Yogyakarta, 11 November 2024 – Sejumlah petani susu di kawasan Sleman, Yogyakarta, menggelar aksi protes unik untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap anjloknya harga susu yang terjadi belakangan ini. Dalam aksi tersebut, para petani yang tergabung dalam kelompok Petani Susu Sejahtera melakukan “mandi susu” di tengah sawah sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap merugikan mereka.
Tertarik baca berita lainya,kunjungi kami di googlenews
Aksi ini dimulai pada pagi hari dengan sekitar 20 petani susu yang membawa ember-ember besar berisi susu segar, kemudian menuangkan susu tersebut di tubuh mereka dan di area sawah yang biasa mereka kelola. Para petani berharap bahwa aksi ini dapat menarik perhatian publik serta pemerintah terkait untuk segera menanggapi krisis harga susu yang mereka alami.
Seorang petani susu, Slamet (47), yang turut serta dalam aksi tersebut, mengatakan, “Harga susu sekarang sangat rendah, kami sudah berusaha keras, tapi biaya produksi terus meningkat. Kami merasa seperti ditindas. Dengan aksi ini, kami ingin menunjukkan betapa sulitnya hidup kami sebagai petani susu.”
BACA JUGA : Dari Beijing, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Washington DC
Menurut para petani, harga susu segar yang diterima oleh mereka dari pengumpul atau pabrik saat ini hanya berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per liter, padahal mereka harus mengeluarkan biaya produksi yang lebih tinggi, termasuk biaya pakan ternak dan perawatan sapi. Biaya yang tidak sebanding dengan harga jual ini menyebabkan banyak petani mengalami kerugian yang signifikan.
Ketua Kelompok Petani Susu Sejahtera, Ibu Rina (53), menjelaskan bahwa mereka merasa tidak ada perhatian serius dari pemerintah maupun perusahaan pengolah susu yang lebih besar. “Kami tidak punya daya tawar yang kuat, sementara pabrik-pabrik susu terus menekan harga. Kalau kondisi ini terus berlanjut, banyak petani susu akan gulung tikar,” ujarnya.
Aksi mandi susu ini bukan hanya simbol protes, tetapi juga menggambarkan frustrasi para petani yang merasa bahwa usaha mereka tidak dihargai dengan pantas. Beberapa petani juga membawa poster yang bertuliskan “Kami Butuh Harga Layak untuk Susu” dan “Petani Susu Tertindas”.
Pemerintah daerah setempat telah merespons aksi ini dengan menyatakan bahwa mereka akan memanggil pihak terkait, termasuk asosiasi pengumpul dan pabrik susu, untuk mencari solusi atas masalah harga ini. Namun, hingga saat ini, belum ada keputusan yang signifikan mengenai upaya perbaikan harga susu.
BACA JUGA : Menuju Hari Pahlawan 2024, Surabaya Kenang Jasa Pahlawan dengan Beragam Kegiatan
Sementara itu, aksi mandi susu ini menarik perhatian warga sekitar dan para pengguna jalan yang melintas, yang tampak penasaran dengan protes yang dilakukan. Banyak di antara mereka yang mengungkapkan rasa simpatinya terhadap perjuangan petani susu, meskipun sebagian juga terkejut melihat cara unik yang dipilih oleh para petani.
Dengan aksi ini, para petani berharap dapat mendorong pemerintah dan pihak terkait untuk memberikan perhatian lebih terhadap sektor peternakan susu dan memastikan agar harga susu di pasar lebih adil bagi mereka yang bergantung pada komoditas tersebut.
Aksi mandi susu ini menjadi simbol perjuangan petani yang berharap agar kesejahteraan mereka dapat terjamin dan harga susu bisa kembali stabil.