Warta21.com- Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi) Gildas Deograt Lumy menduga hacker Bjorka berasal dari Indonesia. Informasi ini diungkap Gildas dalam Podcast Deddy Corbuzier.
Dalam channel YouTube-nya, Deddy bertanya kepada Gildas, apakah sosok Bjorka adalah orang Indonesia?
“Saya secara pribadi juga berkesimpulan yang sama, paling tidak orang Indonesia,” katanya menjawab pertanyaan Deddy, dikutip Rabu (14/9/2022).
Namun, hal tersebut masih dugaan karena identitas Bjorka hingga saat ini belum bisa diketahui secara pasti.
Terkait kebocoran 1,3 miliar data registrasi kartu SIM prabayar, Gildas mengungkapkan kalau Bjorka bukan sosok yang melakukan peretasan.
“Paling tidak untuk kasus yang 1,3 miliar data, dia beli dari orang lain. Ini sudah kami telusuri,” tutur Gildas menjelaskan.
Ia memaparkan, ekosistem dalam dark web secara umum bukan peretasnya yang langsung menjual data.
“Jadi yang menemukan celah keamanan atau eksploitasi itu orang lain dan yang menjual data pun orang yang berbeda,” ucap Gildas.
Ia menambahkan, kalau melihat internet sebagai gunung es, dark web itu berada di paling bawah.
“Isinya 99 persen adalah penjahat (hacker jahat), aparat penegak hukum atau kelompok yang melakukan investitigasi terkait keamanan siber.
Untuk diketahui, saat ini Gildas beserta timnya juga turut membantu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Pertahanan untuk keamanan siber.
Hacker Indonesia Klaim Bongkar Identitas Asli Bjorka, Benarkah dari Cirebon?
Sebelumnya, sejumlah pengguna media sosial mulai mengeluarkan klaim terkait identitas asli dari akun Bjorka yang melakukan pembocoran data sejumlah instansi, serta data-data pribadi para pejabat Indonesia.
Salah satunya adalah pengguna Instagram dengan akun @volt_anonym. Pengguna yang mengklaim diri sebagai hacker Indonesia ini menuding sebuah akun sebagai orang di balik hacker Bjorka yang diduga dari Cirebon, Jawa Barat.
“Data yang katanya 133M dari meretas Kominfo tidak lebih isinya cuma 200 data saja dan itu pun di copy sehingga banyak data yang sama seolah-olah data yang dia curi sebanyak 133M padahal cuma 200 an,” tulis akun @volt_anonym.
“Ini sama saja data dump (sampah) yang sudah banyak kadaluarsa,” tulis akun tersebut, seperti dikutip dari akun @volt_anonym pada Rabu (14/9/2022).
Akun tersebut juga mengklaim data yang diambil Bjorka yang katanya sebanyak 133 juta. Ia bahkan menuding hacker Bjorka memiliki tim.
“Aing tau lu punya tim,lu bagian pansos dan tim lu bagian sebar data dan repost,” kata akun itu.
Menurut akun itu, berdasarkan data yang dia dapat, si pembocor hanya menyalin lalu meng-input lagi seterusnya, sampai jumlahnya menjadi banyak.
“Disitu kelen bisa melihat data yang sama, jadi mereka cuma copy lalu input lagi dan seterusnya sampai jumlahnya banyak sehingga seolah-olah data yang mereka curi itu sebanyak 133M. Padahal ya cuma 200 an doang dan itu pun data dump,” tulis akun yang mengklaim sebagai hacker itu.
Kata Pengamat Keamanan Siber Soal Hacker Bjorka
Terlepas dari tebak-tebakan warganet dan orang yang mengklaim sebagai hacker Indonesia tentang identitas asli Bjorka, Pengamat Keamanan Siber Alfons Tanujaya menyebut, Bjorka memang terlihat mendalami isu-isu yang terjadi di Indonesia. Namun hal tersebut tidak menjamin bahwa Bjorka adalah orang Indonesia.
“Bisa saja akunnya dipinjamkan ke orang Indonesia, atau teknik lainnya,” ujar Alfons.
Sementara, Pakar Keamanan Siber CISSRec Pratama Persadha berpendapat, hacker Bjorka kemungkinan adalah kelompok hacker dan bukan ulah perseorangan. Di mana, di anggota kelompok memiliki keahlian masing-masing.
“Bjorka ini menurut saya ada satu grup, mereka ada yang bisa melakukan peretasan, ada yang menerima setoran data-data yang bocor, dan ada yang berperan menjual atau mempublikasikan di media sosial,” tutur Pratama.
Baca Juga: Indodax Ada Kebocoran Data? Begini Penjelasan CEO!
sumber: liputan6.com, dan beberapa sumber.