Warta21.com – Jam menunjukkan pukul 04.00, namun hujan belum juga reda di pos pertama jalur pendakian kawah Ijen di kawasan Paltuding, Kabupaten Bondowoso, Sabtu (8/7).
Tetiba tak berselang lama ada seorang perempuan muda dengan senyum simpul memperkenalkan diri dengan nama Vila. “Saya nanti yang akan mendampingi bapak dan ibu,” ucapnya.
Kebetulan saat itu adalah kegiatan Ijen Summit 2023 yang dihadiri puluhan wartawan dari Kelompok Kerja Grahadi. Dan mayoritas wartawan ini bukanlah sosok pendaki yang berpengalaman, bahkan banyak yang sama sekali k ke kawah Ijen.
Meskipun hujan belum reda ketika itu, Vila mulai sibuk mengabsen satu per satu wartawan yang ingin mendaki. Dan setelah itu diputuskan untuk dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok berisikan 14 orang.
Meski hujan belum juga reda ketika itu, agenda pendakian tetap dilanjutkan. Dengan mengenakan jas hujan atau mantel yang tipis tetap bisa digunakan agar air tak terlalu banyak membuat baju cepat basah.
Kami pun kemudian segera bergegas mendaki. Dengan melewati satu demi satu pos yang ada. Kawah Ijen sendiri memiliki ketinggian 2.386 MDPL (meter dar permukaan laut).
Sampai di pos pertama, ketika itu hujan masih belum juga reda. Kami diberi kesempatan untuk istirahat di sana sekitar lima menit saja.
Selanjutnya ada pos kedua, pos ketiga dan pos keempat. Setelah melalui pos keempat, jalur pendakian semakin curam menanjak. Sehingga bagi pendaki pemula akan sering lebih banyak istirahatnya.
Kemudian ketika sampai di pos enam, bagi pendaki yang ingin membeli pertambahan bekal ada warung kecil di sana. Menyediakan makanan ringan seperti mie serta berbagai minuman hangat lainnya.
Setelah berjalan kaki santai sekitar tiga jam lebih sampai lah kami di Kawah Ijen. Pemandangan yang luar biasa tersaji di sana. Rasa lelah mendaki terbayar lunas dengan pemandangan alam yang luar biasa serta udara yang segar.
Bau belerang terasa begitu menyengat pagi itu. Bau tersebut terbawa bersama angin dan kabut tebal ke udara.
Namun tak perlu khawatir, karena bau belerang pada pagi hari tersebut masih dalam batas wajar dan tak mengandung racun. Sehingga tak ada dari kami satu pun yang harus terpaksa menggunakan oksigen kaleng yang sudah disediakan.
Akhir pekan tersebut benar dimanfaatkan ratusan wisatawan untuk menikmati pemandangan di Kawah Gunung Ijen. Wisatawan ini tak hanya lokal saja tapi juga banyak wisatawan asing karena status Gunung Ijen yang sudah dinobatkan menjadi UNESCO Global Geopark (UGG).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jatim, M. Yasin yang ikut mengawal rombongan memuji keindahan Kawah Gunung Ijen. “Kalau sudah sampai puncak nikmat sekali. Dan memang harus sampai puncak,” ujarnya.
Yasin bahkan mengaku bukan hanya sekali saja mengunjungi Kawah Ijen. Dia sudah kembali kedua kalinya ke puncak Kawah Ijen.
Dia menjelaskan assesment Ijen Geopark oleh UNESCO pada tanggal 9 – 13 bulan Juni 2022. Ijen Geopark dinyatakan lulus sidang Council UNESCO yang digelar di Provinsi Satun, Thailand pada 5 September 2022. Pada sidang tersebut Geopark Ijen dinyatakan lolos dengan nilai terbaik diantara geopark lain.
Dan pengumuman dan pengesahan resmi Geopark Ijen sebagai Unesco Global Geopark (UGGp) dilaksanakan pada agenda 216th Session of the Executive Board yang berlangsung di Markas UNESCO di Paris, Prancis, pada 24 Mei 2023.
“Adapun penyerahan sertifikat resmi kepada UGGp yang baru akan dilaksanakan pada bulan September 2023 di Maroko. Disampaikan juga bahwa UNESCO telah mengundang secara resmi perwakilan Geopark di dunia termasuk Geopark Ijen dan Geopark lainnya di Jawa Timur,” imbuhnya.
Sumber : jatimtimes.com
Baca Juga : Selain Surabaya, Tugu di Indonesia yang Didesain Kelewat Kreatif