Di tengah riuhnya dunia hiburan yang sering kali menuntut kesempurnaan instan, Denada muncul dengan pemotretan bertema Queen Pink Butterfly—sebuah pernyataan visual yang tak hanya memanjakan mata, tapi juga mengundang tafsir.
Gaun satin merah muda rancangan Migi Rihasalay membalut tubuh Denada dengan kelembutan yang kontras dengan kekuatan simbolik kupu-kupu yang menghiasi rambut dan siluetnya. Ini bukan sekadar estetika. Ini adalah metafora hidup.
Tertarik baca berita lainnya, kunjungi kami di googlenews
Kupu-Kupu: Simbol yang Menari di Antara Luka dan Cahaya
Kupu-kupu merah muda dalam pemotretan ini bukan sekadar aksesori. Ia adalah simbol cinta, transformasi, dan kebahagiaan —tiga elemen yang merangkum perjalanan Denada dari masa-masa kelam menuju versi dirinya yang kini lebih percaya diri dan bersinar.
Setelah menjalani serangkaian prosedur kecantikan, termasuk rhinoplasty, ponytail lift, forehead lift, dan pore surgery, Denada tak hanya mengubah wajahnya, tapi juga cara ia memandang dunia. Ia tak lagi bersembunyi di balik trauma, melainkan menari di atasnya.
Baca Juga: HULKAMANIA BERAKHIR..! Hulk Hogan Tutup Usia, Dunia Gulat Berduka
Visual yang Menyuarakan Elegi dan Euforia
Pemotretan ini ditata oleh Wisnu Dwi Praja, fashion stylist yang menyebut tema ini sebagai representasi dari “perjalanan batin yang menemukan cahaya.” Rambut bergelombang panjang, riasan glossy natural, dan pencahayaan lembut menciptakan atmosfer yang nyaris seperti mimpi.
Denada tak hanya tampil cantik. Ia tampil sebagai narator visual dari kisah yang tak semua orang berani ceritakan.
https://lynk.id/warta21_/Q1b9xxp
Di dunia yang sering kali menilai dari kulit luar, Denada memilih untuk menjadikan kulit itu sebagai kanvas. Ia tak meminta maaf atas transformasinya. Ia merayakannya. Dan dalam balutan kupu-kupu merah muda, ia mengingatkan kita bahwa metamorfosis bukanlah pengkhianatan terhadap masa lalu—melainkan penghormatan terhadap keberanian untuk berubah.







