Warta21.com – Selama 12 tahun tinggal di Surabaya, jelas tak pernah tebersit dalam pikiran Dini Sera Afrianti jika bakal mengakhiri cerita perjalanan hidupnya di tangan Ronald Tannur.
Ronald Tannur baru dipacari sejak lima bulan lalu. Namun, pada 4 Oktober menjadi hari terakhir untuk kisah cinta keduanya, Ronald Tannur dan Dini Sera Afrianti.
Hari ini (10/10), Polrestabes Surabaya menggelar perkara kasus penganiayaan Ronald Tannur yang menyebabkan Dini tewas. Ada 41 reka adegan dalam rekonstruksi di Lenmarc Surabaya.
Meski telah melakukan rekonstruksi, hingga kini, polisi belum membeberkan motif Ronald Tannur menganiaya Dini Sera Afrianti hingga tewas. Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya Kompol Teguh Setiawan mengatakan, masih melakukan rekonstruksi dan belum tuntas. Dia meminta agar menunggu rekonstruksi tuntas.
”Nanti, masih rekonstruksi. Nanti ketika kesimpulan selesai,” ujar Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya Kompol Teguh Setiawan.
Dari rekonstruksi di Lenmarc Mal Surabaya, Ronald Tannur mulai menganiaya Dini Sera Afrianti. Salah satunya menganiaya Dini menggunakan botol miras.
Ronald Tannur ditetapkan sebagai tersangka pada Kamis (5/10). Atas kematian dari Dini Sera Afrianti, 27. Perempuan asal Jawa Barat itu tewas setelah dianiaya kekasih yang dipacari 5 bulan itu di basemen Lenmarc Surabaya.
Sebelumnya, pukul 21.00, keduanya karaoke bersama lima kawannya di BlackHole Lenmarc pada 4 Oktober. Namun, ketika di lantai basemen, keduanya terlibat cekcok. Hingga berujung tewasnya Dini Sera Afrianti di Surabaya.
Ronald Tannur diketahui anak dari Edward Tannur, anak dari anggota DPR RI Fraksi PKB dapil NTT.
Sumber : jawapos.com
Baca Juga : Gibran Jadi Cawapres Prabowo? Airlangga dan Zulhas Buka Suara
