pure breed golden dog standing on golden dert sand with blue sky in the background

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Rasullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ فَنَزَعَتْ خُفَّهَا فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا فَنَزَعَتْ لَهُ مِنْ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَ

“Seorang wanita pezina diampuni oleh Allah. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya di sisi sebuah sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan. Si wanita pelacur tersebut lalu melepas sepatunya, dan dengan penutup kepalanya. Lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya ini, dia mendapatkan ampunan dari Allah” (HR. Al Bukhari no.3321, Muslim no.2245).

cerita yang di ambil dari hadist riwayat Bukhari Muslim tentang pelacur yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing adalah Shohih dan bukan hanya menjadi cerita namun juga menjadi alasan yang sangat populer dikalangan masyarakat kita.

Tertarik baca berita lainnya, kunjungi kami di googlenews

Masalahnya saat ini, cerita  ini tidak hanya digunakan oleh sebagian orang untuk melegitimasi perbuatan maksiat tetapi dijadikan juga menjadi alasan untuk tidak perlu menerapkan ajaran Islam.

Karena menurut mereka: “Pelacur saja masuk surga, maka pelaku maksiat yang lain pun bisa masuk surga. Asalkan baik kepada binatang dan baik kepada orang lain” sehingga mereka terus bermaksiat.

Juga kata mereka: “Selevel pelacur pun bisa masuk surga. Maka tidak perlu terlalu serius dan mendalam mempelajari agama dan menerapkannya. Karena orang yang jauh dari agama saja bisa masuk surga.” – Sumber: muslim.or.id

Pemahaman yang asal dan dangkal tanpa didasari Ilmu, dan dicerna dengan akhlak serta akidah, dan juga tanpa didasari muhasabah ini, akan menjadikan tersesatnya generasi penerus.

Sebagai rujukan dan pertimbangan, cerita dari hadist tersebut hanyalah sepenggal, tidak terdapat kelanjutannya, apakah setelah memberikan minum pada Anjing tersebut lalu kemudian sang pelacur wafat dalam kondisi yang telah diampuni oleh Allah, ataukah setelah memberi minum pada anjing tersebut sang pelacur kemudain bertaubat dan tawakal di jalan Alloh?

Banyak hal yang ditinggalkan dan ditanggalkan untuk melegitimasi dan pembenaran terhadap perbuatan maksiat dengan bersandar pada hadist tersebut.

Baca Juga : Jadwal Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2025 di Kota Surabaya

Memaknai dari hal ini adalah dengan Muhasabah dan menambah pengetahuan ilmu kit melalui majelis ilmu atau tabligh, di awal yang patut kita wajib sadari adalah:

  1. Agama Islam diturunkan adalah untuk memperbaiki akhlak dan sebagai panduan hidup agar tidak tersesat pada perbuatan maksiat dan kemunkaran.
  2. Adanya hak prerogatif Allah yang tak bisa diganggu gugat oleh manusia. Hak absolut Allah untuk  menentukan siapa yang berhak diampuni semua dosa dosanya dan siapa siapa saja yang dijadikan penghuni surga.
  3. Orang yang mati dalam keadaan masih memiliki iman dalam hatinya, kemudian ia mati dalam keadaan membawa dosa besar, maka statusnya tahtal masyi’ah. Artinya nasibnya di akhirat tergantung kehendak Allah ta’ala. Bisa jadi Allah ampuni dia, bisa jadi Allah azab dia. Selama dosa tersebut bukan dosa kesyirikan.
  4.  Berpeganglah pada hadist Shohi yang lain Innamal a’malu binniyat artinya “Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya”. (HR. Bukhari dan Muslim). Jadi selalulah berniat baik dan beritikad baik serta berprasangka baik saat akan melakukan sesuatu yang tidak keluar dari jalur akidah. Karena niat wanita pezina tadi adalah niat yang baik dan kemudian dia lakukan untuk kebaikan pula, maka mungkin oleh sebab itulah dosanya di ampuni oleh Allah Azza Wa Jallah.
  5.  Berpegang pula pada Hadist Shohi yang lain yaitu; Innamal a’malu bil khawatimu “Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya”. [HR Bukhari]. Dapat sedikit diterjemahkan begini: mungkin ada sebagian orang yang nampak beramal dengan amalan yang baik, akan tetapi ternyata di akhir hayatnya ia mendapat penutup yang buruk. Mengutip dari kisah pelacur tersebut, mungkin setelah memberi minum pada si Anjing lalu kemudian dia wafat, maka mungkin saja pada saat dia wafat atau di akhir hidupnya dia mendapat ampunan dari Alloh Aza Wa Jallah, dan bisa diartikan dia mendapat penutup amalan yang baik, sehingga dapat ampunan.

Di bulan suci Ramadhan ini, marilah kita sama sama memperkaya ilmu dan wawasan kita. Agar kita tidak bersandar pada hadist shohi yang penuh kebenaran namun salah kita implementasikan dan menjadikan kita berjalan di jalur yang keliru dan tersesat.

“Wallahu a’lam bishawab” Hanyalah Allah yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya, “Kebenaran hanya datang dari Allah dan kesalahan datang dari manusia itu sendiri”

Artikulli paraprakWOW…, Segera Take Off Indonesia Airlines, Maskapai Baru di Indonesia
Artikulli tjetërKim Soo Hyun “dianggap” sebagai penyebab kematian Kim Sae Ron

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini