Warta21.com – Mendekati H-2 Lebaran 2023, ruang tunggu Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya terlihat ramai. Beberapa penumpang duduk di kursi tunggu, bahkan cukup banyak di antara mereka mengggelar tikar di lantai.
Di Sudut ruang tunggu sementara Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, ada seorang pria memakai topi, mengenakan kaos lengan panjang dan setelan celana jeans.
Matanya selalu mengamati siapa saja yang lalu lalang dari pintu keluar. Kalau ada penumpang yang membawa banyak barang, ia dekati sembari bilang “Ada yang bisa dibantu?”. Tak jarang ia mendapat respons ketus dari orang yang disapa.
Pria itu bernama Moch Soleh (42), sudah hampir 20 tahun terakhir ia kerja menjadi seorang jasa panggul alias portir di Pelabuhan Tanjung Perak.
Mendekati lebaran, ia mengaku kerja lebih keras dari hari-hari biasa. Ia lebih sering riwa-riwi tempat parkir, ruang tunggu hingga di lokasi kapal sandar.
Soleh menawarkan jasa panggul dengan harga bervariatif. Kalau lebih dari delapan, biasanya ia mematok antara harga Rp 100-150 ribu.
Tapi, uang itu tidak bisa dinikmati Soleh sendiri. Barang sebanyak itu, biasanya Soleh meminta bantuan 2-3 orang teman.
Ditambah lagi, ternyata menjadi seorang portir tidak bisa mendapat pemasukan setiap hari. Sebab kapal khusus angkutan penumpang sandar tidak setiap hari.
“Contohnya pas momen mudik ini dua hari terakhir (19-20), sama sekali gak ada kapal penumpang penumpang sandar, ya sudah nganggur di pelabuhan,” katanya.
Hasan salah seorang portir lainnya mengatakan, sebagaian besar portir di Tanjung Perak ialah warga asal Madura. Minimnya penghasilan dari jasa portir banyak di antara mereka memutuskan tinggal di pelabuhan. Setelah uang terkumpul, baru pulang ke rumah.
“Kalau ngekos kan mahal. Ya sudah tidur di masjid pelabuhan, pulang ke Madura dua hari sekali,” pungkasnya.
Sumber : tribunnews.com
Baca Juga : KAI Commuter Prediksi Pengguna KA Lokal Surabaya Meningkat pada Momen Mudik Lebaran