Guncangan Beruntun Menggetarkan Kota Tua Bosporus
Gemuruh tanah belum juga mereda di Istanbul. Setelah lindu bermagnitudo 6,2 menggoyang kota metropolitan Turki itu pada Rabu malam (23 April 2025), Badan Penanggulangan Bencana dan Darurat (AFAD) melaporkan 51 gempa susulan dalam kurun 12 jam pertama. Frekuensinya tinggi—rata‑rata satu kali setiap 14 menit—membuat warga terjaga semalaman.
baca juga : 10 Contoh Soal Penalaran Umum UTBK SNBT 2025
Kronologi & Latar Belakang
Gempa utama berpusat 18 km di timur‑laut Laut Marmara, kedalaman 10 km, menunggangi patahan Anatolia Utara yang juga pernah memicu bencana 1999. “Ini zona dengan akumulasi tegangan tinggi; tidak mengejutkan bila terjadi swarm aftershock,” jelas Dr. Melis Kaya, seismolog Universitas Teknik Istanbul.
Walau parameter magnitudo terbilang sedang, kepadatan penduduk—16 juta jiwa—membuat risiko kerusakan melonjak. Data awal pemerintah kota menunjukkan 37 bangunan retak berat, dua di antaranya sekolah dasar di distrik Kadıköy; tidak ada laporan korban jiwa hingga berita ini disusun.
baca juga : Laba Tesla Anjlok, Elon Musk Siap Tinggalkan Peran di DOGE?
Perkembangan Terbaru di Lapangan
Transportasi: Layanan trem T1 dan jalur metro M4 dihentikan sementara untuk inspeksi rel. Bandara Istanbul tetap beroperasi, namun 24 penerbangan dialihkan.
Ekonomi: Bursa Efek Borsa Istanbul sempat turun 1,8 % pada sesi pembukaan Kamis karena kekhawatiran infrastruktur. Pelaku pasar Indonesia turut mewaspadai rantai pasok baja Turki—mitra impor untuk proyek IKN, menurut analis PT Narada Sekuritas.
Respons Pemerintah: 2.400 personel SAR disiagakan, 5.000 tenda didirikan di 11 taman kota. Presiden Recep Tayyip Erdoğan menegaskan “pemulihan cepat jadi prioritas.”
Potensi Dampak ke Ekonomi Indonesia
Ketergantungan industri konstruksi nasional pada profil baja Turki mencapai 12 % dari total impor 2024. Bila kegiatan pelabuhan Istanbul terganggu lama, harga bahan baku bisa terkerek 3–5 % dalam dua bulan, memengaruhi proyek strategis IKN dan mendesak kebijakan pemerintah terbaru di sektor substitusi impor. Pakar ekonomi UI Dr. Yanuar Rahman menyarankan diversifikasi pasok dari Vietnam dan Korea Selatan untuk meredam tekanan inflasi.
“Stabilitas ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi supply shock global; ini isu terbaru yang butuh respons fiskal adaptif,” ujarnya.
Waspada, Namun Terukur
Seismograf masih mencatat aktivitas minor—tren umum pascagempa tektonik dangkal. Otoritas Turki memperkirakan gempa susulan signifikan (>M 4) bisa berlanjut beberapa hari. Indonesia, sebagai mitra dagang, wajib memantau update berita nasional terkait logistik dan harga komoditas. Bila rantai pasok cepat pulih, dampak ke ekonomi Indonesia dapat ditekan. Untuk saat ini, solidaritas internasional dan mitigasi risiko menjadi kata kunci.