Warta21.com – Sepanjang hidup, kemauan manusia dalam mengeksplorasi musik baru bisa bertambah maupun berkurang. Anak-anak pada umumnya senang mendengarkan musik yang tidak biasa sampai usia sekitar 11 tahun.
Pada masa remaja keterbukaan terhadap musik terlihat berkurang, tetapi juga diiringi dengan peningkatan minat yang kuat pada musik secara umum. Keterbukaan ini semakin meningkat selama masa dewasa atau muda dan menurun seiring bertambahnya usia.
Pada sebuah studi berskala besar tahun 2013 lalu, perubahan perilaku ini dikonfirmasi melalui lebih dari 250.000 peserta. Selain itu, studi ini menunjukkan bahwa jumlah musik yang kita dengarkan berkurang seiring bertambah usia. Selama masa remaja, jumlah musik yang kita dengar berkurang dari yang awalnya 20% menjadi 13% pada masa dewasa. Demikian dikutip dari IFL Science.
Pada remaja, musik digunakan sebagai penanda identitas dan terlibat dengannya untuk bergabung dalam lingkungan sosial. Sementara, untuk orang dewasa telah mengembangkan kepribadian dan membentuk kelompok sosial. Maka dari itu, upaya untuk terlibat dengan musik baru berkurang.
Selain itu, para peneliti juga mengungkapkan adanya perubahan kebiasaan mendengar musik dalam konteks usia terletak pada ketajaman pendengaran, khususnya penurunan toleransi terhadap suara keras dan frekuensi tinggi yang menjadi salah satu penyebab berkurangnya minat pada musik baru bagi sebagian orang.
Riset juga memperlihatkan berkurangnya konsumsi musik pada orang dewasa adalah karena kesibukan. Mereka memiliki lebih sedikit waktu untuk mengeksplorasi minat musik mereka daripada orang yang lebih muda.
Remaja cenderung memahami dan sadar dengan apa yang mereka dengarkan. Sementara, orang dewasa menggunakan musik sebagai motivasi atau mengiringi aktivitas seperti olahraga atau tugas-tugas kasar.
Ada beberapa ungkapan bahwa selera orang atau ‘image’ seseorang dibentuk dari musik yang pertama kali mereka jumpai saat masa remaja. Hal ini didukung gagasan bahwa otak berkembang ke titik di mana kita dapat sepenuhnya memproses apa yang kita dengar. Selain itu, emosi pubertas meningkatkan ikatan ingatan yang kuat dan bertahan lama.
Ilmu neurosains memberikan beberapa fakta menarik tentang bagaimana dan kenapa selera musik kita berkembang. Sebenarnya, bayi juga menunjukan ketertarikannya pada musik dengan mendengar dari dalam rahim.
Apa yang dianggap sebagai selera musik sebenarnya hanyalah reaksi dopamin yang timbul dari pola yang dikenali otak dan menciptakan ekspektasi akan kesenangan berdasarkan kesenangan masa lalu. Ketika kita berhenti secara aktif mendengarkan musik baru, hubungan antara pola selera musik dan kesenangan terputus.
Penelitian sebenarnya menganjurkan bahwa selera musik tidak perlu mengapur, justru dapat terus berkembang sepanjang hidup manusia.
Tips Memperluas Kegemaran Mendengar Musik
Berikut adalah beberapa tips jika ingin terus memperluas kegemaran mendengar musik kalian dari zaman remaja:
- Mengembangkan berbagai mode untuk mendengarkan musik, termasuk dalam bentuk konser,pengiring aktivis lain, dan aktivitas bersifat sosial
- Membiasakan mendengarkan musik
- Penasaranlah dengan apa yang didengarkan. Hal ini dapat membantu otak membentuk pola baru dengan mengetahui sesuatu di balik musik tersebut.
- Gigih dan sabar. Jangan menaruh justifikasi pada suatu musik dengan cepat karena tidak bisa segera menyukainya. Perlu diingat bahwa semakin banyak mendengarkan maka semakin baik untuk otak dalam memicu respons kesenangan.
- Mencari rekomendasi musik dari teman. Manusia memiliki kecenderungan akan mendengarkan musik yang disarankan oleh seseorang yang mereka sukai atau kagumi.
- Tetap mendengarkan musik yang disukai, tetapi bersedia untuk meninjau kembali apa yang kita percayai mengenai sebuah musik, contohnya, “Saya benci jazz.”
- Tidak harus mengikuti tren musik baru.
Sumber : detik.com
Baca Juga : Hoobastank Manjakan Telinga Penggemar Surabaya di Konser Summerhype Festival 2023