Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat solidaritas sosial, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan konsep inovatif Tanggung Renteng dan Gotong Royong . Konsep ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk berbagai permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat Surabaya.
Pengelolaan fiskal merupakan tantangan dalam satu program program kerakyatan yang akan dijalankan kedepannya oleh Wali kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Konsep tanggung renteng dan Gotong Royong dicetuskan oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Hal tersebut berjalan dengan cara “Masyarakat yang sejahtera menyisihkan perbulan antara Rp. 100.000 – Rp. 200.000 per bulan dan bergerak dengan sendirinya membantu warga yang tidak mampu di RW-nya, maka hal itu sangat luar biasa” ungkapnya.
Tertarik baca berita lainnya, kunjungi kami di googlenews
Uang tersebut dikelola bersama dalam 1 RW yang nantinya diperbantukan pada warga miskin dan pramiskin di dalam lingkungan RW dan terdekat.
Eri mengutip dari ucapan Presiden RI pertama, Soekarno “gotong royong itu adalah yang utama dengan Pancasila”. Selain itu, menurutnya, semua agama juga memperkenalkan konsep gotong royong. “Agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, Khonghucu, mengajarkan tolong-menolong.
“Ini semata-mata agar warga Surabaya bisa merasakan dampak pembangunan secara lebih cepat, sekaligus ikhtiar solusi di tengah tantangan pengelolaan fiskal yang tidak mudah,” tambah Eri.
Eri memaparkan pada pidatonya, bahwa Pemkot Surabaya juga berkomitmen memperbaiki 171 balai RW dengan anggaran Rp34 miliar. Di sektor pendidikan, alokasi mandatory spending sebesar 20 persen dari APBD atau sekitar Rp2,5 triliun tidak bisa diganggu gugat. “Dalam kurun waktu 2025-2030, Pemkot Surabaya berencana membangun 10 SMP dan empat SD baru dengan anggaran Rp128 miliar,”.
Baca Juga : Presiden Prabowo, Arahan pada jajaran Menteri dan Wamen, tentang Pemberantasan Korupsi
Pada sektor kesehatan, Pemkot mengalokasikan Rp2,7 triliun untuk penguatan layanan Puskesmas dan rumah sakit. Selain itu, program beasiswa sarjana bagi lebih dari 3.600 anak muda dari keluarga miskin dan pra-miskin akan mendapatkan anggaran Rp55 miliar. Di samping itu, Pemkot Surabaya juga menargetkan penuntasan kemiskinan bagi 69.389 jiwa dari keluarga miskin dan 293.596 jiwa dari keluarga pra-miskin, dengan anggaran Rp1,551 triliun.
Ditegaskan pula olehnya mengenai insentif bagi tenaga kontrak, RT, RW, LPMK, penggali makam, guru agama, tenaga kesetaraan, pengurus rumah ibadah, dan berbagai elemen pelayan publik lainnya dialokasikan Rp1,4 triliun per tahun. “Berbagai program pembangunan lainnya juga akan dikembangkan, termasuk dukungan untuk UMKM, ketahanan pangan, pariwisata, olahraga, dan kesenian”.