Warta21.com- Dari hasil penelusuran Komisi C DPRD Surabaya, proyek penanganan banjir masih 50 persen. Padahal, fasilitas itu dibutuhkan untuk menghadapi musim hujan yang diprediksi turun akhir tahun ini.
Proyek Genangan Yang Belum Tuntas
”Saya lihat masih banyak pekerjaan yang kurang. Jadi, harus dikebut,” kata Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono kemarin (1/9).
Proyek genangan yang belum tuntas, antara lain, pengerjaan saluran tengah kota. Misalnya, pemasangan box culvert di beberapa tempat. Yakni, di Jalan Panglima Sudirman, Jalan Kenari, dan Jalan Embong Kenongo.
Masih ada saluran yang bolong sehingga membahayakan pengguna jalan. Saluran itu harus terkoneksi satu sama lain. Dengan demikian, saat hujan deras, debit air diharapkan tidak meluap.
Pemkot melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya menargetkan pekerjaan tuntas 15 Desember. Tapi, dewan mendesak agar proyek selesai sebelum Desember. ”Desember kelamaan. Karena nanti keburu hujan lagi,” tegas Baktiono.
Anggaran Penanganan Banjir 2022 ditambah Sekitar Rp 50 Miliar
Anggaran penanganan banjir 2022 ditambah sekitar Rp 50 miliar. Dana itu ditambahkan dengan mekanisme mendahului perubahan anggaran keuangan (MPAK). Pembahasan tidak melalui komisi, tapi hanya melibatkan pimpinan DPRD. Dengan demikian, anggaran tambahan itu bisa segera digunakan.
Nah, dalam pemanfaatan anggaran tambahan Rp 50 miliar, dewan meminta ada kajian dan skala prioritas. Anggaran itu harus diprioritaskan di kawasan pinggiran yang rawan tergenang air. Baik genangan karena luberan air hujan maupun air laut atau banjir rob. ”Banyak kawasan yang rawan genangan di kawasan pinggiran. Seperti ini segera dibenahi,” tegas politikus PDIP itu.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati menambahkan, ada beberapa titik rawan genangan yang harus segera ditangani. Penanganannya tidak boleh parsial, tetapi harus menyeluruh. Mulai dari hulu sampai ke hilir.
Membuat Sudetan dan Penambahan Pompa
Itu bisa dilakukan dengan membuat sudetan dan penambahan pompa di titik yang secara sistem harus segera diperbaiki. Contohnya, mulai dari kawasan Jambangan sebagai hulu hingga ke hilir di Wonorejo. ”Hulu sampai hilir di Wonorejo perlu tambahan pompa dan sudetan,” papar Aning.
Dia menyampaikan, kawasan Jambangan sampai Wonorejo harus ditangani secara menyeluruh. Mulai penambahan pompa hingga normalisasi dan naturalisasi saluran. Termasuk pembuatan sudetan baru jika saluran utama tidak mampu menampung air lagi.
Politikus PKS itu meminta pekerjaan bisa dilakukan sampai akhir tahun ini. Anggarannya bisa menggunakan dana dalam MPAK. ”Di titik tertentu sangat perlu juga boezem. Tapi, mungkin bisa tahun depan,” ucap alumnus ITS itu.
Baca Juga: Surabaya Buka Layanan Sayang Warga, Ini Fungsinya!
sumber: jawapos.com, dan beberapa sumber.