan pihak kepolisian dan dimintai keterangan.
Pemilik kontrakan yang ditinggali Ar dan Si bernama Tuti menyebut Ar sudah berada di Karimun sejak awal Juli 2022.
Tuti kemudian melapor ke ketua RT terkait pulangnya Ar.
“Kemarin kami lapor pak RT, karena takut ada apa-apa,” katanya pada Kamis (14/7/2022).

Tuti melanjutkan, Ar selama tinggal tidak menunjukkan gelagat aneh.
Ar dikenal suka berkumpul dengan warga lainnya.
“Kesehariannya biasa saja, kadang keluar duduk ngobrol dengan warga di sini,” jelasnya.
Dilansir Bangkapos.com dari TribunBatam.id, pasangan pernikahan sedarah Ar dan Si pernah menghebohkan warga Karimun 2018 silam.
Pernikahan sedarah ini pertama kali terbongkar pada Jumat (10/2/2018) silam.
Saat itu, warga beramai-ramai menggerebek kediaman Ar dan Si di Kampung Bukit Cincin, Kelurahan Sei Raya, Kecamatan Meral.
Warga lalu menginterogasi Ar dan Si.
“Mereka mengakui adik kakak kandung,” kata warga.
Dari informasi yang ada, Ar dan Si menikah secara siri di Pulau Jawa belasan tahun yang lalu.
Keduanya lantas datang ke Kabupaten Karimun pada 2003.
Dari hubungan sedarah itu, mereka telah memiliki dua orang anak.
Ar dan Si sendiri berasal dari Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Risiko Hubungan Sedarah
Hubungan seksual maupun perkawinan antarsaudara dan antara orangtua dan anak adalah hal yang terlarang disetiap kebudayaan manusia, dengan beberapa pengecualian yang sangat terbatas.
Melansir dari Psychology Today, Senin (29/7/2019), gagasan untuk berhubungan seks dengan kakak atau adik kandung, atau orangtua atau anak sendiri merupakan bayangan yang sangat mengerikan, hampir tidak pernah terbayangkan bagi sebagian besar orang.
Psikolog Jonathan Haidt menemukan bahwa hampir setiap orang menolak dengan keras prospek hubungan seksual antara kakak-adik, bahkan dalam situasi imajiner tidak ada kemungkinan kehamilan.
Mengapa makhluk hidup menghindari perkawinan sedarah, alias incest?
Karena pada umumnya, hubungan sedarah berdampak sangat buruk bagi populasi atau keturunan dari hasil perkawinan tersebut.
Berikut dampak hubungan inses dikutip TribunnewsSultra.com dikutip dari Tribunnews.com melansir TribunStyle.com:
1. Keturunan dari perkawinan sedarah berpeluang sangat tinggi untuk lahir dengan cacat bawaan serius.
2. Keturunan dari perkawinan sedarah akan mewariskan penyakit yang sama.
3. Kurang variasi DNA, sistem tubuh melemah.
Melansir Kompas.com, sebuah studi tentang anak-anak hasil perkawinan sedarah di Cekoslowakia menemukan 42 persen menderita cacat lahir yang parah atau menderita kematian dini.
Tak hanya itu, 11 persen lainnya mengalami gangguan mental.
Sekelompok konselor genetik juga membeberkan konsekuensi biologis dari hubungan pernikahan sedarah.
Dari penelitian yang dilakukan, mereka menemukan efek inses sebanyak 40 persen anak-anak dilairkan dengan kelainan resesif autosom, kelainan fisik bawaan, bahkan defisik intelektual yang parah.
Sebanyak 14 persen lainnya mengalami cacat mental ringan.
Sedangkan, anak yang baru lahir menderita kematian dini, cacat lahir, atau gangguan mental parah mendekati angka 50 persen.
Sumber : tribunnewssultra.com
Baca Juga : Film The Simpsons Sudah Meramalkan Soal Bencana Kapal Selam Titanic 17 Tahun Lalu