Warta21.com – Tumpukan material berupa pulau timbul di permukaan air di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, pasca gempa berkekuatan magnitudo (Meter) 7, 5 mengguncang Maluku Tenggara Barat. Tumpukan material berupa pulau seragam pula sempat terjalin di Nias pasca gempa pada 2005 silam.
” Penaikan sempat terjalin pasca gempa Nias tahun 2005 yang menunjukkan fakta sesar ataupun patahan naik di barat Pulau Nias,” kata Penyelidik Bumi Madya, Pusat Vulkanologi serta Mitigasi Bencana Geologi( PVMBG), Supartoyo dikala dihubungi, Selasa( 10/ 1/ 2023).
Supartoyo belum bisa membenarkan apakah tumpukan material menyamai pulau itu sama semacam tumpukan material di Nias. Ia menyebut butuh dicoba penelusuran lebih lanjut.
” Buat wilayah di Kepulauan Tanimbar bisa jadi butuh informasi geologi sebanyak bisa jadi saat sebelum merumuskan fenomena perihal tersebut,” ucapnya.
Supartoyo mengantarkan tumpukan material yang tercipta di Nias dikala itu tersebar di beberapa tempat. Walaupun demikian, tumpukan material menyamai pulau di Tanimbar terletak di zona yang sama dengan di Nias ialah penunjaman yang sifatnya collision tidak menciptakan magma.
” Jadi jika di Nias itu kan agak luas sebarannya, jadi bukan setempat satu pulau. Jika yang Tanimbar ini aku kurang ketahui, apakah cuma lokal ataupun terdapat tempat lain pula yang hadapi semacam ini. Bisa jadi aku butuh data- datanya, koordinat setelah itu sebaran yang material terangkat ini apakah cuma di mari aja ataupun pula di tempat lain,” kata Supartoyo.
” Jika di Nias ia agak sedikit luas kemudian akhirnya berkaitan dengan patahan lain yang terdapat di situ pada zona penunjaman. Jika buat permasalahan Tanimbar ini kan zona penunjaman pula hanya ia sifatnya istilahnya collision, benturan antara 2 lempeng yang tidak menciptakan magma, tidak menciptakan vulkanik gunung api,” jelasnya.
Supartoyo menuturkan berbeda dengan di Nias serta Tanimbar, material berupa pulau yang terdapat di Sumatera serta Jawa menciptakan magma sebab terletak di zona yang berbeda. Sehingga tercipta gunung berapi.
” Jika di Sumatera, Jawa, itu kan benturan antar lempeng menciptakan magma serta menyebabkan terjadinya serangkaian gunung berapi. Jika di laut ini tidak, istilahnya collusion, jadi kira- kira nyaris sama dengan di Himalaya collision,” ucapnya.
Ia berharap timbulnya pulau di Tanimbar itu tidak beresiko. Ia mengantarkan grupnya hendak menghadiri posisi serta mengambil beberapa informasi buat berikutnya ditindaklanjuti.
” Nah itu kita butuh informasi buat ini, apakah ini informasi luas ataupun cuma setempat. Jika cuma setempat juga jadi persoalan mengapa cuma di sana, di tempat lain tidak. Mudah- mudahan aja jika bercermin dari Nias itu tidak membahayakan, itu relatif tidak membahayakan sehabis fenomena tersebut timbul. Kami merancang terdapat regu yang ke situ, kami dialog dahulu sebab kesampaian di wilayah sanannya kan tidak gampang. Kita diskusikan kita usulkan terdapat regu yang ke situ dapat mengambil bermacam informasi tercantum koordinat,” imbuhnya.
Timbul Pulau di Tanimbar
Lebih dahulu, pulau timbul di permukaan air di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, pascagempa berkekuatan magnitudo 7, 5 mengguncang Maluku Tenggara Barat pada Selasa dini hari. Saat ini warga dekat melaksanakan evakuasi akibat kemunculan material berupa pulau itu.
” Penemuan di Desa Teinaman, Kecamatan Tanimbar Utara, gempa berkekuatan magnitudo lebih dari 7 menyebabkan timbulnya tumpukan material sehingga membentuk pulau,” kata Kepala Desa Teinaman Kecamatan Tanimbar Utara, Bony Kelmaskossu, dilansir Antara, Selasa( 10/ 1/ 2023).
Akibat fenomena itu, warga Desa Teinaman panik serta khawatir sehingga buat sedangkan waktu mengungsi.
” Kebijakan yang ditempuh, kami arahkan warga buat mengungsi sedangkan waktu,” kata Bony Kelmaskossu.
Dia berharap pemerintah serta lembaga teknis terpaut menindaklanjuti fenomena yang terjalin di desa itu.
Secara terpisah, Koordinator Bidang Informasi serta Data BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Ambon Luthfy Pary menarangkan ihwal fenomena pulau yang timbul di Desa Teinaman. Luthfy mengaku belum dapat menginformasikan lebih perinci terpaut perihal itu sebab butuh kajian lebih mendalam.
Ada pula sebutan yang mirip dengan fenomena ini merupakan mud volcano, namun butuh dikaji lebih dalam.
” Data yang kami peroleh belum lengkap apakah fenomena itu memanglah murni disebabkan oleh akibat ikutan akibat gempa ataupun bukan, sepanjang ini kami belum memperoleh data yang akurat,” ucapnya.
Dikenal gempa bumi tektonik magnitudo 7, 5 pada Selasa dini hari. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7, 37° LS serta 130, 23° BT, ataupun tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 Kilometer arah barat laut Maluku Tenggara Barat, Maluku, pada kedalaman 130 kilometer.
Dengan mencermati posisi episenter serta kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjalin ialah tipe menengah akibat terdapatnya kegiatan subduksi Laut Banda.