Warta21.com – Saat melintasi kawasan Kertajaya, khususnya di lampu merah perempatan Kertajaya tentu tidak asing dengan adanya patung Airlangga. Patung Airlangga tersebut berbentuk patung Garuda Mukti.
Patung Airlangga sendiri berjumlah dua buah patung yang saling berhadapan terpisah oleh jalan-perempatan. Satu patung garuda mukti menghadap ke arah barat dan satunya lagi menghadap ke arah timur.
Pegiat Sejarah Klasik, TP Wijoyo mengatakan, patung tersebut terinspirasi dari arca Garuda Wisnu yang pernah ditemukan di situs Mojokerto yang sekarang disimpan di museum Trowulan.
Wijoyo menuturkan, patung tersebut dibuat didiletakkan di sana bukan tanpa alasan, salah satunya karena di dekat tempat itu terdapat universitas yang juga memakai nama Airlangga, yakni Universitas Airlangga (Unair) yang juga memakai lambang Wisnu yang sedang menaiki Garuda.
Jadi sebenarnya konsep metodologi dari aliran pemuja Wisnu. Karena Airlangga itu pemuja Wisnu. Makanya sekitar Kertajaya sampai Dharmawangsa pasti memakai konsep itu.
“Sebenarnya terinspirasi kepada simbol metodologi Wisnu yang sedang naik Garuda. Karena tunggangannya Wisnu adalah Garuda dan Syifa tunggangannya Lembu atau Nadi,” kata Wijoyo dari komunitas Begandring Soerabaia ini.
Menurutnya, kisah-kisah Ramayana ada Garuda yang menyelamatkan Sinta dan Rahwana. “Jadi sosok Garuda ini adalah termasuk hewan setia dan rela berkorban. Makanya lambang negeri kita memakai burung Garuda,” terangnya.
Lebih lanjut, Wijoyo menjelaskan, untuk bangunan patungnya, kemungkinan baru dibuat di tahun 1980 sampai 1990-an. “Namun untuk arca yang asli ada di Trowulan Mojokerto,” jelasnya.
Untuk nama Airlangga sendiri adalah Raja Kahuripan yang banyak mengeluarkan prasasti di Jawa Timur, sekitar abad 11 sampai 12.
Sumber : radarsurabaya
Baca Juga : Mengulik Kisah Jalan Dr Soetomo (15) Didesain Khusus dengan Taman di Tengah Jalan